Yang sangat diperlukan adalah kejujuran mengakui diri sendiri. Mungkin di hadapan orang lain kita bisa bersandiwara, tapi terhadap diri sendiri kita tidak dapat berbohong. Dan kejujuran itulah yang seharusnya memandu hati dan jiwa kita kepada apa yang menjadi tujuan hidup kita.
Setiap orang tentu bisa saja mempunyai tujuannya masing-masing. Ada yang fokus pada uang, harta, dan kekuasaan. Dan dia bahagia akan itu. Ada yang fokus pada karakter, nilai-nilai, dan kemanfaatan diri kepada sesama. Human being is a goalseeking animal. Membandingkan kesuksesan dengan satu indikator atau variabel adalah tindakan yang salah dan bodoh.
Itulah sebabnya adalah tidak perlu untuk membanding-bandingkan tujuan hidup dan keberhasilan diri kita dengan keberhasilan orang lain. Hal itu hanya akan menyakiti diri kita sendiri. Dinding yang kita tinju tidak akan bergerak, yang ada hanyalah tangan kita yang terluka.
Karena itu kembalilah ke suara hati kita yang paling dalam. Tetapkan tujuan hidup, kejarlah, optimislah, dan wujudkanlah. Akhirnya mengutip Hiromi Shinya, MD dalam bukunya The Miracle of Enzym, "Orang yang sehat dan bahagia adalah mereka yang menetapkan tujuan hidupnya dan berbahagia dalam mewujudkannya."Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H