Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama FEATURED

Siapa yang Patut Disalahkan atas Melorotnya Prestasi Olahraga Indonesia?

31 Agustus 2017   11:14 Diperbarui: 26 November 2019   14:40 5550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apalagi beberapa atlet masih harus menanggung beban ekonomi keluarga. Ternyata motivasi yang menyala itu akan pudar saat dukungan dana, akomodasi dan fasilitas dari pemerintah  sebagai pemangku kebijakan sangat buruk. 

Ketika isu uang saku tidak kunjung cair saat bulan April 2017, penyelengara negara dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengungkapkan bahwa uang saku atlet memang masih dalam proses pencairan. 

Begitu juga dengan honor pelatih hingga akomodasi pelatnas yang diprediksi minggu berikutnya optimis akan cair. Ternyata, janji mantan politisi yang menjadi menpora itu hanya tinggal janji. Para atlet SEA Games harus menerima kenyataan pahit, uang Akomodasi, uang Makan, penginapan dll belum juga dibayar pemerintah dari bulan Januari-Agustus hingga menjelang Sea Games.

Tampaknya tuntutan rakyat dan tuntutan pemerintah terhadap atlet yang sangat tinggi tidak diimbangi dengan dukungan sarana, prasarana dan dukungan kehidupan dasar sehari hari atlet menjadikan petaka bagi prestasi olahraga di Indonesia terburuk sepanjang sejarah. 

Presiden Jokowi dan para pejabat yang selalu mengungkapkan di media bahwa ekonomi Indonesia masih yang terbaik, Indonesia masih banyak duit dan dengan ungakapan jargon jargon simbol kehebatan parameter ekonomi menjadi antiklimaks. 

Hal inilah tampaknya yang disinyalir Prof Rocky Gerung akan menjadi hoaks ketika mengklaim ekonomi tangguh tetapi fakta di lapangan sangat menyedihkan. Tampaknya masalah uang atau saku akomodasi bukan sekedar masalah keterlambatan birokrasi. Karena pemangku kebijakan sekelas Menteri Olahraga saja tidak dapat menyelesaikan masalah keuangan tersebut. Rakyat tidak bisa disalahkan dan dianggap makar bila sudah mulai curiga benarkah ekonomi Indonesia membaik seperti yang selama ini digembar gemborkan.

Benarkah ekonomi Indonesia hebat hanya sekedar Hoax? Bagiamana bisa atlet untuk dituntut berprestasi tinggi bila hanya untuk memenuhi uang saku dan uang akomodasi saja tidak sanggup apalagi untuk menyediakan rasanya dan prasana gedung olahraga seperti yang dimiliki negara tetangga akan semakin sangat tertinggal jauh.

Jadi siapakah yang salah dalam terpuruknya prestasi olahraga di Indonesia. Atlet yang kurang serius berlatih dan jiwa nasionalisme tidak tangguh hanya karena masalah uang saku? Ataukah kekeliruan pemerintah dalam mengelola negara? 

Mengapa membangun infrastruktur yang berlebihan dan belum tentu mendesak dibutuhkan rakyat banyak terus dipaksakan demi kepentingan 2019 meski kondisi keuangan  tertatih-tatih. 

Kalau penguasa mengaku bahwa ekonominya terhebat di antara kelompok G20 atau salah satu terhebat di dunia mengapa hanya bayar uang saku atlet saja terengah engah dan hanya bisa berjanji tetapi tidak ditepati ? Apalagi harus membangun sarana olahraga untuk mendukung prestasi atlet seperti negeri jiran Malaysia. 

Sebagai manusia yang berusaha menjadi bijak kita harus mengukti orang bijak yang berkata bahwa "Sikap suka menyalahkan orang lain hanya akan membuat hidup jauh dari rasa damai, nyaman, dan bahagia." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun