Mohon tunggu...
Sandi Saputra
Sandi Saputra Mohon Tunggu... Konsultan - Tenang saja, aku hanya belajar.

Mahasiswa S2 yang sedang menjalani mimpinya di Kutub Utara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

[Critical Theory] Kuliah Bagus buat Orang Kaya Saja!

20 November 2019   06:45 Diperbarui: 20 November 2019   06:48 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Sasin Tipchai dari Pixabay

Aku teringat kehebohan netizen yang sampai menjadi tranding topik twiter tentang kegalauan Maudy Ayunda yang harus memilih antara Stanford di MBA dan Harvard di Education. Kabar ini bukan pertama kalinya, ketika tahun 2013 lalu dia juga menarik perhatian ketika dia memilih Oxford in PPE over Columbia University.

Aku juga melihat bagaimana teman-teman "kota" sangat memuji Jerome Polin yang mendapat beasiswa Monbukagakusho yang bergengsi. Morover, youtuber cantik Gita Savitri yang bukunya sudah terjual banyak tentang cerita dia kuliah di Jerman.

---

Potret lain adalah, bisakah kita menyebutkan dimana orang-orang miskin kampung dalam kasus ini? Begini, yang aku pengen bicarakan tentang akses pendidikan terhadap orang-orang kampung seperti saya ini. Tanpa mengurangi rasa hormat, Eyang Habibie tidak diragukan lagi kontribusi dia terhadap dunia dan bangsa Indonesia. Namun aku pengen melihat dari sudut pandang sedikit berbeda dari kasus ini semua.

Aku juga pengen mention tentang LPDP yang saat ini penerimanya rata-rata adalah orang menengah ke atas. Kenapa bisa begini? I tell you.

Oh iya, aku sendiri adalah penerima beasiswa pemerintah Russia. Aku melihat semua penerima adalah kalangan menengah ke atas unless me yang merupakan manusia kelas bawa yang miskin.

--

So how? Mengapa yang menerima beasiswa, yang sukses bahkan orang yang kaya?

--

Begini, karena untuk alasanya adalah sulitnya akses pendidikan di Indonesia dan kualitas guru yang masih kacau untuk daerah terpencil dan kampung. Gini deh, untuk dapet LPDP harus bisa IELTS, bisa buat motivation letter, ini dan itu.

Gita Savitri, Jerome Polin, Maudy Ayunda, Eyang Habibie atau contoh lain bahkan mantas artis cilik Tasya Kamila pun menggunakan beasiswa LPDP. Bisa sampai di posisi saat ini karna memang dari segin finansial dan fasilitas didukung dengan baik.

Kita dapat menggolongkan dalam 2 kategori dalam study kasus mereka ini.

1. Gita Savitri, Maudy Ayunda dan Eyang Habibie mereka kuliah dengan biaya sendiri. It means, mereka memang memiliki fasilitas yang sangat baik dengan dukungan finansial yang sangat besar.

2. Jerome Polin dan Tasya Kamila. Dua orang perah beasiswa ini. Jika kita telsik jauh mereka sejak memang sudah les sana-sini, pribat ini itu.

Persamaan mereka adalah: MEREKA ORANG MENENGAH ATAS.

--

Sedangkan, anak-anak kampung seperti aku akan sangat sulit untuk bisa sampai di posisi ini. Bukan tidak mungkin ya, I have proven it! Bayangkan anak anak kampung yang jangakan buat les, mau sekolah aja buku tidak bisa beli, fasilitas sekedar laptop tidak ada, boro-boro buat belajar ini itu. Setelah pulang harus cari uang, bantu orang tua. Di sisi lain kondisi sekolah di kampung yang akses informasi sangat sedikit dan kulitas guru yang kurang baik.

--

Ini adalah kondisi aktual pendidikan kita. Jadi, ya selama kita tidak memperbaiki kualitas tenaga pendidik di kampung yang kumpulan orang pinggir seperti saya, harapan untuk membrantas rantai kemiskinan akan semakin jauh. Karena kemiskinan berbending lurus dengan tingkat pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun