Mohon tunggu...
Samuel Edward
Samuel Edward Mohon Tunggu... Seniman - Pecinta dunia literatur, pecinta kopi, pecinta satwa khususnya anjing, pecinta alam. Dan semua itu dalam stadium 4 dan grade 4!

Tugas yang kuemban adalah membawa dan membuat mulia nama Bos-ku di mana pun aku hidup, apa pun yang aku lakukan, kepada siapa pun yang aku temui, kapan pun waktu dan kesempatannya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | "Merdeka!!!"???

19 Agustus 2018   19:00 Diperbarui: 21 Agustus 2018   04:25 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber foto: https://www.suaraaktual.co/2018/03/birokrat-muda-motor-kemajuan-indonesia.html)

Ala moderatis minoritas (Sekali[?] Merdeka, Tetap[?] Merdeka!):

(Sumber foto: http://m.tribunnews.com)
(Sumber foto: http://m.tribunnews.com)

Aku pegawai. Kadang negeri, sering swasta. Sini mati suri, sana sa(m)bung nyawa.
'Merdeka' bagiku tak terikat. Tidak untuk disiplin, apalagi komitmen.
Anda tentu maklum keadaan sekarang menyulit terus 'kan?
Mesti pandai-pandailah putar peruntungan! Jujur? Hari gini? Zaman merdeka, gitu loh!
Tahu sendiri dong, trend itu mahal. Mode selalu pengennya ngebut.
Demi gaya, apapun halal toh?
Kalau tidak, isteri terusik kecemburuan pada teman dan tetangga!
Anak juga. Kucilan teman-temannya siap menggugat pengejaran penampilan mutakhir.
Daku sendiri, yah, pasti sama, lah, ya! Yang penting duit, deh!
Buat mengecup awang-awang!

(Sumber gambar: https://therichardjames.com)
(Sumber gambar: https://therichardjames.com)
Buat saya, yang mengusahakan apa yang diistilahkan 'bisnis',
Padahal dagang juga sih, jatuh-jatuhnya,
Merdeka itu mutlak, jiwanya kewirausahaan.
Semua tak jadi soal; mau sikut kawan, makan kerabat, injak orang? Biasa banget!
Tipu-tipu wajib hukumnya. Pernah dengar "persaingan bebas" 'kan? Nah!
Timbunan dan menimbun sudah lumrah di area saya. Perkara harga naik karenanya?
Emang gua pikirin?!
Ini 'kan alam kemerdekaan? Bernafaslah selega kita mampu! Hiruplah laba!
Tak usah hiraukan nurani menghasut!

(Sumber foto: https://www.flickr.com/photos/jimbreese/9517616238/in/photostream/)
(Sumber foto: https://www.flickr.com/photos/jimbreese/9517616238/in/photostream/)
Merdeka sih buat gue yang masih belia gini: party, sex, drugs, alcohol, clubbing,
Pokoknya, just having fun, Man!
Live your own hedonic life! Do your maddest style!

(Sumber foto: https://www.suaraaktual.co/2018/03/birokrat-muda-motor-kemajuan-indonesia.html)
(Sumber foto: https://www.suaraaktual.co/2018/03/birokrat-muda-motor-kemajuan-indonesia.html)

Kami kembar. Dempet pula. Aku sang empunya modal, saudaraku aristo-birokrat.
Hobi kami jelas sedarah: kekuasaan berikut segala hal-ihwalnya menguasai.
Kami satu nyawa dalam kegemaran caplok-mencaplok. Lapar-haus kami tak berbatas.
Tangan-kaki kami fleksibel: mampu mengganda lipat kali, sanggup melar semaunya.
Makna kemerdekaan untuk kami ialah monopoli.
Artinya, hanya kami yang boleh punya hak mempunyainya.
Jikalau ada yang berusaha mencari hak itu, kami tentu segera remukkan.
Yah, maklum saja, tangan baja ini takdirnya meremat-lumatkan semua;
Kalau sekesempatan saja tidak mencengkeram mangsa, rasanya hati berpeluh muram.

______________________________________

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun