Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pentingnya Susu, Khususnya Anak Tinggi dan Berat Badan Kurang

29 April 2024   13:00 Diperbarui: 29 April 2024   13:10 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam analisis subkelompok, berat badan dasar dan usia, serta durasi intervensi dikaitkan dengan kemanjuran asupan susu dan produk susu terhadap perubahan massa tanpa lemak, persentase lemak tubuh, dan lingkar pinggang. Anak-anak dan remaja berusia 6--18 tahun yang mengonsumsi susu dan produk susu lebih mungkin memiliki fenotip tubuh ramping.

Asupan susu yang disesuaikan dengan rasio kecukupan rata-rata, asupan energi, dan status sosial ekonomi awal dikaitkan dengan tinggi badan; untuk setiap tambahan 8 ons (236 mL) susu yang dikonsumsi per hari selama masa kanak-kanak dan remaja, tinggi badan meningkat rata-rata sebesar 0,39 cm.

Dalam kelompok anak-anak usia 4 tahun, volume susu yang dikonsumsi dikaitkan dengan status berat badan lebih tinggi dan tinggi badan, sedangkan pada usia 5 tahun, konsumsi susu lebih tinggi terus dikaitkan dengan tinggi badan. Mengingat kemungkinan lebih tinggi terjadinya kelebihan berat badan/obesitas jika konsumsi susu 3 porsi setiap hari, penelitian ini mendukung rekomendasi American Academy of Pediatrics saat ini bahwa anak-anak prasekolah mengonsumsi dua porsi susu setiap hari.

Dampak Susu Yang Harus Dikenali

Pada anak dengan berat badan lebh sebaiknya jumlah pemberian susu harus dicermati. Pemberian susu berlebihan harus diwaspadai pada anak dengan berat badan yang lebihan karena banyak penelitian menunjukkan  susu memiliki efek biologis yang unik terhadap penambahan berat badan yang bisa cenderung kegemukan. 

Pemberian susu sapi menginduksi pertumbuhan yang cepat pada anak sapi dalam hal ukuran kerangka dan berat badan. Sebuah studi tinjauan literatur sistematis terhadap 34 artikel menyimpulkan bahwa asupan protein tinggi selama masa bayi dan anak usia dini dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas di kemudian hari.

Konsumsi susu dalam jumlah besar 500 mL per hari pada usia 30--36 bulan dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas pada usia 42--72 bulan dan Anemia Defisiensi besi setelah usia 30 bulan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa orang tua atau wali anak yang mengonsumsi susu >500 mL per hari memerlukan edukasi mengenai pencegahan obesitas dan tidak hanya mengonsumsi produk susu tetapi juga makanan kaya zat besi atau nutrisi penting lainnya yang memiliki kadar rendah dalam susu. 

Pengaruh ketidakcocokan terhadap susu bisa disebabkan karena reaksi simpang makanan bisa karena reaksi alergi susu sapi atau reaksi nonalergi. Alergi susu sapi adalah suatu kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sIstem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap susu sapi. Reaksi hipersensitif terhadap protein susu sapi dengan keterlibatan mekanisme sistem imun. 

Alergi terhadap susu formula  yang mengandung protein susu sapi merupakan suatu keadaan dimana seseorang memiliki sistem reaksi kekebalan tubuh yang abnormal terhadap protein yang terdapat dalam susu sapi. 

Namun, harus diketahui ternyata dalam praktek sehari-hari banyak terjadi "overdiagnosis" alergi susu sapi, anak tidak alergi susu sapi tetapi didiagnosisalergi susu sapi. Sebaiknya anak yang didiagnosis alergi susu sapi, segera dikonsultasi dokter yang berpengalam di bidang alergi imunologi untuk memastikan benarkah anak selama ini mengalami alergi susu sapi ?

Susu Formula Terbaik 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun