Mohon tunggu...
Samurai Jagoan
Samurai Jagoan Mohon Tunggu... Penulis - Tukang Makan Enak

Seorang Entrepreneur, Tukang Jalan, Tukang Makan Enak, Praktisi & Owner Wenmit Pecel Bento, Penulis Buku, Provokator Entrepreneur, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional di bidang Entrepreneurship \r\n\r\n> HP 0818377811\r\n> FB Samurai Jagoan\r\n> Twitter @sa_murai

Selanjutnya

Tutup

Money

Bergaul dengan Benar...

9 Oktober 2012   02:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:03 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Bila kebetulan teman dekat dan akrab kita masih bermental karyawan, maka bisa jadi kita akan dituntut untuk membuat keputusan berat untuk meninggalkannya. Bukan meninggalkan dalam artian bermusuhan, nggak seperti itu, tapi lebih nggak lagi bergaul akrab seban sekarang tujuan kita adalah tujuan karyawan yang berbisnis bukan karyawan yang setia pada pekerjaan di kantornya atau karyawan yang anti bisnis.

Paling tidak pada tahap awal. Karena bila kita nasih bermental karyawan, kita harus mengobatinya lebih dahulu sebelum bisa mengobati mentalitas karyawan sahabat dekat kita  tersebut. Maka jalan paling aman adalah dengan meninggalkan semua yang bermental karyawan terlebih dahulu dan mencari mereka yang sudah bermental pengusaha untuk dapat segera menginspirasi kita.

Untuk itu segera temukan seseorang yang sudah sukses sebagai pebisnis atau yang kita tahu memiliki mentalitas pengusaha sukses untuk menjadi mentor kita. Mungkin, tidak hanya satu orang saja tetapi, yang jelas, kita harus mau belajar dari orang lain yang lebih sukses dalam bisnisnya dari kita. Kita harus mau sering-sering berkomunikasi dan bertanya pada orang-orang yang positif dan bermental pebisnis sukses.

Komunitas pengusaha, komunitas pebisnis atau komunitas entrepreneur sekarang banyak tumbuh dan menjamur di berbagai kota di indonesia, bergabunglah dengan mereka bertemanlah dengan sebanyak-banyaknya pengusaha maka network kita akan berkembang menjadi network pengusaha dan pebisnis, bukan lagi network karyawan. Dengan demikin wawasan dan semangat entrepreneur kita akan terpacu begitu pula dengan semangat kita.

Sekarang tugas kita sebagai seorang karyawan yang pingin berbisnis dan pingin bisnisnya berkembang pesat adalah mencari dan membentuk segera sebuah "Bisnis Mastermind Group" atau sebuah kelompok yang berisi mereka-mereka yang yang sepaham dengan kita dalam hal bisnis dan kesuksesan.

Fungsi dari kelompok ini adalah di mana anggota kelompok ini saling mendukung kesuksesan anggota lainnya, saling berbagi pengalaman, saling berbagi inspirasi, saling membantu dan terus maju bersama. Saling menunjukkan jalan dan mengingatkan. Belajar bersama, berjuang bersama. Kalo terlalu mengandalkan sebuah komunitas agak berat karena yang namanya komunitas itu beranggotakan terlalu banyak orang sehingga perhatian pengurusnya nggak akan terlalu bisa detail pada setiap anggotanya.

Tapi dengan membentuk kelompok yang lebih kecil di dalam sebuah komunitas maka perhatian antar sesama anggotanya lebih kuat, satu dengan yang lainnya punya hubungan yang lebih kuat dan erat.

Kelompok seperti ini sangat kita butuhkan karena sebagaimana sebuah perjalanan akan terasa ringan dan menyenangkan bila kita memiliki teman seperjalanan yang "klop", yang pas dan asyik, yang sama pula tujuannya, maka begitu juga perjalanan hidup dan kesuksesan kita ini. Akan terasa indah, bila kita punya teman berbagi yang seiring sejalan.

Kembali ke lagu tombo ati tadi, yang bilang kalo mau jadi orang sholeh maka kita mesti bergaul dengan orang yang sholeh. Maka kalo mau jadi karyawan yang jagoan bisnis maka tanpa meninggalkan pekerjaan, kita mesti juga bergaul dengan para pebisnis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun