Beberapa argumen yang mendukung Teori Gujarat meliputi temuan arkeologi, catatan sejarah, dan literatur kuno. Bukti arkeologi menunjukkan adanya hubungan dagang yang kuat antara Gujarat dan peradaban Mesir, Sumeria, dan Mesopotamia pada milenium kedua SM. Artefak Gujarat, seperti tembikar, koin, dan permata, telah ditemukan di situs-situs arkeologi di daerah-daerah tersebut.
Selain itu, literatur kuno, seperti naskah-naskah Mesir dan Sumeria, mencatat kehadiran pedagang Gujarat dalam catatan-catatan mereka. Mereka disebut sebagai "Meluhha" dalam naskah-naskah Mesir kuno dan "Makan" dalam naskah-naskah Sumeria. Kedua istilah ini diyakini merujuk pada Gujarat.
Pendukung Teori Gujarat berargumen bahwa kehadiran pedagang Gujarat di dunia kuno memiliki pengaruh besar dalam perdagangan, budaya, dan pertukaran pengetahuan. Mereka mengklaim bahwa pedagang Gujarat membawa komoditas seperti rempah-rempah, batu mulia, sutra, dan barang-barang mewah lainnya dari India ke Timur Tengah dan sebaliknya. Mereka juga menganggap Gujarat sebagai pusat produksi dan manufaktur yang penting pada masa itu.
Namun, perlu dicatat bahwa Teori Gujarat juga diperdebatkan. Beberapa sarjana mengkritik klaim-klaim tersebut dan berpendapat bahwa pengaruh Gujarat dalam perdagangan kuno tidak sebesar yang dinyatakan dalam teori tersebut. Mereka berpendapat bahwa ada banyak faktor dan kekuatan lain yang mempengaruhi perdagangan maritim pada masa lalu.
Secara keseluruhan, Teori Gujarat memberikan pandangan menarik tentang peran Gujarat dalam perdagangan maritim dan pertukaran budaya di dunia kuno. Meskipun masih ada perdebatan, penemuan arkeologi dan catatan sejarah menunjukkan bahwa Gujarat memiliki pengaruh yang signifikan dalam perdagangan dan pertukaran budaya pada masa lalu.
.
2.1.2 Â Â Â Teori Bengal
Teori Bengal merujuk pada hipotesis yang menyatakan bahwa wilayah Bengal, yang meliputi sebagian besar Bangladesh dan sebagian timur India, memiliki pengaruh yang signifikan dalam sejarah perdagangan, kebudayaan, dan pertukaran ide di dunia kuno. Bengal terletak di jalur perdagangan yang penting antara Asia Timur, Asia Tenggara, dan Barat. Wilayah ini memiliki sungai-sungai besar seperti Sungai Ganges, Brahmaputra, dan Meghna yang memfasilitasi perdagangan maritim dan transportasi. Keberadaan jaringan sungai ini memungkinkan Bengal menjadi pusat kegiatan perdagangan, pertanian, dan manufaktur.
Sejarah perdagangan Bengal dapat ditelusuri hingga ke masa kuno. Dalam catatan sejarah, Bengal disebutkan dalam naskah-naskah kuno seperti Periplus Maris Erythraei dan sejumlah naskah kuno India, China, dan Arab. Catatan-catatan ini mencatat kehadiran pedagang Bengal dalam perdagangan maritim di sepanjang Jalur Sutra dan jalur-jalur perdagangan lainnya.
Bengal terkenal sebagai produsen komoditas seperti sutra, rempah-rempah, kerajinan tangan, dan barang-barang mewah lainnya. Produksi sutra di Bengal terkenal di seluruh dunia kuno, dan sutra Bengal diekspor ke berbagai wilayah termasuk Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Tiongkok. Selain itu, sejarah dan kebudayaan Bengal juga memiliki pengaruh yang signifikan. Wilayah ini telah menjadi tempat kelahiran banyak tokoh terkenal dalam seni, sastra, dan agama, termasuk Rabindranath Tagore, Satyajit Ray, dan Sri Chaitanya Mahaprabhu. Seni dan sastra Bengal, seperti musik Rabindra Sangeet dan gerakan Seni Gerilya Bengali, juga telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam dunia seni dan budaya.
Namun, seperti halnya dengan teori sejarah lainnya, ada perdebatan di kalangan sarjana mengenai sejauh mana pengaruh Bengal dalam perdagangan dan kebudayaan kuno. Beberapa skeptis mengenai klaim-klaim ini dan berpendapat bahwa ada banyak faktor dan kekuatan lain yang mempengaruhi perdagangan dan pertukaran budaya pada masa lalu. Secara keseluruhan, Teori Bengal memberikan pandangan yang menarik tentang peran Bengal dalam perdagangan maritim, kebudayaan, dan pertukaran ide di dunia kuno. Sejarah dan catatan sejarah menunjukkan bahwa Bengal memiliki pengaruh yang signifikan dalam perdagangan, kebudayaan, dan agama pada masa lalu.