kau memperhatikan aku, tanpa sadar kau sedang kuperhatikan pula
kau menyelami kata-kata sebagai kritik, kau sedang meremukkan tulang punggungmu sendiri
Lihatlah malam datang untuk merayumu,Â
dengan lembut mengajakmu jujur bercerita
Masihkah kau menggengam  cita-cita masa muda?
lafalkanlah berbisik, ia mahir memahatnya menjadi puisi
dan menambatkan sumbu yang masih menyala di dadamu
mengalirkan cahayanya di setiap sel darahmu
Ke sanalah kau bergerak, meski kau harus merangkak
sabarlah, kau sedang bangkit meski kau menangis
kau telah menang, meski kau kesakitan