Ada cukup banyak yang dibagikan dalam buku ini yang secara praktis membantu kita dalam mencari dan menemukan kedamaian bagi jiwa kita sendiri. Seperti yang diyakini penulis bahwa kita akan mendapatkan apa yang kita cari dalam hidup kita. Kalau mencari yang baik akan memperoleh yang baik, demikian pula jika mencari yang buruk akan mendapatkannya juga.
Contoh yang paling mudah diingat adalah ketika kita stres karena harus mencuci pakaian. Saran praktisnya ya mencuci saja, jangan menanyakan kenapa harus saya yang mencuci, kenapa saya tidak punya cukup uang untuk membayar pembatu atau biaya laundry, dan sebagainya. Sama seperti burung berkicau karena memang dia berkicau, tanpa ada alasan apapun.
Bahkan dengan menutup mata, menarik nafas dalam-dalam, mengembuskannya kembali, lalu tersenyum dapat membuat kita bahagia. Hal-hal seperti ini cukup membantu dalam mengatasi stres yang sebetulnya tidak perlu terjadi dalam hidup ini.
Tujuan Hidup
Tadinya saya agak pesimis jika buku ini hanya menguraikan hal-hal yang membuat kita mampu mengatasi berbagai kondisi dan menemukan kedamaian. So, what? Hidup kan terus berlangsung dan kita tidak bisa hanya berupaya menekan tingkat stres terus-menerus. Tentunya kita harus mencari dan mengejar kebahagiaan sejati dalam hidup kita.
Pada bab-bab selanjutnya banyak dikupas tentang tujuan hidup. Kebahagiaan sangat ditentukan oleh tujuan tersebut. Oleh karena itu bagi kita yang belum menentukan secara spesifik tujuan hidup kita: tentukanlah sekarang. Orang yang bahagia adalah mereka yang mengetahui apa yang menjadi tujuan hidupnya, dan yang mengetahui bahwa dia sedang bergerak menuju tujuan tersebut.
Namun tujuan tersebut tidak harus hingar-bingar atau gegap gempita. Mereka yang memasang target yang terlalu tinggi dan kurang realistis cenderung mengalami banyak benturan, di saat yang sama mereka memaksakan agar situasi sejalan dengan keinginan mereka.
Tubuh bukanlah mesin. Selalu ada batas-batas yang mesti kita sadari dalam hidup ini. Hidup diibaratkan pertandingan sepakbola yang terdiri dari dua babak. Tentu kita tidak ingin karena mengejar uang, status, dan kekayaan begitu keras (babak pertama) di usia 30-40 tahun, kemudian di babak kedua kita habiskan dengan berbagai kondisi penyakit gula, asam urat, jantung, darah tinggi, gangguan pencernaan, lever, dan lain-lain. Oleh karena itu bijaklah dalam mengatur ritme permainan di babak pertama sehingga kita masih bisa melanjutkan pertandingan di babak kedua dengan baik.
Berkaitan dengan kebahagiaan dalam mencapai tujuan hidup, Heidi Grant Halvosron dalam tulisannya Nine Things Successfull People Do Differently, mengemukakan bahwa dalam satu dekade terakhir ada banyak penelitian psikologi sosial menemukan bahwa ada sebagian orang yang sukses menggapai impiannya dan sebagain laginya tidak; hal tersebut bukan dikarekan siapa mereka (who they are), tetapi apa yang mereka lakukan (what they do).
Adapun langkah-langkah yang penting diketahui adalah sebagai berikut:
- Tujuan yang spesifik. Buatlah tujuan se-spesifik mungkin. Dari pada membuat tujuan saya akan menurunkan bobot tubuh beberapa kilogram, lebih baik mengatakan saya akan menurunkan bobot tubuh 5 kilogram;
- Kejarlah momen untuk melakukan aksi terhadap impianmu. Meskipun dikelilingi rutinitas, kita harus bisa menentukan kapan dan dimana kita harus melakukan aksi yang membantu kita mewujudkan impian. Misalnya untuk menggapai impian sekolah ke luar negeri, kita harus bisa mengambil waktu-waktu khusus untuk kursus bahasa asing misalnya;
- Ketahuilah secara pasti sejauh mana kemajuan yang sudah kita capai. Harus mampu mengenali dan memonitor dengan jujur sudah sejauh apa progress kita dalam waktu-waktu tertentu;
- Optimis namun tetap realistis. Optimis bahwa kita mampu mencapai impian tersebut, namun jangan terlalu meremehkan tantangan yang bakal kita temukan. Setiap impian pasti membuhkan waktu, tenaga, perencanaan, ketekunan, dan usaha sendiri
- Fokuslah untuk selalu menjadi lebih baik, bukan hanya sekedar baik. Orang-orang yang fokus untuk menjadi lebih baik akan terus belajar dan mengembangkan berbagai keahlian baru, mau mengambil langkah-langkah yang lebih sulit, dan menghargai setiap pencapaian yang sudah diperolehnya;
- Berani berkomitmen untuk perjuangan yang panjang. Keberhasilan seseorang diperoleh bukan dalam jangka pendek. Oleh karena itu komitmen berjuang untuk finish sebagai pelari marathon dan bukan sprint, merupakan modal wajib orang-orang yang berhasil;
- Bentuk otot-otot kehendak yang kuat. Otot pengembangan diri kita sama saja dengan otot fisik, dimana jika tidak sering latihan akan menjadi lemah. Otot-otot pengembangan diri akan dilatih seiring dengan masalah dan tantangan yang kita hadapi. Kalau kita menghindari latihan tersebut, kita akan sulit menjadi orang yang sukses;
- Jangan menggoda takdir. Sekeras apapun usaha kita, tetap harus menyadari bahwa kita memiliki keterbatasan. Jangan memaksa untuk melewati batas-batas tersebut, jangan mendatangkan bahaya dengan terlalu yakin akan diri sendiri dan mengabaikan keterbatasan yang kita miliki, dan;
- Fokuslah pada apa yang akan kita lakukan, bukan pada apa yang tidak akan kita lakukan. Kita harus fokus untuk mengembangkan perilaku yang baik daripada mengevaluasi perilaku yang buruk.
Membaca Sejenak Hening seperti mengajak kita berhenti sejenak. Lantas melihat ke dalam diri kita sendiri. Sebetulnya apa yang benar-benar saya inginkan dalam hidup ini? Apakah saya bahagia dengan keadaan sekarang? Mengapa saya masih merasa tidak bahagia?