Orang yang bekerja untuk meaning berbeda dengan mereka yang bekerja demi uang. Sederhananya, mereka yang berorientasi uang adalah mereka yang pengen cepat-cepat kaya dan meraih banyak hal secara materil. Sayangnya menurut Kasali, justru mereka yang demikian di saat akhir karirnya banyak mengalami kendala keuangan.Â
Mungkin di awal karir mereka terlihat cepat menanjak. Namun generasi muda terus berdatangan dengan keahlian dan kapasitas yang terus berkembang.Â
Di sisi lain manajemen perusahaan/ instansi juga terus berubah. Lingkungan dan sistem bekerja terus berubah, sementara mereka enggan berubah. Singkatnya mereka yang bekerja dengan berorientasi uang tidak dapat bertahan lama.
Bagi saya passion dan meaning bukanlah dua hal yang musti dipertentangkan, namun justru saling melengkapi. Mereka yang bekerja dengan pola pikir pengerja, yang berorientasi menghasilkan yang terbaik dalam pekerjaannya, bagi saya mereka juga bekerja untuk sebuah meaning.
Keduanya berfokus kepada pemenuhan makna diri dan sebuah panggilan pengabdian terhadap nilai-nilai kebajikan. Orang-orang yang bekerja untuk meaning dan menerapkan pola pikir pengerja, mereka adalah orang yang tidak bisa diabaikan karena memiliki keahlian hebat, terus menerus belajar dan mengembangkan diri, dan menenggelamkan diri kepada sebuah tujuan yang mulia.Â
Kalau sudah demikian, bagi orang-orang sedemikian, apakah rasanya masih relevan berbicara tentang mengejar uang, jabatan, dan kekayaan? Karena hal-hal tersebutlah yang kelak mengejar-ngejar mereka!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H