Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fiksi 2030, Ekonomi Indonesia Meroket vs Indonesia Rapuh

16 April 2018   05:36 Diperbarui: 16 April 2018   07:50 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam pendapat berikutnya Prabowo menambahkan bahwa pendapat kelemahan bangsa ini bukan hanya pendapat buku fiksi Ghost Fleet tetapi juga data dan fakta yang ada selama ini. Selama ini Indonesia dianggap sangat kuat dan baik ternyata sangat lemah dan rapuh. Menteri Pertahanan Indonesia dalam kabinet Jokowi pernah mengatakan bila berperang Indonesia hanya mempunyai kemampuan cadangan peluru hanya 3 hari. 

Eropa yang luasnya hampir sama dengan Indonesia dijaga oleh 1500 pesawat fighter. Tetapi indonesia paling banyak hanya 48 pesawat. Itupun yang terbang biasanya tidak semua karena 1/3 dalam keadaan maintanence. Indonesia saat ini hanya punya 150 batalion tempur yang akan melindungi 512 kabupaten dari ujung Timur hingga Barat Indonesia.

Padahal negara tetangga atau negara lain yang mengincar kekayaan alam Indonesia mempunyai kekuatan militer yang luar biasa. Kalau ingin Indonesia kuat ekonomi kita harus diperbaiki. Ekonomi kita masih didominasi hutang dan ketimpangan ekonomi Indonesia menurut bank dunia adalah salah satu yang paling parah di dunia.

Indonesia yang tengah menggalakkan maritim justru impor garam. Demikian juga berbagai impor beras dan berbagai bahan pangan lainnya. Cadangan beras nasional indonesia hanya 30 hari bandingkan dengan India cadangan berasnya 1 tahun meski rakyatnya lebih banyak dari Indonesia. Mengapa para ahli strategi dan ahli intelejen itu tidak mengatakan bahwa Thailand, Filipina atau Vietnam yang tidak ada lagi, tapi Indonesia. Karena, secara kasat mata saja kondisi wilayah geografi, sosial, ketimpangan ekonomi yang buruk, Indonesia dianggap negara yang paling rawan untuk terjadi sisintegrasi.

Pertarungan Fiksi Pertarungan Ide

Seharusnya bila Jokowi percaya fiksi ekonomi Indonesia meroket tahun 2030 juga jangan menertawakan atau meremehkan ramalan fiksi ahli strategi dan ahli intelejen dunia yang mengatakan bahwa Indonesia akan sangat rawan perpecahan di masa depan. Bahkan saat ini adalah era isu SARA dan isu perpecahan bangsa paling hebat dalam sejarah Indonesia yang sewaktu waktu akan meletus hebat setiap saat. 

Sebaiknya bangsa ini harus waspada isu SARA yang demikian tinggi itu bisa menumbangkan NKRI bila tidak dikelola dengan baik. Jangankan Indonesia, Rusia dengan paham sosialis komunis dan pemimpin yang berkarakter kuat saja bisa bubar. Apalagi Indonesia yang mempunyai karakter pemimpin yang menganggap remeh isu SARA dan perpecahan NKRI dengan ekskalasi terus meningkat sepanjang jaman. 

Bahkan saat ini isu ketidakadilan hukum, ekonomi dan politik yang berbasis SARA terus meningkat bahkan dianggap paling hebat dalam sejarah Indonesia. Kepemilikan kekayaan Indonesia hanya dimiliki segelintir kaum tertentu dan keadilan hukum hanya milik kelompok tetentu akan menjadi sumbu bom waktu yang akan mudah meledak hebat setiap detik dan setiap saat.

Jokowi lebih percaya fiksi ekonomi Indonesia meroket dibandingkan Indonesia rapuh. Menariknya, saat mengatakan bahwa isu Indonesia rapuh 2030 adalah pesimis dilakukan dengan gaya orasi mirip Prabowo. Gaya orasi yang meledak ledak dan bersemangat. Padahal biasanya Jokowi terkenal kalem dan pelan. Tampaknya fiksi 2030 bukan hanya pertarungan ide tetapi juga pertarungan komunikasi dan bahasa tubuh. 

Fiksi Jadi Inspirasi

Sebenarnya tidak ada yang salah pada pendapat kedua tokoh bangsa itu. Satu pihak mengingatkan buruknya kondisi Indonesia saat ini agar jangan terpecah dan menjadi lebih kuat. Tetapi sebaliknya Jokowi sebagai pemimpin juga tidak salah untuk membuat rakyatnya optimis dalam menghadapi masa suram ini. Karena, fiksi ternyata dapat dijadikan inspirasi dan motivasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun