Pola pikir pengerja memaksa kita untuk terus belajar dan belajar tanpa henti sehingga menjadi orang terbaik dalam bidang pekerjaan tersebut.
Pola pengerja ini membantu kita melepaskan diri dari situasi atau lingkungan pekerjaan yang tidak sesuai dengan "passion" kita. Setelah berhasil membiasakan diri dengan pola pengerja ini, maka kita akan menjadi pribadi yang benar-benar mahir dan hebat sehingga orang-orang tidak bisa mengabaikan kita. "Be so good so they can't ignore you", demikian ungkap Cal.
Tesis yang disampaikan Cal adalah, jika seseorang sudah menguasai bidang pekerjaannya maka passion akan muncul dengan sendirinya. Passion tersebut kemudian menuntun kita untuk semakin mengembangkan kemampuan lebih luas dan lebih dalam.
Bagi orang yang menerapkan pola pengerja ini, jabatan (control) bukanlah hal yang cepat-cepat ingin dicapai. Benar, bahwa memiliki kuasa/ kendali adalah sebuah privilege yang cukup menggoda jika diperoleh.Â
Namun memiliki control sering kali membuat kita sulit fokus untuk mengembangkan keahlian tertentu akibat banyaknya yang harus diurus, terutama terkait dengan kepentingan manajerial. Passion yag lahir sebagai hasil tipe pengerja adalah privilege yang sebenarnya dalam karir/ pekerjaan kita.
Bahkan memiliki control dengan modal keahlian yang terbatas justru sering membuat posisi kita tidak bisa bertahan lama. Konsekuensinya kecenderungan yang dilakukan adalah mempertahankan posisi tersebut dengan cara-cara lain di luar kompetensi dan keahlian yang kita miliki.Â
Oleh karena itu jangan cepat-cepat tergoda dengan promosi jabatan. Fokuslah terlebih dahulu dengan peningkatan kapasitas dan keahlian, yang merupakan modal utama karir kita.
Setelah lebih dari satu dekade bekerja, saya banyak sepakat dengan ide dalam Don't Follow Your Passion tersebut. Namun bagi saya, dalam menjalani pekerjaan dan kehidupan ada yang sedikit berbeda (mungkin lebih) dari sebuah passion.Â
Dalam hal ini saya juga teringat dengan konsep meaning yang pernah ditulis Rhenald Kasali di Kompas beberapa tahun lalu (Mereka Cari Jalan Bukan Cari Uang).
Mengutip Co-Founder Apple, Guy Kawasaki yang pernah berkata, "Kejarlah meaning. Jangan kejar karier demi uang. Sebab, kalau kalian kejar uang, kalian tidak dapat meaning, dan akhirnya tak dapat uang juga. Kalau kalian kejar meaning, maka kalian akan mendapatkan position, dan tentu saja uang."Â
Orang yang mengejar meaning itu menjalankan sesuatu yang mereka cintai dan menimbulkan kebahagiaan. Bahagia itu benih untuk meraih keberhasilan. Orang yang mengejar gaji berpikir sebaliknya, kaya dulu, baru bahagia.