Bocah kecil tertidur di bawah ketiak Bapak
Lengannya setengah menggantung pada perut yang membusung
Detik beringsut menyusul sepi
Tak ada lagi jeritan lengkingan sejam lalu
Hilang sudah ekspresi kesal sebelum tidur
Berganti senyum ranum, seketika setelah setiap kecupan mendarat di pipinya
Bocah kecil kini sedang mengendarai mimpi
Bapak menerka-nerka dari balik wangi kulit kepalanya
Rambut halusnya mempermainkan perasaan orang dewasa
memanggil masa kecil yang kini sudah dimana
dan menerawang tanda tanya seperti apa kelak kau menjelma
Bocah kecil memeluk erat lagi
Desahan nafasnya seperti masih belum puas bercerita
tentang ikan kecil di aquarium
tentang kecoa di balik tempat sampah
atau anak kucing yang masuk ke rumah kita tadi pagi
Begitu sederhana setiap kata-katanya
meluncur bebas tanpa batas
Menusuk kebohongan yang setiap hari diterima
makna yang kau cipta di balik mata bening itu
membuatku percaya,
kau yang kecil ini sedang mendewasa
Di bawah ketiak Bapak
kaki mungilmu setiap hari terasa semakin panjang
menekuk tertiup angin pendingin ruangan
Selimut tipis kita sepertinya masih cukup luas
untuk menampung kehangatan yang belum sempat Bapak bagikan sepulang kerja tadi
Bapak menggeser posisi kepala bocah
agar bisa memeluk lebih leluasa
membiarkan malam memanjakan kita
lalu melepaskan sebait doa yang mengalir di sana
dan hangat air mata yang menetes untuknya.
Bekasi 26 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H