Namun tugas kita ialah terus mendaki, setinggi mungkin yang kita sanggup. Semakin bertambah ketinggian sebuah titik dari permukaan laut, semakin tipis lapisan udara di situ. Semakin tinggi jenjang kebijaksanaan kita, semakin tipis pula lapisan kebodohan kita.
Jadi kita harus terus naik, bukan malah menerpurukkan diri kita dalam sumur "kesengajaan" --yang sama dengan membodohi diri kita sendiri-- yang kadar gas beracun "kebodohan"nya pekat sekali.
Dan bagaimana kalau kita mulai menjejak di step pertama, yaitu pertanyaan: "bodoh itu apa sih?"?