mengapa aku hanya bisa terdiam
di saat langkah ini sudah terlanjur jauh
mencoba menyusul bercak bercak pikiran
menempel satu dan hilang tak sanggup tergapai
aku masih saja berusaha
memaksakan kebodohan menjadi tahu
dalam gelap ku harap bisa melihat
bahwa aku hanya sendiri
namun yang kulihat hanya gelap
mengapa aku bersedih
menangisi orang-orang yang lalu lalang
mereka itu hanya sekilas melintas
bukan milikku, bukan...
aku hanya perlu meneruskan perjalanan
dalam diam dan tenang
entah mengerti atau bimbang
hanya melangkah saja
mengapa aku takut
karena sendiri artinya menemani kesunyian
tidak ada yang salah untuk belajar meyakini
di kamar ini sedang diracik mimpi-mimpi
bumbunya tawa dan tangis
diiringi musik dan nyanyian doa
dia tahu kepada siapa harus berharap
hanya dia yang tahu..
mengapa aku masih termangu
melihat gedung-gedung nan tinggi
saat angin sore mulai menyangsikan
kaki ini apa masih bisa diajak kompromi dengan logika
sunyi kembali menggelayut
berkuasa dan menekan
namun kali ini tanpa arogansi
aku hanya bisa menerima tanpa sanggup bertanya
dan aku menerima..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H