Mohon tunggu...
samuel purba
samuel purba Mohon Tunggu... Administrasi - PNS, pemerhati sosial

Penikmat alam bebas dan bebek bakar; suka memperhatikan dan sekali-sekali nyeletuk masalah pendidikan, budaya, dan kemasyarakatan; tidak suka kekerasan dalam bentuk apa pun.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Bocah di Ketiak Bapak

27 Januari 2023   10:24 Diperbarui: 27 Januari 2023   15:34 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bocah kecil tertidur di bawah ketiak Bapak

Lengannya setengah menggantung pada perut yang membusung

Detik beringsut menyusul sepi

Tak ada lagi jeritan lengkingan sejam lalu

Hilang sudah ekspresi kesal sebelum tidur

Berganti senyum ranum, seketika setelah setiap kecupan mendarat di pipinya

Bocah kecil kini sedang mengendarai mimpi

Bapak menerka-nerka dari balik wangi kulit kepalanya

Rambut halusnya mempermainkan perasaan orang dewasa

memanggil masa kecil yang kini sudah dimana

dan menerawang tanda tanya seperti apa kelak kau menjelma

Bocah kecil memeluk erat lagi

Desahan nafasnya seperti masih belum puas bercerita

tentang ikan kecil di aquarium

tentang kecoa di balik tempat sampah

atau anak kucing yang masuk ke rumah kita tadi pagi

Begitu sederhana setiap kata-katanya

meluncur bebas tanpa batas

Menusuk kebohongan yang setiap hari diterima

makna yang kau cipta di balik mata bening itu

membuatku percaya,

kau yang kecil ini sedang mendewasa

Di bawah ketiak Bapak

kaki mungilmu setiap hari terasa semakin panjang

menekuk tertiup angin pendingin ruangan

Selimut tipis kita sepertinya masih cukup luas

untuk menampung kehangatan yang belum sempat Bapak bagikan sepulang kerja tadi

Bapak menggeser posisi kepala bocah

agar bisa memeluk lebih leluasa

membiarkan malam memanjakan kita

lalu melepaskan sebait doa yang mengalir di sana

dan hangat air mata yang menetes untuknya.

Bekasi 26 Januari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun