Mohon tunggu...
Samuel Manik
Samuel Manik Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Masalah Datang dari Segala Arah

11 November 2018   21:11 Diperbarui: 13 November 2018   13:33 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu sudah berada pada pukul 17.45 pertanda hari akan semakin gelap, Saya bernama asli Samuel adalah Seorang pemandu Wisata amatir beserta orang orang dari rombongan bus tadi kelihatan semakin panik sambil menunjukkan ekspresi wajah yang takut serta diam tak menentu. Detik demi detik dilewati dan tak terasa makhluk buas dari dalam hutan sebentar lagi siap keluar untuk menyantap hidangan malamnya.  

Sesekali Anggi merintih kesakitan karena cedera kaki yang dialaminya sewaktu menelusuri hutan konservasi, namun sebelum baterai ponselnya habis ternyata ia sempat membaca artikel miliknya yang berjudul 'Coklat merupakan pereda rasa sakit Alami' maka dengan sigap ia langsung menyantap sisa Coklat yang ada dalam tasnya sampai sampai punya Kanaya yang lupa ia bagikan, pun turut serta dihabiskan oleh dirinya sendiri tanpa sepengetahuan oleh kanaya. 

Sambil asyiknya memakan coklat tak lupa juga ia mengabadikan momen tersebut. Ia berhasil mengabadikan ekspresi Kanaya yang begitu takutnya akan kegelapan mengingat waktu yang sudah menunjukkan pukul 17.50 ditengah hutan.

Anggi sempat berniat akan menyebarkan ekspresi Kanaya tersebut ke teman lainnya jika sudah sampai di tujuan namun niatnya tersebut justru sirna karena tak kuasa menahan rasa sakit dari kakinya yang terkilir sambil menunggu kedatangan penjaga konservasi, saya dan Lukman samar-samar mendengar suara pluit dari dalam hutan dan membalasnya dengan teriakan yang cukup kencang. 

Kami menduga awalnya itu adalah Fred dan ternyata benar, ia kembali bergabung bersama kami setelah keluar dari dalam hutan untuk BAB dan Fred tampak mulai memeriksa amunisi dalam senjatanya mengingat waktu sudah menunjukkan pukul 17.55 pertanda beberapa menit lagi hewan buas siap untuk mengintai rombongan kami.

Saya berusaha menenangkan Kanaya tetapi dia diam seribu bahasa dengan ekspresi kebingungan, sedangkan dilain posisi Lukman dan Fred berbincang sejenak membahas Politik Indonesia yang kian Memanas dengan bahasa Inggris Lukman yang cukup memukau dan tanpa sengaja Fred melihat anak Lukman yang mulai menunjukkan gejala sesak napas dikarenakan takut dengan kondisi yang cukup mencekam kala itu. F

red menenyakan Prita (Istri Lukman) yang kebetulan sedang berada disamping anaknya, 'obat apa yang biasa dipakai untuk mengatasi gejala sesak napas itu?' Perasaan Prita campur aduk serta tampak bingung karena kondisi anaknya yang gelisah dan tidak menjawab pertanyaan dari Fred, seketika Prita pun meminjamkan Gadgetnya kepada Saya, lalu saya pun mencari tau apa obat yang biasa digunakan untuk mengatasi gejala penyakit tersebut. dengan sinyal seadanya pada akhirnya Saya menemukan dan memberitahu apa obat yang direkomendasikan dan kebetulan Fred membawa obat tersebut didalam persediaannya, seketika Fred langsung memberikan obat itu dengan dosis yang cukup kepada Kevin (Anak Lukman).

Waktu sudah menunjukkan pukul 18.00, Penjaga hutan konservasi sudah datang dengan motornya. Saya menceritakan kepada penjaga apa saja keluh kesah yang kami alami disini, mulai dari persediaan makanan dan minuman, alat untuk memperbaiki mobil, dan penerangan. setelah itu saya dan Lukman cerita dan bersepakat untuk membawa Anggi terlebih dulu ke Posko untuk diberi pertolongan pertama dan tak lupa juga Fred memberi sedikit obat untuk meredam rasa sakit Anggi ketika dalam perjalanan. 

Penjaga hutan dan Anggi pun hendak berangkat tidak lupa juga saya berpesan kepada Penjaga hutan tsb untuk membawa beberapa alat yang dibutuhkan. yang tinggal disini adalah Fred, Kevin, Lukman, Prita, Kanaya, Her, dan Saya sendiri yang memutuskan untuk menunggu bantuan yang datang dari desa terdekat.. Her mulai tampak kelelahan untuk memperbaiki minibus tua miliknya, kadang kala Fred juga membantu Her untuk memperbaiki namun tidak ada perkembangan sama sekali. Kanaya juga turut kebingungan karena Baterai handphone milik Lukman yang dipinjam perlahan - lahan berkurang.

Saya pun memberitahu kepada Fred bahwa Her punya riwayat sakit jantung, mendengar hal tersebut Fred langsung memeriksa persediaan obat  - obatannya namun tidak kunjung menemukan obat yang tepat untuk Her. tak sengaja saya memandang kaca minibus tsb dan menemukan 2 sisa nasi kotak, saya pun bergegas untuk menyuruh Her beserta Lukman untuk beristirahat dan menyantap hidangan yang ada. 

Her tampak harus menenangkan dirinya terlebih dahulu dan anjuran dokter tidak boleh mengkonsumsi apapun ketika sedang kelelahan, oleh karena itu saya menawarkan kepada Kanaya, ia tampak cemas karena hari sudah semakin gelap dan suara hewan liar mulai terdengar bahkan tawaran saya pun tidak dijawab oleh Kanaya, saya pun memutuskan untuk menyimpannya untuk bekal nanti, sedangkan Lukman secara langsung memakan nasi kotak tsb dan membagikan juga kepada Istrinya, serta anaknya yang dengan lahap memakan snack kesukaannya.

Fred sedang siap siaga menjaga sekitar lingkungan tempat rombongan kami berada dengan senjata api miliknya, dengan jam yang menunjukkan pukul 18.15 dan hari sudah benar benar gelap. Ternyata Fred sudah menyiapkan tumpukan ranting pohon kering dari dalam hutan sewaktu usai BAB untuk dibakar, berkat keahlian Fred yang berpengalaman dalam hutan, akhirnya api pun berhasil menyala dan cukup untuk menerangi rombongan kami untuk beberapa saat. 

Teringat akan persediaan yang semakin terbatas akhirnya saya mengingatkan kembali penjaga hutan tsb dan kebetulan ia sedang dalam perjalanan menuju tempat rombongan kami, tak lama menunggu penjaga tersebut akhirnya tiba dilokasi dan menyampaikan informasi bahwa Anggi sudah ditangani oleh petugas penjaga hutan yang lain dan kondisinya semakin membaik. 

Penjaga tersebut memberikan beberapa alat pendukung untuk memperbaiki mobil milik Her dan Senter kepada saya dan Kanaya sedangkan untuk persediaan makanan dan minuman tidak dapat dibawa karena kelebihan muatan, Fred berjaga - jaga, sedangkan Lukman dan Istrinya tampak sedang menenangkan Anak mereka dengan memutar Video Klip Kartun 'Hey Tayo' dari Youtube yang lumayan Buffering. 

Penjaga dan Her tampak berdiskusi beberapa menit tentang letak masalah minibus tersebut dan beruntungnya alat yang dibawa oleh penjaga tadi berguna untuk memperbaiki mesin yang mengalami Overheat, dengan bergegas saya permisi untuk menjemput Anggi yang berada di Rumah konservasi menggunakan motor dan senter milik Penjaga.

30 Menit berlalu, jam sudah menunjukkan pukul 18.45 setibanya saya dan Anggi dilokasi rombongan akhirnya sudah menemukan titik terang, minibus tua milik Her berhasil dinyalakan dan bisa digunakan untuk melanjutkan perjalanan kembali ke penginapan di kota. 

Raut wajah seluruh anggota rombongan yang tadinya begitu menyedihkan akhirnya berubah drastis menjadi bahagia karena sudah berhasil melewati masa - masa sulit. Saya pun membatalkan rencana penjemputan oleh teman dari kota dekat penginapan. 

Api yang berhasil di nyalakan oleh Fred pun dipadamkan oleh penjaga dan Semua berbegas untuk masuk kedalam Bus sedangkan penjaga tadipun kembali ke rumah konservasi yang terletak di dekat hutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun