Mohon tunggu...
Samuel Edward
Samuel Edward Mohon Tunggu... Seniman - Pecinta dunia literatur, pecinta kopi, pecinta satwa khususnya anjing, pecinta alam. Dan semua itu dalam stadium 4 dan grade 4!

Tugas yang kuemban adalah membawa dan membuat mulia nama Bos-ku di mana pun aku hidup, apa pun yang aku lakukan, kepada siapa pun yang aku temui, kapan pun waktu dan kesempatannya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengembalikan Wirausaha kepada Tujuannya yang Benar

29 Oktober 2017   09:56 Diperbarui: 29 Oktober 2017   09:56 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Wirausaha yang sukses adalah semua kegiatan usaha yang mampu menaikkan taraf hidup semua orang dan makhluk yang berkontak langsung dengannya. Jadi, wirausahawan yang sukses ialah orang yang bisa membuat orang lain dan lingkungannya menjadi "lebih hidup" dengan kegiatan wirausahanya.

Biasanya, setiap kali kita menyinggung soal "menaikkan derajat hidup" dalam wacana wirausaha, yang terpikir pertama kali oleh kita ialah daya serap tenaga kerja. Itu tidak salah, sebab memang salah satu indikasi wirausaha yang sehat adalah tingginya kemampuan wirausaha bersangkutan dalam menyerap tenaga kerja. Itu sebabnya, Indonesia membutuhkan banyak sekali wirausaha yang sehat. Tidak hanya wirausaha baru yang perlu dibangkitkan dan difasilitasi, wirausaha lama pun membutuhkan dukungan Pemerintah dan Negara untuk diberdayakan agar bisa lebih maju lagi. Semua itu demi membantu mempercepat pengurangan angka pengangguran.

Atau, yang muncul di benak kita bilamana mendengar tentang wirausaha yang meningkatkan kualitas hidup ialah CSR (Corporate Social Responsibility), yaitu bantuan dari sebuah badan usaha kepada masyarakat di sekitar kawasan perusahaan tersebut berada. Bisa berupa pembangunan fasilitas umum, seperti sekolah, jalan, dan tempat ibadah. Bisa juga berupa sarana penunjang, semisal pembangunan sumur, pengadaan listrik, dan pengadaan sarana telekomunikasi. Dan itu memang benar merupakan sebuah bentuk upaya peningkatan kualitas kehidupan. Bahkan, sebenarnya sudah merupakan kewajiban moral.

Namun, wirausaha yang sukses tidak melulu hanya mengenai menjadi padat karya dan mengadakan usaha CSR belaka. Yang tak kalah penting ialah kemestian sebuah wirausaha menghasilkan produk-produk yang berkualitas dan ramah lingkungan. Produk yang tahan lama, handal, dan mampu menjawab berbagai kebutuhan, pasti akan membuat konsumen bukan hanya puas tetapi juga diuntungkan karena bisa menghemat, tidak perlu sebentar-sebentar membeli barang yang sama akibat lekas rusaknya produk yang ia beli.

Pula, wirausaha yang sehat dan sukses adalah yang dapat membangkitkan wirausaha berikutnya! Semestinya, wirausaha tidak hanya mendidik masyarakat sekitar tetapi yang lebih penting lagi adalah mendidik tenaga kerjanya sendiri dalam hal kewirausahaan supaya mereka pun memiliki kemampuan untuk mendirikan wirausaha sendiri juga. Tidak mesti wirausaha yang bergerak dalam bidang yang sama. Bahkan, semakin beragam jenis wirausaha baru yang berdiri sebagai hasil dari stimulus, motivasi, inspirasi, dan edukasi oleh sebuah wirausaha, justru semakin bagus! Berarti, mereka yang mendirikan wirausaha baru itu bukan sekadar menjiplak ide, melainkan memang terinspirasi dan tersadarkan oleh banyaknya keuntungan dalam kegiatan wirausaha, serta benar-benar teredukasi dengan baik oleh mentornya dalam hal teknik-teknik wirausaha.

Wirausaha dan wirausahawan yang sukses secara sehat semacam itu patut diapresiasi dan terus disokong. Tidak hanya Pemerintah, kita semua pun bisa melakukannya. Salah satunya adalah dengan cara mengajukan wirausahawan seperti itu sebagai kandidat penerima Danamon Entrepreneur Award 2017 di https://www.danamonawards.org/tentang-awards.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun