Dalam Islam, tidak ada perbedaan dan perdebatan antara keimanan kepada Allah dan ilmu pengetahuan modern. Selama berabad-abad pada Abad Pertengahan, umat Islam memimpin dunia dalam penyelidikan dan eksplorasi ilmiah. Al-Quran sendiri, yang diturunkan 14 abad lalu, memuat banyak fakta kehidupan manusia dan alam semesta dan gambaran ilmiah yang didukung oleh temuan-temuan modern.Â
Salah satunya adalah masalah lama menyusui bayi yang dianjurkan pada ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.Â
Ternyata penelitian terakhir menunjukkan bahwa pemberian ASI direkomendasikan untuk anak usia 2 tahun dengan berbagai alasan ilmiah yang terungkap. Banyaknya muhjizat tulisan Quran yang terbukti dalam dalam sains terkini. Hal inilah yang membuat kagum banyak pakar Kesehatan dunia yang menjadi alasan mereka untuk menjadi mualaf.
Para pakar dalam American Academy of Pediatrics (AAP) sebuah organisasi profesi dokter anak di Amerika  baru belakangan ini mengakui bukti ilmiah tentang menyusui harus dilakukan hingga usia 2 tahun.  AAP ternyata baru merekomendasikan pemberian ASI sampai usia anak 2 tahun sejak tahun 2022.Â
Sepuluh tahun sebelumnya AAP hanya merekomendasikan pemberian ASI Ekslusif 6 bulan dan pemberian ASI hanya sampai 1 tahun. Perubahan rekomendasi terbaru dilakukan AAP tersebut berdasarkan penilaian banyaknya penelitian ilmiah yang banyak menunjukkan manfaat pemberiaan ASI idealnya selama 2 tahun seperti yang telah dianjurkan Quran 1400 tahun yang lalu
Dalam QS Fussilat;53, Allah berfirman: "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur'an itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?"Â Banyak orang mengatakan bahwa dengan mempelajari alam, termasuk diri kita sendiri, dapat membawa kepada pemahaman tentang adanya Tuhan. Alam adalah buku yang menanti untuk dipelajari.Â
Akan tetapi, harapan Tuhan dalam menurunkan ayat di atas tidak selalu dipahami manusia. Surah Yunus/10: 101 adalah salah satu di antara banyak ayat yang memberitahu kita bahwa hanya ilmuwan yang memiliki keimananlah yang dapat memahami Tuhan dengan mempelajari alam.Â
Katakanlah, "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi!" Tidaklah bermanfaat tanda-tanda (kebesaran Allah) dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang yang tidak beriman. (Yunus/10: 101). Al-Qur'an memerintahkan umat Islam untuk "merenungkan keajaiban ciptaan" (Quran 3:191).Â
Seluruh alam semesta yang diciptakan Allah mengikuti dan menaati hukum-hukum-Nya. Umat Islam dianjurkan untuk mencari ilmu, menjelajahi alam semesta, dan menemukan "Tanda-tanda Allah" pada ciptaan-Nya. Untuk sebuah kitab yang diturunkan pada abad ke-7 M, Al-Quran berisi banyak pernyataan yang akurat secara ilmiah.Â
Menyusui Dalam Quran
Menyusui merupakan salah satu langkah awal bagi manusia untuk memperoleh kehidupan yang sehat dan sejahtera. Ayat-ayat  tentang  menyusui  (ar-raa'ah)  dalam  Al-Quran dalam  berbagai ragam  dan  kalimat  ini kurang  lebih mencapai  sekitar  10  ayat  dalam  5  surat.  Di  antaranya  Al-Hajj,  Surat At-Thalaq, An-Nisa,  Al-Baqarah, dan Surat Al-Qasas. Namun konsep ar-raa'ah  dalam  Al-Quran  diuraikan  dalam  Q.S.  Al-Baqarah  [2]:  233, Luqman  [31]:  14,  dan  Al-Ahqaf  [46]: 15.
Ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Kewajiban ayah menanggung makan dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani, kecuali sesuai dengan kemampuannya.Â
Janganlah seorang ibu dibuat menderita karena anaknya dan jangan pula ayahnya dibuat menderita karena anaknya. Ahli waris pun seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) berdasarkan persetujuan dan musyawarah antara keduanya, tidak ada dosa atas keduanya. (QS Al Baqarah 233)
Dan ibu-ibu yang melahirkan anak, baik yang dicerai suaminya maupun tidak, hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh sebagai wujud kasih sayang dan tanggung jawab ibu kepada anaknya. Air susu ibu (ASI) adalah makanan utama dan terbaik bagi bayi yang tidak bisa digantikan oleh makanan lain. Hal itu dilakukan bagi yang ingin menyusui secara sempurna yaitu dua tahun, seperti dijelaskan dalam Surah Luqman 31: 41.Â
Apabila kurang dari dua tahun, dianjurkan setidaknya jumlah masa menyusui jika digabung dengan masa kehamilan tidak kurang dari tiga puluh bulan sebagaimana ditegaskan dalam Surah al-Ahqaf 43:15. Bila masa kehamilan mencapai sembilan bulan maka masa menyusui adalah dua puluh satu bulan. Apabila masa menyusui dua tahun, berarti masa kehamilan paling pendek adalah enam bulan.
Terbukti Secara IlmiahÂ
Dalam Al-Qur'an Allah telah menegaskan keberlangsungan pemberian ASI ini selama dua tahun penuh. Periode dua tahun ini merupakan rentang waktu emas ditinjau dari aspek kesehatan dan psikologis bayi, yang tertuang dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 233, Q.S. Luqman [31]: 14 dan Q.S. Al-Ahqaf [46] : 15. Pemberian ASI memegang peranan penting dalam memenuhi gizi bayi sehingga dapat meningkatkan imunitas bayi.Â
Dengan pemberian ASI dapat mencegah 1/3 kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), kejadian diare dapat menurun sebesar 50% dan penyakit usus berat pada bayi prematur dapat berkurang sebesar 58% sedangkan pada ibu, risiko terkena kanker payudara juga dapat diturunkan. turun 6-10%.
Untuk pertama kalinya dalam 10 tahun, American Academy of Pediatrics (AAP) memperbarui pedoman menyusui. AAP kini mendukung pemberian ASI hingga usia dua tahun atau lebih. Panduan AAP yang baru ini merupakan pembaruan dari tahun 2012, yang merekomendasikan pemberian ASI terus menerus hingga satu tahun atau lebih.Â
Sebelumnya, AAP merekomendasikan agar bayi diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama dan dilanjutkan dengan pemberian ASI sambil memperkenalkan makanan pendamping ASI yang sesuai selama 1 tahun atau lebih. Pedoman terbaru yang diterbitkan oleh AAP didukung oleh beberapa penelitian sebelumnya yang menegaskan bahwa kandungan nutrisi dalam ASI tetap relatif konsisten hingga tahun kedua kehidupan.Â
Meskipun kadar seng dan kalium tampak berkurang pada tahun kedua kehidupan, kandungan protein total, serta kadar laktoferin, lisozim, dan imunoglobulin A (IgA) tampak meningkat. Panduan baru ini sejalan dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), American Academy of Family Physicians, Canadian Pediatric Society dan Ikatan Dokter Anak Indonesia
Menyusui adalah salah satu cara paling efektif untuk menjamin kesehatan dan kelangsungan hidup anak. ASI merupakan makanan ideal untuk bayi. Aman, bersih, dan mengandung antibodi yang membantu melindungi terhadap banyak penyakit umum pada masa kanak-kanak.Â
ASI menyediakan semua energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi pada bulan-bulan pertama kehidupannya, dan ASI terus menyediakan hingga setengah atau lebih dari kebutuhan nutrisi anak pada paruh kedua tahun pertama, dan hingga sepertiga pada paruh kedua tahun kedua. tahun kehidupan.
ASI menyediakan nutrisi penting yang mendukung pertumbuhan bayi, yang meliputi energi, protein, nitrogen non-protein, laktosa, dan lemak. ASI juga terdiri dari berbagai biomolekul antimikroba, antiinflamasi, dan imunoregulasi serta sel hidup yang mendukung perkembangan sistem kekebalan bayi.
Menyusui juga terbukti mengurangi risiko infeksi saluran pernapasan bawah, diare parah, otitis media, asma, eksim, penyakit Crohn, kolitis ulserativa, diabetes tipe 1 dan tipe 2, leukemia, dan obesitas pada bayi.Â
Selain itu, penurunan risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) sebesar 40%, 60%, dan 64% telah dilaporkan terjadi pada bayi yang diberi ASI yang masing-masing berusia antara dua hingga empat bulan, empat hingga enam bulan, dan di atas enam bulan.
Selain manfaat yang diberikan kepada bayi yang disusui, ada beberapa keuntungan yang juga ditawarkan oleh pemberian ASI lebih dari enam bulan kepada ibu. Misalnya, beberapa penelitian menemukan bahwa menyusui dalam jangka waktu lama hingga tiga tahun dapat meningkatkan keterikatan ibu dalam hal kemampuan ibu membaca isyarat bayi, serta respons ibu terhadap bayinya.
Beberapa penelitian juga menemukan bahwa menyusui lebih dari 12 bulan dapat menurunkan risiko penyakit diabetes melitus, hipertensi, kanker payudara, dan kanker ovarium pada ibu sekitar 30%, 10%, 10-30%, dan hingga 37%. masing-masing. Penurunan risiko kanker endometrium dan tiroid juga dilaporkan terjadi pada ibu menyusui masing-masing sebesar 11% dan 9%.
Data penelitian terkini menunjukkan bahwa pada anak yang diberi ASI, gangguan akut dan kronis pada anak seperti berikut ini lebih jarang terjadi: otitis media, penyakit diare akut, penyakit pernafasan bagian bawah, sindrom kematian bayi mendadak, penyakit radang usus, leukemia pada masa kanak-kanak, diabetes melitus, obesitas, asma dan dermatitis atopik.Â
Anak-anak yang mendapat ASI memiliki kinerja lebih baik dalam tes kecerdasan, kecil kemungkinannya mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, dan kecil kemungkinannya terkena diabetes di kemudian hari. Wanita yang menyusui juga memiliki penurunan risiko kanker payudara dan ovarium.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H