Jika mulut ini dipaksa bercerita
sudah tumpah ruah kata-kata di jalanan ini
Namun aku lebih menikmati
nyanyian burung gereja yang menggoda di pucuk pinusÂ
Mengapa sulit berbagi sepi, tanyanya
aku tersenyum saat itu tanpa gumam
Jika senja mulai bertanya seberapa kuat rindu ini
aku akan mengajaknya tertawa,
mentari jingga di ufuk barat itu mengerti artinya
tanpa perlu  mengumbar kata
Biar kusisipkan saja sebaris rasaÂ
pada bias sinarnya, hangat menembus ruang sukma
Betapa banyaknya pelajaran yang ingin kupetik
dari semesta maha kaya ini,
yang memberi dengan cuma-cuma
kepada mereka yang tekun bertanya
tanpa pernah menggungat
Hanya sepenggal puisi  kini kupersembahkan
kepada pucuk-pucuk pinus yang kian merapat
tanpa mengingat apa saja yang telah kudapat
Dia yang tetap setia, teman seperjalanan
selalu sanggup memberiku jawab.
Bandung, Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H