Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi 10 Untuk Ahok: Bapak Harus Membumi

18 April 2016   07:53 Diperbarui: 18 April 2016   08:11 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

Puisi Satu. Ketika nusantara masih punya 17 000 pulau bahkan 3.000 pulau belum diberi nama atau dihuni. Mengapa Pak Ahok dengan mempetaruhkan nama baik bapak dan justru semangat luar biasa membuat reklamasi

Puisi Dua. Ketika pantai seharusnya dinikmati cuma cuma oleh rakyat Jakarta. Mengapa Pak Gubernur yang dikenal adil, justru hanya berbagi pada konglomerasi dan kaum berpunya. Di masa depan pantai hanyalah mimpi mewah bagi rakyat. Di masa depan pantai hanya menjadi sarapan pagi bagi rumah kaum kaya

Puisi Tiga. Ketika Bapak Basuki Tjahaya Purnama dinobatkan oleh "media darling" sebagai pembela rakyat kecil. Mengapa  para nelayan pantai Jakarta yang semakin miskin justru diasingkan demi hunian mewah di laut mereka. Mengapa rumah pesisir dan Pasar Ikan milik Rakyat Empat Generasi harus diratakan hanya untuk sekedar tidak menjadi pemandangan tidak sedap hunian mewah di pantai reklamasi.

Puisi Empat. Ketika para tokoh negeri seperti wakil presiden, tokoh DPR,  menteri dan pakar hukum menyarankan untuk hentikan reklamasi. Mengapa bapak Ahok yang bijak justru dengan jumawa dan keras kepala tidak mau hentikan proses reklamasi.

Puisi Lima.  Ketika para pendekar pembela lingkungan hidup dan para pintar lingkungan hidup berteriak reklamasi adalah sumber bencana lingkungan Jakarta. Justru bapak Ahok seolah olah paling jenius berteriak lebih keras lagi bahwa reklamasi mencegah banjir Jakarta.

Puisi Enam. Ketika "Para Teman Ahok" bersusah payah membangun citra sebagai tokoh anti korupsi terhebat negeri ini. Mengapa justru staf khusus kepercayaan Bapak dicurigai terlibat suap reklamasi dengan para cukong reklamasi dan para pembuat aturan negeri.

 

Ada apa dengan Bapak ?

 

Puisi Tujuh. Wahai Bapak Ahok yang "super kuat" dan gagah berani. Kekuatan dukungan RI-1, para orang kuat ekonomi negeri, hamba hukum dan media. Jangan semena digunakan hancurkan kewibawaan alam dan ketentraman budaya pribumi. Seharusnya dengan kekuasaan Bapak yang luar biasa itu, bangunlah indahnya pantai Jakarta dengan cara yang bersahabat dengan alam dan demi kenikmatan rakyat yang tidak pernah nikmati indahnya pantai

Puisi Delapan. Ketahuilah Bapak Ahok yang terhormat, dalam pencitraan dan arogansi menggunakan komoditas isu rasisme yang Bapak terus gaungkan. Justru banyak tokoh kaum bapak takut akan karma dan bencana bagi amuk minoritas. Maaf Bapakku, Bapak mungkin harus belajar banyak dari kesantunan para minoritas di perkampungan rakyat yang telah membumi dan sudah menjadi anak kandung bumi pertiwi.

Puisi Sembilan. Pahamilah wahai Bapak Gubernur yang bijak. Jangan bermimpi membumikan Jakarta jadi Singapura dengan mengorbankan lestari alam dan singkirkan sederhananya insan pribumi. Leluhur bangsa ini tidak rela di masa depan generasi anak cucu betawi akan jadi turis asing bagi Jakarta yang sudah menjadi Singapura ke dua.

Puisi Sepuluh.  Sadarlah Bapak Basuki Yang hebat. Keberanian dan arogansi Bapak masih dibutuhkan bangsa. Tetapi banyak orang bijak menilai mimpi besar dan ide cerdas Bapak sudah tercemari ketidakjujuran dan keperpihakan pada kaum tertentu yang berkedok kemakmuran masyarakat dan  modernisasi.

Sebesar apapun kekuatan di belakang Bapak. Bapak tidak bisa melawan kebesaran alam dan kebersatuan rakyat

Semoga "Bapak Ahok Saudara Kandung Kaum Pribumi" Yang terkenal hebat itu diberi hidayah untuk menjadi lebih membumi.

Bila tidak membumi, Bapak jangan marah ketika rakyat yang usil memberi gelar Bapak Reklamator Indonesia

Rakyat akan terus mendukung bila Bapak Ahok membumi

 

 [caption caption="AHOK BASUKI CAHAYA PURNAMA"][/caption]

Salam dari salah satu rakyat Jakarta
 Mantan Pengagum Bapak
 W Judarwanto

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun