Mohon tunggu...
Samuel Edward
Samuel Edward Mohon Tunggu... Seniman - Pecinta dunia literatur, pecinta kopi, pecinta satwa khususnya anjing, pecinta alam. Dan semua itu dalam stadium 4 dan grade 4!

Tugas yang kuemban adalah membawa dan membuat mulia nama Bos-ku di mana pun aku hidup, apa pun yang aku lakukan, kepada siapa pun yang aku temui, kapan pun waktu dan kesempatannya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dengan Satelit Telkom S3, Teknologi Digital Indonesia Harusnya Realisasikan "Konsep Trisakti"

20 Februari 2017   11:56 Diperbarui: 20 Februari 2017   12:06 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Namun, keberhasilan proses digitalisasi semesta terhadap Indonesia pun mutlak membutuhkan keterlibatan semua pihak dan keberpihakan pada kepentingan dalam negeri. Dan semua itu mesti bersifat semesta pula.

P.T. Telkom idealnya benar-benar sepenuhnya “mewakafkan” Satelit Telkom 3S kepada Indonesia, dalam arti: membuka kesempatan seluas-luasnya kepada semua perusahaan penyedia layanan komunikasi digital Indonesia untuk memanfaatkan Telkom 3S dengan biaya dan fasilitas yang sama dengan yang dikeluarkan dan dinikmati P.T. Telkom sendiri. Tetapi, harus digarisbawahi, hanya perusahaan dari Indonesia sajalah yang diberikan akomodasi prima semacam itu. Perusahaan asing tidak.

Pemanfaatan Satelit Telkom 3S pun sebaiknya sangat diprioritaskan untuk sinyal-sinyal digital dari dan ke Indonesia sendiri. Kendati tetap dapat menangkap dan menyebarluaskan sinyal digital dari dan ke seluruh dunia, hal tersebut sebaiknya dibatasi melalui serangkaian prosedur seleksi yang amat ketat. Jadi, sinyal-sinyal digital yang ditangkap dari luar negeri adalah yang sungguh-sungguh membawa informasi yang mampu memberi manfaat besar dan luas bagi Indonesia. Sinyal-sinyal digital yang berasal dari Indonesia dan dimaksudkan untuk dapat ditangkap oleh dunia internasional pun cuma yang betul-betul membawa informasi yang sudah benar-benar terbukti telah terakses menyeluruh di Indonesia sendiri.

Dengan demikian, Telkom S3 dapat membantu mengonversi paradigma sehingga menjadi sesuai dengan semangat Konsep Trisakti.

Poin Pertama “Konsep Trisakti” yang Diperjuangkan Satelit Telkom S3: Mandiri secara Ekonomi

Apabila sekarang ini produksi suatu produk, utamanya produk ekonomi kreatif, berorientasikan permintaan luar negeri, maka polanya akan dibalik. Nanti, makin tinggi tingkat permintaan dari dalam negeri atau suatu komoditas, terutama komoditas ekonomi kreatif, makin diprioritaskanlah komoditas tersebut untuk digenjot produksinya. Sebab, produk kreatif apapun karya anak bangsa kita, di manapun mereka berada, dapat dengan sangat cepat dikenal oleh segenap saudara sebangsanya di seluruh Nusantara, karena memang udara Indonesia dipenuhi informasi-informasi yang berasal dari Indonesia sendiri juga, termasuk dan teristimewa informasi akan produk-produk kreatif Anak Negeri. Dengan begitu, kemajuan industri kreatif kita tidak lagi bergantung pada pasar luar negeri karena sudah amat tertunjang oleh pasar dalam negeri. Dan, pada saat bersamaan, lapar dan dahaga kita akan konsumsi jiwa berupa keindahan, pesona estetika, dan hiburan pun bisa terpenuhi seluruhnya hanya oleh kreasi-kreasi sehat karya saudara-saudara sebangsa kita sendiri. Maka, terciptalah kemandirian bangsa kita secara ekonomi, khususnya ekonomi kreatif.

Poin Kedua “Konsep Trisakti” yang Diperjuangkan Satelit Telkom S3: Berkepribadian dalam Budaya

Berikut ini juga fakta saat ini. Kita baru menyadari dan menghargai kehebatan produk tanah-air kita sendiri setelah bangsa lain mengapresiasinya. Bukan itu saja, banyak karya dan prestasi saudara sebangsa kita yang sudah lama dinikmati dan banyak dilimpahi pujian dan sanjungan di luar negeri sekalipun, namun belum pernah didengar oleh bangsa kita sendiri. Dan ketika semua itu akhirnya sampai juga di telinga kita, sedihnya, tetap sedikit saja dari kita yang bersedia menikmati dan mengapresiasinya. Tetapi, sebaliknya, produk dan karya bangsa lain, apakah itu berupa barang fisik ataupun karya seni, cepat sekali cocok dengan selera kita sehingga kita sambut dengan antusias, padahal di negeri asalnya sendiri pun produk dan karya tersebut baru beredar di pasaran.

Namun kelak, dengan bantuan Satelit Telkom S3, biarpun kita tetap bisa mengakses informasi produk dan karya orang luar negeri, informasi produk dan karya Anak Bangsa jauh lebih membanjiri perangkat komunikasi elektronik kita. Alhasil, berangsur-angsur pikiran kita akan menjadi lebih akrab dengan karya-karya kreatif dan inovatif dari saudara-saudara kita sebangsa. Dan cinta bisa timbul oleh kebiasaan dan karena telah terbiasa. Maka, cinta dan penghargaan terhadap produk industri kreatif Indonesia pun akan bertunas, bertumbuh besar, berbunga, dan berbuah. Bilamana itu sudah terjadi, jiwa kita akan menyatu dengan nilai-nilai budaya bangsa kita sendiri. Hasilnya, terbentuklah identitas kebangsaan yang kokoh dalam diri kita. Takkan ada pengaruhnya lagi apakah suatu karya Anak Negeri telah mendapat pengakuan di luar negeri atau tidak. Kita pun tetap menikmati karya-karya bangsa lain, misalnya karya seninya, tetapi hanya sekadar itu, sebab semua itu takkan lagi menjadi standar/acuan untuk menilai bagus-tidaknya karya bangsa kita sendiri. Kita menilai karya seni bangsa kita dengan standar nilai budaya asli bangsa kita sendiri karena kita sudah punya jatidiri dan kepribadian yang jelas, termasuk dalam berbudaya.

Poin Ketiga “Konsep Trisakti” yang Diperjuangkan Satelit Telkom S3: Berdaulat secara Politik

Semua yang dihasilkan kerja teknologi digital yang disokong Satelit Telkom S3 itu tentu bukan hanya akan mendorong kita untuk berubah preferensi konsumsi sehingga menjadi lebih condong pada karya kreatif orang Indonesia melainkan juga akan berdampak hasrat kita. Banyak dari kita pun nantinya akan terangsang pula untuk ikut berkecimpung dalam bidang ekonomi kreatif lantaran terinspirasi dari karya-karya kreatif yang sudah ada, apalagi yang berasal dari daerah kita masing-masing sendiri. Kondisi ini pasti akan lebih mengeskalasi tidak cuma kuantitas dan kualitas industri kreatif nasional tetapi juga perekonomian makro Indonesia secara keseluruhan. Kemandirian ekonomi Indonesia pun menjadi lebih teguh. Kuatnya kemandirian ekonomi dan kepribadian dalam budaya adalah dua modal yang paling utama bagi kedaulatan suatu bangsa, termasuk kedaulatan secara politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun