Mohon tunggu...
Samuel Luhut Pardamean S
Samuel Luhut Pardamean S Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

" Cintailah apa yang anda Cintai, karna Cinta itu Kebenaran" - Samuel LPS

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jasmine

14 Oktober 2024   01:23 Diperbarui: 14 Oktober 2024   01:23 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jasmine

  Yang dingin aja.
Sebuah tangan yang manis dan cerah memasuki kulkas, ditelusurinya, diambilnya dengan jari tangannya yang manis. -- Teh kotak Jasmine --

Kukunya bersih, terlihat antik diselah sedotan yang berembun itu.
Dihapitnya dengan jari jarinya tiga buah teh kotak Jasmine, tangan nya berembun terkena hawa dingin kulkas.
"Kak," panggil seorang gadis memanggil Pi yang memang lebih tua usianya.
"Oh, yowis." Ujar Pi.
.
.
.
.
...
.
.
.
  Hari sudah cukup siang, mereka baru saja berangkat. Kemeja hitam dan celana cokelat. Elegan, dia tiba.
 Siang itu, namun sepertinya ia tak melihatku
Tak apalah, kata ku mengerutkan bibir
Beda, kata hatiku
Lebih gimana gitu, hahaha.. hatiku tertawa penuh kebahagiaan.
Hari ini harinya Tuhan, hatiku bernyanyi sangat uporia
-Slank -- Atmosphere Ngeblues      -
Saat kubuka kacamata ku lihat ia begitu indah, penuh harapanku padanya
Saat kupakai kacamata ku lihat ia benar sangat sempurna
Kagum ku, selalu baru rasanya tiap saat. Kopi hitam yang dimuzizatkan itu menemaniku menikmati keindahannya penuh rasa syukur, aku tak menyangka akan bisa bertemu dengannya seperti ini.
  Terdengar suara dari Once Mekel, membawakan lagu Dewa 19 -- Kangen. Saat itu aku diselimuti perasaan yang bercampur-campur, seakan sebuah kabut aku pun tenggelam didalamnya.
   Hatiku penuh sukacita, rasanya kata-kata takkan cukup mendeskripsikan segala yang terasa. Kuingat matanya yang cokelat, membuat aku sangat berbangga hati mirip dengan mata ku juga yang berwarna cokelat. Tatapan dibawah alisnya yang tebal menghayutkanku kedalam mimpi-mimpi indah yang selalu ingin kuulang, membawaku hatiku menari-nari keladam lantunan yang sangat mengasyikan. Seakan tubuh ku bergoyang dibenakku, menari dalam kehangatan pelukannya.
   Senyumku begitu manis ku rasakan memandanginya dalam pikirku, menggetarkan jiwaku yang kuakui sangat membutuhkannya. Wanginya begitu damai seperti aroma melati. Kusibukkan diriku sengaja memikirkannya, padahal ia tampak nyata terhubung denganku. Sejak kecil aku selalu sadar ia disisiku, tidak pernah hari-hariku suntuk saat bersamanya. Ya walaupun dulu terkadang pernah seakan tak terlihat, apalagi saat ini yang kutahu ia membutakan dirinya sesaat. Buta tak melihat secara terhubung masa dan waktu, namun aku senang karna bibirnya yang seksi selalu mengatakan kejujuran. Ia berkata, bahwa ia selalu merasakan kehadiran ku.
   Aku selalu bersama langkahnya, ia tak pernah meninggalkan ku meskipun saat ini kami hanya terhubung masa dan waktu. Suatu hal yang tak pernah kuinginkan ialah dimana aku tak melihatnya secara terhubung, entah kenapa yang pasti aku tahu, hatiku memang memilih dia. Dulu aku pernah tak melihatnya secara terhubung, bahkan aku seakan tak dapat merasakan kehadirannya. Segalanya hampa bagiku saat itu, aku seperti dalam sebuah palungan atau jurang dalam laut yang sangat dalam. Penug kegegelapan yang sangat misterius, kucari aromanya keseluruhan penjuru namun tak dapat kutemukan. Harap dan doa-doaku kusampaikan, aku seakan sangat malu terhadap Tuhan saat tak kulihat dia. Seakan dia pergi meninggalkanku, namun sebagaimana kusadari aku hanya hamba Tuhan kucoba memohon. Langkah kaki ku penuh kegelisahan mencari, hati ku tak kaharuan begitu cemas tanpa kehadiran sosoknya.
   Kutanyakan kepada saudariku, namun apa daya kami. Kami sama-sama merasakan rasa yang sama. Kucoba kuingat wajah dan senyumnya yang manis bagiku, namun tak bisa. Seperti seorang pemanjat tebing yang terpojok ditebing jurang, tanganku mencoba meraih sebuah pegangan namun batu tebing itu runtuh dan menjatuhkan ku kedalam jurang yang dalam. Nafasku seakan tak bisa kuhirup, hanya kesesakan terasa saat kurasakan air matanya jatuh membasahi pipinya. Namun cintaku padanya melebihi sebuah sinar dalam hati ku, kegenggam tangan saudariku penuh harapan yang sama. Bersama kami lalui kepahitan yang begitu mencekam, senyum saudariku begitu mirip dengannya, membangkitkan amarahku mengusir kepenatan yang begitu sunyi. Cokelatnya bola mata saudariku mendobrak semangatku yang hilang, hanya puji syukur yang bisa kugambarkan daripada rasa yang kudapatkan. Dan kami tersenyum menantikan asal senyuman kami.
   Sesaat kuterdiam, sebuah guntur bergemuruh cukup dahsyat. Padahal tak ada tanda akan hujan yang mau turun, sebenarnya hatiku masih cukup sepi dan terlihat terekspresikan diwajahku. Dimana diriku tak dapat membohongi diriku sendiri yang merasa sangat kehilangan, belum juga kurasakan kehadirannya dan terlihat seperti biasanya bagiku. Hatiku penuh pasrah kepada Tuhan, begitu ajaib kuasa Tuhan saat itu. Diriku yang seakan bergelut kehampaan dan menjerumuskan hasratku kemalasan melakukan sesuatu, tak kusangka ia hadir nyata dihadapanku. Seorang pria yang sangat kuidam-idamkan benar-benar ada dihadapanku, tak seperti biasa aku hanya melihat dan menyentuhnya secara terhubung nyata.
  Secara spontan aku benar-benar gugup, tak bisa kukatakan apapun. Aku ingin melompat kegirangan rasanya.
  "Apakah ini mimpi?" kata hatiku bertanya-tanya tak terduga.
  Hatiku sangat berdebar saat ini, gerakan tubuhku tak seleluasa saat kucandai ia saat terhubung bersama saudariku. Aku tahu ini pasangan ku yang ciptakan Tuhan, itu kata hatiku terdalam. Kurasakan aromanya benar nyata seperti kedua jariku yang bersentuhan, ia luar biasa dan tak pernah buruk bagiku. Aku bersenandung menikmati sosok yang sangat dirindukan itu, seperti sebuah lagu dari 'MKTO -- God Only Knows' berbisik dalam benakku bersenandung ria akan hadirnya dia.
    Sangat simple walau hanya sebentar saat itu nyata kami diruangan yang sama, padahal aku ingin lama-lama bercakap-cakap dengannya. Sebenarnya aku agak sedih, tapi gak apa-apa kataku dalam kesadaran ku yang logis. Sepertinya ia sedang dalam lupa dan tak mengenaliku, padahal aku selalu ada disisinya secara terhubung sebelum ia tak kulihat lagi. Kini ia nyata dan kami terhubung lagi, jadi kini aku bisa kembali bernafas penuh keyakinan dan kebahagiaan.
  Kini hanya sibuk kubayangkan dia yang hadir nyata tadi, setelah ia pergi dan kini hanya terhubung nyata rasanya lebih luar biasa. Membuatku cukup gugup memandangnya secara terhubung, menjaga sikapku agar tak aneh baginya. Padahal aku tahu ia tak melihatku, terkadang kurapihkan hijab ku karna kuakui aku agak salah tingkah rasanya. Bahkan kulihat saudariku yang terhubung juga demikian sama dengan ku sikapnya, kami tersenyum kecil agak malu mencoba menghadapinya.
  Entah seperti kartun Barbie rasanya, hidup ini sangat unik bernuansa melodi yang semilir dengan apa yang terjadi. Terdengar suara musik dari seorang pria yang menuntunku selalu bersikap benar terhadap segala hal, lagu yang membangkitkan semangatku saat itu. 'Fun -- Carry On' lagu itu jelas, padahal kami terhubung. Dia manis, baik dan seperti sosok kakak bagiku. Ia sedang dalam perjalanan, menyemangati ku untuk selalu jujur kepada segala hal, wajahnya tak asing, kadangkala kulihat seperti sosok Sem. Sem merupakan sosok pria yang terhubung disisiku sejak kecil, pria yang sempat kurindukan dan hadir nyata dihadapanku setelah begitu lama rasanya tak kulihat.
   Aku kurang tahu pasti kemana pria misterius itu pergi, namun sepenglihatanku banyak hal positif yang ia lakukan. Ia setia kepada Tuhan, meskipun kami beragama beda. Agamanya sama seperti Kak sem, sendangkan aku seorang muslimah. Ia juga selalu mengaplikasikan pluralisme di kehidupannya, jadi aku yang menyukai sosok kak Sem yang beda agama bisa banyak belajar juga dari pria itu. Sem pernah berkata ; "Jangan kau lepas hijab mu, Tuhan itu hanya satu. Hanya agama kita saja yang beda, namun kita diciptakan oleh satu Tuhan yang sama". Hal itu membuatku meluaskan pemikiranku mengenai kehidupan yang sangat unik, bahkan dia membuatku melihat dunia menjadi sangat ajaib.
 Tidak ada pria lain bagiku, karna kak sem sudah sejak kecil ku kenal dan ia terhubung nyata disisiku. Bukan sekedar partner dalam sebuah tim, namun ia sosok inspirasi ku berhasrat melakoni hidup yang benar. Muzizat dari Tuhan juga selalu mengisi waktu kami bersama secara terhubung, menambahkan kehikmatan yang penuh hikmah dikehidupan. Aku suka pria cerdas, itu juga alasan ku menyukai kak Sem yang cerdas.
 Dunia ku begitu berwarna bersama nya, dia itu bukan sekedar sosok yang ada. Namun rasanya memang seperti aku tak lengkap tanpanya. Atau mungkin karna warna mata kamu yang sama-sama cokelat jadi sebuah alasan juga ya, intinya aku tuh gak mau kehilangan dia. Malam ini cukup beda, kulihat dia disisiku rasanya agak tegang. Setelah tadi siang ketemu walau ikhlas karna ia terlihat lupa kepadaku, namun indahnya luarbiasa banget. "Semoga besok pas ketemu lebih banyak kata yang kami katakan" kata ku dalam hati berharap kepada Tuhan.
   Tidurku lebih indah malam ini, pagi pun ku sambut dengan semangat yang lebih meembara. Kupastikan kehadiran ku pagi ini lebih awal, kuterjang ruang permandian dan tak hiraukan dingin nya embun. Semangat ku begitu gigih, bahkan yang kulihat ia pun sudah bangun lebih awal. Kupakai pakaian ku yang telah hatiku tentukan, kurias sejenak diri didepan cermin penuh senyum yang berseri-seri. Tak pakai lama, seakan kami dalam medan perang. Aku telah siap sedia berangkat kekantor, taklama ku ingin beranjak kudengar suara adzan subuh berkumandang. Sejenak ku terdiam, cukup malu rasanya.
    "Astaghfirullah aladzim" kataku terhening seketika saat adzan subuh berkumandang.
Kulihat diriku yang sudah berpakaian rapih dan tertunduk.
  "Subhanallah,"
Lalu kutuju kembali ruang permandian, kubasuh tangan, kaki, dan  aku ambil wudhu.
  "Bismillah"
Aku shalat subuh.

Sesaat setelah aku shalat subuh kuterdiam penuh sukacita, senyumku menatapnya yang sedang bersiap-siap berangkat kerja. Jarak kediaman ku ke kantor tak lah jauh, tidak lebih dari tiga puluh menit. Berbeda dengan kak Sem yang bisa memakan waktu lebih dari dua jam, kantor ku berada di jakarta selatan sedangkan kak Sem tinggal dicileungsi, kabupaten Bogor.
  "Huh..." Hela ku tertawa kecil, menertawai diriku sambil kembali berias apa adanya. Seperti kesukaannya yang tak menyukai wanita menor, simple dan natural aja yang penting bisa kamu nikmati kata-kataku dalam benakku. Mungkin aku terlalu bersemangat pagi ini.
  "Haha" tawaku dalam hati, wajahku cukup memerah agak malu.
  "Hai," aku mencolek tangannya yang pada dasarnya ia terhubung nyata denganku. Kugigit bibir bawahku penuh senyum menatapnya, ia tak membalas kata-kataku. Sepertinya ia tak mendengar namun ia merasakan sentuhan jari telunjukku mencolek tangannya, seketika aku cukup gugup saat ia menolehkan pandangannya kearahku. Aku terdiam seakan bersembunyi padahal aku tepat disisinya, jantungku berdebar cukup hebat tak kuasa ku penuh kegembiraan.
  Sambil sarapan kulihat wajahnya, kami seakan makan bersama saat itu.
"Hmm.."
  Aku mengerti sekarang, ya kami sudah sangat lama terhubung. Kebetulan aku cukup faham menyikapi hal-hal mengenai keterhubungan nyata ini, setidaknya saat ini langkahku bisa kembali bersama langkahnya. Pikiran ku benar-benar bewarna, begitu meriah dan sangat mengasyikan merancang sesuatu yang mungkin kelak dapat kulakukan. Saudari-saudariku tersenyum manis kearahku, aku sangat bangga karna ini sebuah kesempatan yang tak bisa kubeli. Aku dan saudari-saudariku pun mulai kembali kedalam langkahnya, selalu bersama-sama dan saling melengkapi kami benar sempurna.
   "Thanks God"   Syukurku dan saudari-saudariku menyambut hari yang benar istimewa bagi kami, sebuah perjalanan yang akan kami jalani seperti biasa namun kini jauh lebih luar biasa.
   Hal ini memang sangatlah ajaib, terkadang dan memang pada dasarnya tak bisa dideskripsikan oleh kata-kata. Kini seakan-akan kami bersama-sama nyata, meskipun ia hanya merasakan keberadaanku dan tak melihatku. Harapku ialah semoga ia cepat tahu sebenarnya sosok yang terhubung dengannya selama ini ialah kami, dahulu kal sebenarnya kami saling melihat. Seakan sebuah kenangan masa lalu kamu teringat dibenak ku, dimana saat kecil kami selalu bermain bersama secara terhubung nyata walau berbeda tempat. Kemana pun ia pergi aku selalu diajaknya, menikmati indahnya dunia beraama, bahkan aku sering terlelap didekapannya.
   Tepat pukul 06.00 Wib dengan pakaian yang sangat kasual dan tampan bagiku ia naik ke motornya, motor yang benar sangat kukenali. Sepada motor Revo bewarna hitam, momen yang membanggakan ketika ia menungguku dan mempersilahkan diriku naik ke motornya. Itu benar nyata, sungguh ajaib kuasa Tuhan. Seakan-akan aku turut berangkat dari rumahnya di cileungsi menuju Jakarta selatan.
   Matahari yang indah menyinari perjalanan kami, udara yang sejuk berhembusan selajunya motor yang dikendarainya. Aku tak tahu apa yang akan terjadi nantinya saat kami benar ketemu kembali dikantor, hanya harap ku doa dalam hatiku supaya terjadi hanyalah kehendak Tuhan.

   Seakan lagu 'Bondan Prakoso feat Fade2Black -- Kroncong Protol' terdengar.

   Dari Cileungsi ia mampir ketempat temannya di kota Depok dan menitipkan motor Revonya dirumah temannya yang gendut itu, setelah menunggu teman nya yang gendut bersiap-siap merekapun berangkat kejakarta selatan. Kak Sem telah tiba di kantor setelah menembus jalanan yang cukup ramai, sendangkan aku sudah sampai dan sudah menunggunya sebelum ia berangkat dari rumah temannya yang gendut.
   Aku merasakan getaran yang luar biasa dari hentakan kakinya, ia memasuki ruangan dimana aku yang berada dimejaku sudah menantikannya.
    "Pagi Bu,"  Sapa kak Sem kepada ku
 Secara spontan aku sangat terkejut mendengar sapaannya yang manis itu, cukup gugup karna matanya menatap kearah mataku.
    "Pagi Pak," Kataku menyapanya kembali sambil tersenyum.

Deg.. deg... Deg ... Hati mereka sama-sama berdebar.

  Entah ada apa di hari kedua pertemuan mereka, sosok kak Sem yang selalu terhubung dengan Pi memanggil nya dengan sebutan Bu. Namun panggilan itu memang sengaja disebut oleh Sem kepada Pi, tatapan Sem lebih beda seakan ia melihat orang yang sebenernya dikenalnya. Sayangnya dia lupa.
   Dalam sekejap gerakan mereka agak kaku, seperti mereka sedang tersengat sebuah aliran listrik berjuta volt. Pikiran Sem dengan seketika mencoba mencari berkas-berkas file sosok yang dilihatnya, sebuah hasrat yang sangat pasti membuahkan hasil yang sangat komit. Pi mengamati Sem tak jauh jaraknya, tak lebih dari 2 meteran. Tiba-tiba saat Sem yang mencoba ingin mengenal sosok Pi terhentak sampai kekalbunya, sebuah perasaan muncul menggugah keindahan yang sedang dinikmatinya.
   "Entah kenapa rasa itu muncul?" tanya Sem dalam hatinya. Tatapan nya masih menjaga kecemasan yang tiba tanpa isyarat itu, "Huh' ia mencoba menghela nafasnya. Rasanya cukup sakit dan memilukan, bukan sekadar omongan bullshit namun benar nyata. Rasa itu tak dihiraukannya, tak seperdetik pikirannya bekerja mengkaji apa yang telah dilakukannya. Ia tersenyum kecil dan dilihat oleh Pi. Nampaknya sikap yang disikapi Sem benar bagi Sem sendiri, cukup awal yang baik memanggilnya "Bu". Pada dasarnya distruktural posisi Pi memang lebih tinggi dengan Sem, baginya panggilan itu akan menenangkan hatinya yang cukup gelisah saat pemandangan indah terhadap Pi.
  Tanpa banyak kata Sem pun meninggalkan ruangan itu, sendangkan Pi masih agak tertegun melihat sikap Sem yang seakan ada sesuatu yang coba disembunyikan nya. Sem menatap keatas langit, dilihatnya awan-awan yang indah banyak dilangit pagi itu. Katanya seperti bisik kecil; "Terjadilah kehendakMu Tuhan" ia memohon akan kekhawatiran perasaannya itu yang tiba-tiba muncul. Langkahnya cukup kecil, ia mencoba mengingat siapakah sosok Pi itu, sendangkan saat itu ia belum tahu siapa nama si Pi itu. Dalam pikirannya yang dipikirnya dengan matang-matang memberikan gagasan akan siklus yang cukup aneh baginya, bagaimana tidak pada saat Sem melihat Pi, ia merasa seakan mengenal sosok gadis manis berhijab itu. Membuat ia ingin mengenalnya secara personal, namun tanpa aba-aba sebuah perasaan akan takut kehilangan sosok Pi muncul dan itu cukup aneh baginya.
  "Apakah dia itu?" pikir Sem mengkaji sosok Pi yang belum dikenalnya, dan hanya baru ketemu 2 kali namun entah kenapa dia merasa sangat dekat sosok itu. Dia membualatkan tekadnya, meskipun adanya perbedaan diantara mereka tapi wanita ini membuat ia yakin akan sebuah jawaban dari banyak pertanyaannya tentang masa kecilnya yang sempat ia lupa.
    Dahulu kala, ketika Sem usia 7 tahun saat ia dibangku kelas 3 SD karna ia masuk sd hampir usia 5 tahun. Ia pernah mengalami kecelakaan, ia tertabrak oleh dum truk yang melaju melesat. Kepalanya bocor sampai ia pun bermandikan oleh darahnya sendiri, tapi kepalanya tak dijahit, ia selamat pun hanya karena muzizat Tuhan. Bahkan hidungnya jadi agak pesek dan miring sedikit karna benturan itu, saat itu Sem yang sedang menyebrang jalan disambat oleh truk yang melaju dengan kecepatan yang tinggi. Jadi ia tidak tahu kalau si Pi itu merupakan teman kecil nya, sebuah kenangan yang selalu ingin diingat olehnya.
   Ia mencoba mencari tahu sosok Pi itu dari group WhatsApp, karna kebetulan kemarin nomor ponselnya dimasukkan beberapa group dikantornya oleh Pi.
    Ia sibuk mencari dan akhirnya menemukan nomor orang yang memasukannya kedalam group itu.
"Emmm... Poppy." Ucap Sem penuh gembira, nama yang manis semanis senyumannya.
  Namun ia menjaga etikanya untuk menghubungi Pi atau nama sebenarnya itu Poppy hanya dalam urusan pekerjaan, karena untuk hal yang lebih pun ia tidak berani untuk menghubunginya. Hari-hari mereka jalani, seakan kucing yang malu-malu terkadang mereka saling curi pandang dan hal itu terkadang dilihat oleh rekan lainnya yang sekantor. Namun Sem belum tahu juga rahasia bahwa mereka terhubung.
   Sudah lebih dari seminggu mereka jalani bersama tanpa banyak buang kata, bahkan sering terlihat sikap kikuk diantara mereka ketika saling berhadapan. Terkadang saat mereka sendirian suka melihat dan memikirkan photo mereka masing-masing, tersenyum dan kadang juga tertawa kecil. Sudah seperti menjadi sebuah kebiasaan Pi dan saudari-saudarinya, bahkan mereka sering mengobrol secara terhubung bersama dan seakan Sem ikut turut dalam obrolan mereka.
   Sore itu Sem pulang lebih awal, kebetulan Pi masih dikantor ada kerjaan yang belum selesai. Pulang lah Sem bersama temannya yang gendut, setelah sampai dirumah temannya yang gendut Sem terkejut. Ternyata tasnya masih tertinggal dikantor, tanpa basa-basi ia pun hendak menelpon Pi mengabarkan tertinggallnya tas itu. Sejenak ia mengumpulkan nyalinya untuk menelpon Pi, rasanya cukup tegang karna ia pun belum tahu apakah Pi akan mengangkat telponnya juga.
  "Terjadilah kehendakMu Tuhan," Kata Sem berharap kepada Tuhan, ia takut telpon itu mengganggu Pi.
  Ditunggu nya dilihat nya telpon WhatsApp nya berdering, dalam hatinya penuh harap diangkatnya. Taklama berdering Pi pun mengangkat panggilan telpon WhatsApp itu, hati mereka sama-sama tergetar.
   "Hallo, sore Bu" Sapa Sem ditelpon
   "Hallo, iya sore Pak, ada apa ya?" Jawab Pi ditelpon
   "Maaf Bu, tas saya ketinggalan dikantor ya? Boleh tolong diliat Bu?" Tanya Sem
   "Bentar pak saya lihat dulu," Kata Pi bergegas mencari tas Sem yang tertinggal
   "Yang warna abu-abu Bu," Sem menjelaskan
    "Oh iya ada pak," kata Pi menemukan tas Sem yang tertinggal
    "Maaf Bu, tolong diamankan. Ada rahasia negara, saya menuju kekantor" pinta ke Pi
    "Siap pak" jawab Pi dengan sigap mengamankan tas Sem
    "Terima kasih Bu, saya OTW" Kata Sem tersenyum
    "Ia pak, gak apa-apa aman kok" jawab Pi tersenyum penuh bahagia

   Sem pun bergegas menyalakan motor Revo nya dan siap berangkat kembali dari Depok ke jakarta selatan, sebelum ia berjalan disempatkannya mengirim pesan kepada Pi bahwa ia mau jalan.
  "Bu saya OTW nih kekantor, tas saya tolong diamankan yaa. Sebelum kekantor saya mau ganti oli dulu, baru saya kekantor. Nanti saya beliin es, terimakasih ya Bu." Sem mengirim pesan WhatsApp kepada Pi.
"Gak usah repot-repot pak, tasnya udah aman sama saya kok. Iya hati-hati pak dijalan." Balas Pi di pesan WhatsApp.
  Sem pun berjalan setelah memanaskan motornya sejenak sambil mengirim pesan ke Pi, saat diperjalanan ia mampir sebentar ketempat teman SD nya, seorang gadis cantik keturunan arab lulusan S1 psikologi. Saat Sem sampai, teman SD nya itu terkejut penuh bahagia menyambut Sem yang baru tiba.
   "Peh, es cokelat ya 1" kata Sem memesan 1 buah es rasa cokelat yang sudah dijanjikan untuk Pi, Ipeh pun langsung membuat pesanan es nya itu. Kebetulan Ipeh buka usaha es dan sekalian juga Sem yang pernah punya perasaan juga tehadap gadis itu menengoknya, taklama pesanan jadi Sem langsung jalan dan pamit ke Ipeh. Sebelum kekantor ia mampir sebentar, pas hujan turun ia melipir kesebuah pom bensin Shell untuk ganti oli.
  "Bu disana hujan gak?" tanya Sem ke pi dalam pesan WhatsApp nya
  "Gak pak, disini gak turun hujan." Jawab Pi membalas pesan tersebut
 Sem pun mengirim gambar photo situasi yang sedang terjadi pada nya saat itu, mengabarkan bahwa ia sedang ganti oli dan turun hujan. Semua itu dilakukan agar Pi mau menunggunya sejenak, dia merasa tak enak jikalau nantinya Pi tak dikabari pikir Sem. Setelah oli motornya diganti, ia pun langsung menerobos hujan yang turun sudah agak reda itu. Kira-kira saat itu sudah pukul 04.00 sore, ia tak mau Pi menunggunya terlalu lama. Laju motornya cukup cepat, walaupun motornya sudah berusia lebih 10 tahun. Taklama ia berjalan setelah sampai diwilayah jakarta selatan ia melihat benar seperti dikatakan Pi, tak setetes pun air hujan turun disana. Lajunya makin cepat dan sampailah ia dikantor itu.
  Tanpa basa basi ia memasuki ruangan dimana Pi berada, diletakkanya es yang dibeli dari Ipeh diatas meja Pi.
 "Maaf Bu, cuman es." Kata Sem tersenyum kepada Pi
 "Ya ampun Pak, ga usah repot-repot tau. Terimakasih ya pak" kata Pi tersenyum melihat Sem, Pi pun mengambil tas yang diletakkan disebelah nya itu dan diberikan kepada Sem.
 "Terima kasih banyak ya Bu, saya langsung pamit." Kata Sem sambil mengambil tas yang diserahkan pi, dilihat sem jari-jarinya yang manis dan tersenyum berpamitan.
  Mereka agak malu-malu saat itu, Pi pun meminum es yang diberikan Sem sambil tersenyum memikirkannya. Terdengar dengan ajaib lagu 'Giselle -- Pencuri Hati'.
  Diperjalanan pulang Sem penuh senyum yang begitu gembira, senang sekali perasaannya saat itu menikmati perjalanan sore yang cukup ramai.
   Mereka saling menigingat senyuman mereka masing-masing yang begitu manis dirasakan oleh mereka, tersenyum dan penuh bahagia. Kelompok yang terbuang melihat hal itu, timbul kesyirikan diantara mereka dan mencoba menghancurkan keromantisan yang terjadi itu. Dicoba celakai Sem dalam perjalanan, mampu perlindungan Tuhan kepada Sem membuat sihir-sihir kelompok yang terbuang tak mempan. Berpikir keras lah mereka agar Sem tak bisa lagi bersama Pi, dibuatnya agar mereka terpisahkan dan tak dapat menyatukan cinta mereka. Sedangkan mereka yang lain berusaha memberitahukan Sem bahwa kelompok yang terbuang sedang dalam misi kelicikan untuknya, namun Sem tak mendengar dan tak mengetahui pemberitahuan mereka yang lain. Ia sibuk memikirkan indahnya Pi sambil mengendarai motornya pulang ke Cileungsi, kabupaten Bogor.
  Setelah kejadian itu, Sem dan Pi makin yakin akan perasaan mereka. Meskipun terkadang Sem malu dikarenakan posisinya dibawah Pi dalam struktur pekerjaaan, namun ia hanya bisa pasrah dan berharap kepada Tuhan. Hubungan mereka seperti hubungan yang cukup rahasia, antara Sem dengan Pi dan saudari-sudarinya. Sebenarnya Pi masih terhubung nyata dengan Sem, itu merupakan awal yang baik buat Sem. Sayangnya Sem belum juga melihat secara terhubung, ia hanya merasakan ada banyak sosok wanita yang tak diketahui siapa itu. Sem memang tahu bahwa gadis-gadis yang terhubung nyata meskipun ia tak melihat itu mengasihi nya, ia juga tak mau jikalau gadis-gadis itu mencintainya hanya karena terhubung. Namun alami karena benar-benar cinta dan sudah takdir dari Tuhan, maka dari itu ia berusaha bersikap profesional terhadap mereka. Toh bagi Sem ia hanya hamba Tuhan biasa, karna baginya tanpa Tuhan ia bukan apa-apa.
  Sihir-sihir kelompok yang terbuang sudah Sangat lah lama, mereka selalu mencoba mencelakai hamba-hamba Tuhan. Bahkan tak segan mencoba memfitnah dan menjatuhkan hamba-hamba Tuhan dihalayak, namun kasih Tuhan selalu menyertai hamba-hamba Tuhan. Dalam pikir Sem ia harus waspada dan bersikap benar menghadapi kelompok yang terbuang, Tuhan pun membuat kehidupan hamba-hambaNya yang disulitkan kelompok terbuang menjadi kehidupan yang santai.
  Sem dan Pi sejak dulu sudah memahami ilmu kebatinan, mereka sudah melampaui tingkat makrifat dan menuju kebatinan nyata. Ialah ilmu rendah hati, ilmu terpenting menghadapi dunia yang penuh dengan kebohongan dan kelicikan. Apalagi menghadapi kelompok yang terbuang, untungnya sampai saat ini mereka menguasai kebatinan selayak mereka bernafas. Mereka juga tahu jikalau kelompok yang terbuang selalu mencoba menghancurkan kehidupan mereka, segala kebohonhan dan kelicikan kelompok yang terbuang dihadapi mereka dengan tenang.
  Sem dan Pi memang termasuk orang yang cukup tertutup, sampai usianya Sem 31 tahun pun ia belum pernah pacaran. Sendangkan paras Sem yang manis bagi Pi, bahkan ia tahu banyak gadis cantik berTuhan yang mencoba mendekati Sem. Namun ia cukup apatis. Dalam benak Sem suka berkhayal memiliki seorang anak, namun ia hanya tersenyum karna ada misi rahasia yang ia lakukan. Sehingga ia tak pernah pacaran, rahasia itu sampai kini hanya Sem dan Tuhan yang mengetahui itu.
  Waktu-waktu yang mereka lalui begitu indah rasanya dikantor, namun keindahan itu dihancurkan oleh kelompok yang terbuang. Kini apa yang dilihat sem makin banyak kebohongan, dilihatnya Pi namun bukan Pi. Sosok yang mengaku-ngaku menjadi Pi mencoba mendekati Sem penuh kegatelan, diusahakan oleh yang mengaku-ngaku jadi Pi agar yang dilihat Sem wujud Pi. Sem mulai menjauh dari Pi, karna ia tahu itu bukan Pi. Dipeletnya Sem, namun pelet itu tak mempan. Pi menyadari Sem menjauhi nya, ia juga tahu bahwa kelompok yang terbuang mencoba memakai wujudnya untuk menjauhkan dan merebut hak Pi. Pi yang selalu terhubung nyata dengan Sem menghela nafasnya, ia menyerahkan semua kepada Tuhan dan ia tersenyum tak takut akan ancaman dari kelompok yang terbuang.
  Kebohongan kelompok yang terbuang makin menjadi-jadi, seakan-akan menjadi Pi diwujud nyata dan juga rekan kerjanya. Bahkan sampai di group WhatsApp dan sosial media pun, mereka seakan-akan jadi sosok yang diakuinya itu. Rasanya sangatlah geram, namun Pi dan Sem masih bersabar dan menjaga jarak nyata diantara mereka. Cukup sulit rasanya saat nyata bertemu untuk saling berkomunikasi, karna saat ditemui yang langsung ditemui hanyalah kebohongan yang mengaku-ngaku jadi mereka. Pi hanya bisa berinteraksi terhadap Sem secara terhubung, karna ia tahu ini Sem yang asli. Suatu saat ketika Sem dikantor dilihat oleh Pi, Pi begitu senang karna itu bukan kebohongan. Dihampirinya sambil tersenyum, dihadapannya ia hanya senyum-senyum tak menyangka yang dilihatnya Sem nyata sama dengan Sem terhubung bukan kebohongan sihir-sihir kelompok terbuang.
   Mereka tergetar, Sem terdiam dan cukup kaku melihat Pi nyata bukan kebohongan dihadapannya tersenyum penuh gembira. Ia paham dan membalas senyuman manis Pi, Sem menjaga sikapnya agar Pi tak malu dilihat rekan kerja lainnya karna tersenyum-senyum memandangi Sem. Sem menunduk dan melihat jari kaki Pi yang putih dan manis, sesaat ia mengerutkan keningnya tak percaya penuh kebanggaan. Jari kaki Pi bentuknya benar-benar sama serupa seperti jari kaki Sem, Sem berbangga hati dan mengatakan dalam hatinya bahwa Pi ialah jodohnya. Terkadang Sem memperhatikan jari tangan Pi yang putih dan manis, rasanya sem ingin sekali menggenggam jari-jari itu. Sedangkan Pi terkesan melihat Sem yang memperhatikannya, hati mereka sama-sama penuh kerinduan ingin bersama.
   Saat itu Pi hanya duduk terdiam dan terlihat agak murung, Sem yang melihat hal itu agak cemas melihat nya. Ada apa gerangan kiranya, namun Sem tak menanyakan apapun saat itu kepadanya. Sebelum Sem meninggalkan ruangan itu ia menghampiri Pi yang terlihat agak lesu, ia berdiri dihadapannya namun Pi hanya terdiam seperti ada yang dipikirkannya.
   "Oh iya Bu, suratnya mana ya Bu?" tanya Sem ke Pi, membangkitkan semangat Pi yang sedang termenung.
  "Eh iya maaf, saya print out dulu ya pak" jawab Pi sambil mencetak surat yang dipinta Sem.
  "Surat? Surat apa tuuuh," sambung seorang rekan kerja yang berada diruangan itu mencandai mereka yang diketahui bahwa sikap Pi memang lain terhadap Sem, rekannya itu tersenyum.
 Sentak Pi pun tersenyum tersipu malu, bagitu juga Sem yang terlihat senang melihat senyum Pi.
  "Surat tugas bang," jawab Sem ke rekan nya, kebetulan rekannya juga senior dikantor itu.
   Pi pun memberikan surat tugas untuk pekerjaan lapangan yang akan dilakukan Sem sambil tersenyum tersipu malu, wajahnya agak memerah dan mata nya berbinar memandang Sem. Sem mengambil surat itu dan tersenyum manis menyemangati Pi, dalam hatinya dia masih bertanya-tanya apa gerangan yang terjadi kepadanya. Diperjalanan sampai pekerjaan lapangan pun dilakukan Sem, Sem masih berpikir cukup cemas mengenai apa yang terjadi kepada Pi. Hatinya cukup gundah gulana, namun hal itu tak ditunjukan ekspresi nya kepada apapun, ia hanya berdoa untuk Pi dalam hati nya semoga gadis yang dicintainya itu baik-baik saja. Ia mencoba menenangkan perasaannya dengan sebuah pemikiran logis, mungkin dia sedang haid atau datang bulan, makanya agak murung dan kurang bersemangat, pikir Sem seakan hatinya tenang. Entah kenapa rasanya dia cukup merindukan sosok Pi saat itu, ia seperti merasa Pi diciptakan Tuhan untuknya. Namun Sem sadar diri akan status sosialnya dan hanya bisa berdoa kepada Tuhan supaya dia baik-baik saja, bahkan dalam pikirnya dan ia pun berdoa supaya Pi diberikan pasangan terbaik yang kelak menjadi suaminya. Suami yang berakhlak Budi luhur yang selalu saling mengasihi dan mencintai sosok Pi, bagi Sem mencintai Pi merupakan kebahagiaan nya. Melihatnya bahagia dan mencintai pria yang dicintai merupakan sebuah kebahagiaan, hal itu menjadi sebuah prinsip bagi Sem dan caranya mencintai seseorang.
 Pi melihat sosok pria yang wajah nya mirip Sem, itu terhubung masa dan waktu. Pria itu berTuhan dan bukan kelompok yang terbuang, pria itu menyetel musik yang didengarkan melalui headset dengan lagu 'UB40 -- I Can't Help Falling In Love With You'. Lagu itu juga terdengar secara ajaib oleh Pi, Pi yang sedang murung kembali semangatnya memikirkan Sem. Apalagi saat melihat tatapan dan Sem yang penuh rasa perhatian, ia pun tersenyum bangga. Sedangkan sihir-sihir kelompok yang terbuang terkalahkan, sihir yang memanfaatkan kemurungan Pi agar menjadi depresi dan putus asa. Mereka pun bersinar lalu mengamuk sambil ketakutan akan kuasa Tuhan yang menyertai cinta Pi dan Sem, namun mereka belum juga mundur.
  Senyum Pi dirasakan oleh hati Sem, ia juga turut tersenyum merasakan semangat sosok gadis yang dicintainya itu. Pi melihat Sem yang tersenyum secara terhubung merasa senang, ia juga tahu apa yang dirasakan Sem. Seperti mereka memiliki ikatan bathin. Namun hal itu masih dirahasiakannya, orang yang mengetahui hal itu terutama ialah saudari Pi yang sama-sama terhubung nyata dengan Sem. Saudari-saudari Pi cukup cemas juga melihat kondisi Pi, mereka tahu bahwa Pi bertemu langsung dengan nya namun apa yang terjadi dan dilihatnya banyak kebohongan dari kelompok yang terbuang, hanya doa dan harapan kepada Tuhan semoga Pi tidak berbuat kesalahan. Saat mereka menemani Sem yang terhubung nyata dengan mereka tiba-tiba mereka terhubung nyata kepada diri mereka dimasa beberapa tahun lalu, masa dimana Sem masih tinggal didekat Polsek Sukmajaya, kota Depok.
  Dimasa itu mereka juga terhubung nyata dengan Sem, namun saat itu Sem seakan melihat Pi dan saudari-saudarinya terkadang. Saat itu Sem juga tak selupa saat ini, entah apa yang terjadi memang ada siklus dimana kenangan yang pernah terjadi kepada Sem sering terlupakan olehnya. Padahal ia selalu ingin mengingat kenangan bersama Pi dan saudarinya. Terlihat dan terdengar nyata oleh saudarinya Pi yang cukup mencemaskan Pi, dimana saat itu mereka sedang asyik menyanyikan lagu dari 'John Legend -- Don't Worry Bout A Thing'. Fokal mereka sama-sama bagus, kebetulan mereka pernah ikut paduan suara. Hati mereka ikut bernyanyi dan cukup tenang saat itu, bahkan tubuh mereka seakan menari ikut bernyanyi dengan masa lalu mereka yang terhubung itu. Masa yang terhubung itu sekitar tahun 2010an, sendangkan mereka saat ini tahun 2024. Sangat ajaib, itu kuasa Tuhan dan mereka mengucap syukur kepada Tuhan karna hal itu menenangkan hati mereka.
  Pi dan saudari-saudarinya itu seperti kembar, namun mereka tak dilahirkan oleh orang tua yang sama. Namun sejak kecil Pi dan saudari-saudarinnya sudah terhubung nyata dengan Sem, mereka lahir di hari, tahun dan waktu yang sama. Mungkin ada rahasia kecil dari Tuhan akan kejadian itu, biarlah tetap jadi rahasia Tuhan. Saudari-saudari Pi dinamai oleh Sem ialah Pi, bagi Sem mereka Pi walau beda tubuh dan nyawa.
  Seiring waktu berjalan sihir daripada kelompok yang terbuang makin tak masuk akal, mereka selalu berusaha menjatuhkan dan mencelakai hubungan Pi dan Sem. Dibuatnya mereka saling membenci, dihasut-hasutnya Sem dan Pi agar saling bertikai, namun hal itu tidak mempan karna hati Mereka sudah saling yakin. Bahkan sikap Pi juga agak lain dan terlihat bersikap bukan Pi, itu disebabkan karna memang bukan sosok Pi yang berinteraksi dengan Sem. Sem mengetahui hal itu, namun ia tak perduli karna pada dasarnya ia hanya berurusan pekerjaan dan hal lainnya dengan Pi, bukan dengan sosok yang berwujud seperti Pi yang memiliki sifat dan sikap sangat jauh dari Pi. Hal itu cukup membuat murka Sem dan ia hanya bisa pasrah kepada Tuhan. Pi Pian atau sosok yang mengaku-ngaku menjadi Pi, bahkan seakan memiliki hubungan dengan Sem akan melakukan perjalanan keluar kota dalam waktu satu Minggu. Entah dimana Pi, Sem tidak mengetahuinya padahal Pi sendiri selalu terhubung dengannya. Namun dipikiran Sem ialah ia hanya berurusan dan berinteraksi dengan Pi, walaupun yang nyata hanya sosok tukang ngaku-ngaku atau bagian kelompok yang terbuang yang ingin mendapat keuntungan dari cara yang licik penuh dosa. Sebelum Pi pergi di kirimnya pesan WhatsApp kepada Pi; "Hati-hati dijalan Bu"
Pi pun membalas ; "iya terimakasih". Namun ada yang tak beres rasanya, karna diwhatsapp pun seakan jadi tukang ngaku-ngaku yang membalas chat itu.
  Sesudah dua hari Pi tak masuk kantor, dilihat oleh Sem postingan Pi di story Instagram. Sebuah photo yang menunjukan lokasi di batu, malang, Jawa timur. Sem yang senang berpikir sejenak berpikir ada apa disana, kebetulan tahun 2022 Sem pernah melewati kota Batu, malang, Jawa timur dengan kakinya ke arah Blitar dari pantai Sendang biru, malang, Jawa timur. Tanpa mencurigai hal itu Sem pun membalas story itu dengan membuat short video mengikuti lafal lagu 'Ben E King -- Stand By Me' dengan caption Tetap bersama Tuhan. Namun postingan itu tak dibalas oleh Pi, Sem cukup curiga dengan hal itu dikarenakan sikap Pi seperti bukan Pi yang dikenalnya.
  Selang seminggu telah berlalu, Pi pun masuk kantor. Sikap Pi agak lain dan Sem pun malas untuk melihatnya, bahkan berusaha agar tak adanya interaksi dengan sosok yang ngaku-ngaku itu. Sem makin menjauh walau sakit rasanya tapi enak juga karna ia tahu itu bukan Pi nya, itu hanya sosok tukang ngaku-ngaku walau yang dilihat Sem itu nyata berwujud Pi. Namun beda jauh dari penampilannya dan gayanya berinteraksi terhadap orang-orang, bahkan orang lain dikantor itu kebanyakan tukang ngaku-ngaku yang menghubungkan diri mereka nyata agar dipikir orang mereka turut bekerja dikantor itu. Sem tahu itu tim kelompok yang terbuang, namun ia tetap profesional karna ia juga tak punya urusan hal apapun dengan kelompok yang terbuang, apalagi mengenai pekerjaan. Karena secara logis mereka hanya tukang ngaku yang menutupi kebenaran apa yang terjadi, kebohongan ghaib nyata itu sudah cukup lama dilakukan kelompok terbuang kepada banyak orang didunia ini. Namun menyedihkannya tak pernah berkuasa, karna hanya Tuhan yang berkuasa bukan kebohongan.
   Sore hari kira-kira pukul 03.30 sore Sem sudah kembali kekantor dan bersantai diluar ruangan Pi, Pi yang senang berusaha melihat Sem yang benar-benar Sem dari dekat agar adanya interaksi diantara mereka. Ia begitu bahagia, rasanya seperti lompat-lompat dengan lagu 'Pitbull Feat Lil Jon -- Jumpin'. Pi berpindah posisi tidak duduk dan mengerjakan pekerjaan nya dimeja nya, ia mengangkat Laptopnya dan duduk dilantai agar terlihat oleh Sem. Sem melihat itu dan hatinya tersenyum, ia tahu yang dilihatnya itu Pi asli bukan tukang ngaku-ngaku. Sem yang sedang menikmati kopi hitam dan sebatang rokok kretek melihatnya agak mencuri pandang agar tak dibicarakan teman kantornya, Bagitu pun Pi yang suka mencuri pandang kearah Sem merindukan perhatiannya. Sem duduk disebelah temannya yang gendut, namun yang nyata bukanlah temannya yang gendut. Hanya tukang ngaku-ngaku dengan gayanya yang penuh keangkuhan dan berlagak seakan memiliki proyek pertambangan minyak, Sem tak mau ambil perduli dengan hal itu. Ia hanya fokus dengan gadis yang disukainya yang tampil agak malu dan memerah wajahnya, fokus terhadap laptopnya dan sesekali memandang Sem. Pikir yang mengaku-ngaku jadi temannnya yang gendut apa yang dilihat Sem ialah timnya yang sama ngaku-ngaku menghubungkan diri secara nyata, padahal yang dinikmati oleh pandangan Sem hanya Pi seorang bukan Pi Pian. Pi Pian berusaha menyatakan dirinya menutupi pandangan Sem melihat Pi, namun apa daya Pi Pian tak bisa menutupi kebenaran dengan kebohongan sihir mereka. Sungguh muzizat itu benar nyata bagi mereka, bahkan teman kantor Sem mengetahui hal itu karna tumben Pi pindah dan duduk berbanjar terlihat oleh Sem.
   Mungkin sudah terlalu banyak, benar-benar bosan mereka akan setiap kebohongan yang dilaluinya. Seat Pi ingin menemui Sem, pasti yang muncul nyata ialah kebohongan yang berusaha menutupi Sem yang asli. Jadinya hanya Sama Seman yang muncul, padahal yang berinteraksi dengan Pi hanya Sem asli. Begitu juga sebaliknya. Waktu itu sudah lepas mahgrib, Sem melihat kearah Pi namun yang terlihat olehnya hanyalah Pi Pian. Sudah waktunya pencairan, dimana orang-orang menunggu Hak mereka yang harusnya cair dalam waktu seminggu sekali. Namun dilihatnya lagi Pi Pian, Sem tahu sosok wanita yang mengaku-ngaku menjadi Pi itu tak ada urusan sama sekali mengenai mekanisme pekerjaan yang dilakukan dikantor itu. Terlihat Pi Pian hanya sibuk bermain-main dengan ponselnya, bukan mengurus pekerjaan yang seharusnya daritadi sudah usai. Benar-benar tak profesional dan menunjukan segala bentuk kebohongan. Sem yang sudah muak melihat gaya dari Pi Pian pun menghampirinya dan berkata ;
  Sem : "Bu sudah diinput?" menanyai Pi Pian yang beralibi mengerjakan pekerjaannya
 Pi Pian : "Sudah saya input mas," jawabnya pura-pura sibuk
 Sem : "Artinya sudah, cair ya bu" tanyanya berharap
 Pi Pian : "Oh belum, tinggal ditransfer aja kok." Jawabnya menyepelekan waktu
 Sem : "Oh, yowiss ditunggu Bu. Saya ada urusan" lalu pergi dengan kecewa
  Jelas sekali Pi Pian menyatakan dirinya bukan sosok Pi, terlihat cara kerjanya yang lambat dan sama sekali tak profesional. Sama sekali tidak menghargai hak orang-orang yang sudah menunggu, padahal Sem dan rekan kerjanya sudah lebih dua jam menunggu. Hampir tiga puluh menit kemudian Pi Pian keluar dari ruangannya, namun tak satupun hak orang-orang itu cair ataupun ditransfer.
  "Om, aku mau kedepan dulu yaak. Disuruh papah mau kedepan" kata Pi Pian kepada Om nya, salah satu bagian pimpinan juga dikantor itu. Dengan gayanya yang sok imut dan cari perhatian ke orang-orang. Ia pergi seakan-akan apa yang ditunggu orang-orang itu tak penting, Sem sudah tak peduli lagi saat itu kepadanya. Tak mau menunggu lama akhirnya Sem mengirim pesan secara pribadi melalui WhatsApp ke Pi, ia menjelaskan detail yang harus ditransfer Pi saat itu. Hampir dua menit Pi membalas dengan bukti bahwa sudah ditransfer olehnya, Sem pun tersenyum namun hal orang-orang lain belum juga didapatkan. Lebih sejam akhirnya Pi Pian kembali, sendangkan orang-orang yang sudah sangat bosan menunggu diluar ruangan. Seperti menjadi pusat perhatian Pi Pian berjalan dengan gaya seakan wanita Tercantik, mungkin dia merasa luar biasa karna tahu yang nyata dilihat Sem ialah wujud Pi yang diakuinya.
  "Lagi nungguin aku yaa, hehehhehe.." kata Pi Pian berjalan menuju arah Sem dengan penuh percaya diri, benar-benar begitu sombong dengan wujud Pi versi jelek. Sem yang tak terima menyambut kedatangannya dengan senyum jahat kearah Pi Pian yang berhadapan jarak dua meteran, tiba-tiba saat Pi Pian mendekat seperti angin bertiup kearah Sem dan juga Pi. Sekejap yang berhadapan dengan Sem hanyalah Pi yang asli, angin berhembus kearah wajah Pi mengobarkan hijab yang dipakai Pi. Angin itu seperti berhembus kearah mereka berdua yang sedang berhadapan, spontan Sem dan Pi yang tersenyum cukup kaku saat itu. Seperti terjadi keheningan diantara mereka, mereka saling menikmati pemandangan diantara mereka. Orang-orang melihat itu terdiam dan hanya tersenyum memandang mereka berdua, hingga masuklah Pi keruangannya.
   Hari-hari berlalu dengan penuh kebohongan daripada kelompok yang terbuang, Sem dan Pi tahu hal itu hanya sementara dan tak selamanya. Sem dan Pi menguasai ilmu Kebenaran, karna kebenaran itu selalu logis dan kebenaran selalu menghasilkan hal yang positif bagi segala hal. Seperti kena air pasti basah, maju hanya kedepan. Jadi cukup tenanglah hati mereka, meskipun yang terjadi seakan mereka ditengah laut yang yang sedang diterjang badai yang luar biasa. Namun kerinduan mereka luar biasa, untungnya Pi terhubung nyata dengan Sem meskipun Sem tak melihatnya. Pi selalu menjaga nya secara terhubung, ia selalu berusaha berinteraksi dengan Sem yang belum juga melihat keberadaan Pi disisinya tiap saat.
   Sore hari di hari minggu, Sem yang tengah melihat obrolan orang-orang digroup WhatsApp pekerjaannya melihat Pi turut membalas. Hari itu hari Minggu, tidak etis membahas pekerjaan dan kata-kata Pi juga menunjukan itu bukan Pi, hanya tukang ngaku-ngaku. Secara spontan Sem yang geram memberikan reaksi kepada komentar pi Pian yang tak logis dan tak profesional baginya. Ia memberikan reaksi jempol terhadap komentar "mau dihold dulu pencairannya", komentar itu sama sekali tak profesional sebagaimana seorang pegawai dalam pekerjaaan. Membahas menahan dan tak mencairkan honor pegawai yang merupakan hak mereka yang sudah bekerja, hal itu jelas tidak profesional dan melanggar kode etik pekerjaan. Jelas sekali kalau itu bukan Pi, melainkan Pi Pian yang bodoh mengaku-ngaku seakan berkuasa dan tak berpengalaman didunia pekerja. Sendangkan Pi merupakan lulusan S1 Ekonomi Syariah di UIN, tidak mungkin bersikap seperti tak memahami mekanisme pekerjaan. Sem hanya tertawa melihat upaya Pi Pian yang berusaha ngaku-ngaku jadi Pi, taklama pi pian mengirim pesan kepada Sem. Ia mencoba menegur Sem karna malu akan reaksi Sem, ia mengirim pesan secara pribadi membahas short video yang di tag ke Instagram Pi. Pi Pian mengaku-ngaku tak nyaman dengan tindakan Sem membuat video menyertakan dirinya, padahal yang dilihat Pi Pian hanyalah orang yang mengaku-ngaku menjadi Sem seman. Sebenarnya Pi Pian mengejar-ngejar Sem karna ketampanan Sem dan juga sifat sikapnya, namun Pi Pian yang penuh kesyirikan hanya dipertemukan dengan Sem seman yang penuh kesyirikan juga. Hal itu mutlak, sebuah resensi dari kebenaran. Orang baik ketemu orang baik, orang syirik ketemu orang syirik juga. Kalau orang syirik ketemu orang berTuhan tamatlah riwayat orang syirik, itu alami daripada ilmu Kebenaran.
  Sem yang mendapat pesan dari Pi Pian cukup geram dan sangat tak kuasa menahan emosionalnya yang murka, namun ia bersabar tak membalas dengan macam-macam karna takut yang menerima pesan itu nantinya ialah Pi asli yang selalu terhubung dengannya. Ia pun hanya minta maaf dan bersikap bijak, kelompok yang terbuang dengan sihir-sihir nya berusaha membuat Pi Pian seakan akan ialah Pi yang asli bagi Sem. Namun Sem tak perduli terhadap Pi Pian, sebagaimana Sem hanya manusia terkadang ia seakan mengutuk tindakan itu. Namun Sem sama sekali tak membenci sosok Pi karna ia sangat mencintainya, Sem hanya membenci sosok yang mengaku-ngaku menjadi Pi.
   Senin pagi Sem terbangun agak tak berhasrat masuk kerja, karna ia tahu saat disana pun yang ditemuinya hanyalah Pi Pian orang yang mengaku-ngaku menjadi Pi dengan sihir busuknya. Bahkan Sem tahu ia pastinya ingin dipermalukan dan dijatuhkan saat dikantor nantinya, namun ia tak takut sama sekali akan tindakan tukang ngaku-ngaku itu. Ia hanya berdoa supaya terjadi kehendak Tuhan padanya, tiba-tiba sebuah panggilan ilahi datang kepada Sem. Ia mengangkat kepalanya keatas dan berkata; "Terjadilah kehendakMu Tuhan, aku mencintai nya."
   Sem merasa tak sanggup melakukan hal yang akan dilakukannya, Pi melihat hal itu secara terhubung dan ia agak terheran apa gerangan yang akan terjadi. Ia merangkul tangan Sem dan tak mau jauh darinya, tak lepas matanya menjaga Sem rasanya takut akan kehilangan sosok nya lagi. Dimana terkadang saat bertemu secara langsung yang didapatinya hanya lah Sem seman yang tubuh nya kecil, sikapnya jauh dari Sem dan penuh kesombongan seakan penguasa galaksi antariksa. Pi Pian sangat bersemangat pagi itu, sudah dipersiapkannya cara-cara licik agar Sem merasa malu dan jatuh dipelukannya.
   "Hahahahaaa" Pi Pian tertawa layaknya orang gila yang sangat licik.
   "Tenanglah putri yang cantik jelita, sihir-sihir kita akan menaklukkan Sem. Toh yang dilihat dan nyata baginya hanyalah engkau seorang" kata tim kelompok yang terbuang kepada Pi piaan atau bagian dari kelompok yang terbuang juga penuh akal busuk.
  Sem pun berkemas dan memakan sarapannya, gerakannya tak lah segesit biasanya yang Bagun pagi-pagi buta lalu bersiap-siap pergi kekantor. Hari itu Sem tak mengenakan seragam hitam nya, pakaian dinasnya. Ia mengenakan baju yang diberikan oleh saudari Pi dan dipakainya juga jaket nya yang hitam, setelah mengenakan sepatu ia berdoa lalu pergi. Namun ditinggalkannya rumah tanpa membawa motor dan diselipkannya kunci rumah, ia pergi menjalani panggilan ilahi terhadapnya. Ia tahu apa yang harus ia perbuat, bermodalkan uang Rp.150.000 ia pun pergi menuju arah Cariu melewati kota Jonggol dari tempatnya dicileungsi.
  Ia tahu panggilan ilahi itu berasal dari Tuhan, ia juga sadar diri memiliki kemampuan lebih sejak lahir. Mata nya yang cokelat menatap tajam memperhatikan jalanan, ia pun memulai perjalanannya. Ia terlahir dengan rambut yang sudang panjang sepinggang nya, saat rambutnya dipotong ia mengalami sakit hebat sampai lebih setahun. Sem sudah memahami seperti ia bernafas mengenal hal-hal ghaib, ia tak pernah berguru dan hanya kebatinan dan ilmu pengetahuan yang diperbanyaknya. Ia tidak berkhodam atau pun menyimpan pusaka-pusaka ghaib, baginya hanya kehidupan yang benarlah modal utama untuk hidup, tak perlu neko-neko dengan ilusi ghaib yang sangat banyak. Pi tahu apa yang dilakukan Sem, Sem meninggalkan pekerjaan dan segalanya jalan kaki sesuai panggilan ilahi yang terjadi terhadapnya. Karna pi tahu itu bukan panggilan hati Sem melakukan itu semua, sedangkan panggilan hati Pi ialah bersama Sem.
  Sebelum sem keluar perumahaan, ia mampir ditempat kerabatnya yang berjualan warung klontongan.
  "Tante, Dji Sam Soe nya sebungkus yaa" pinta Sem kepada kerabatnya itu.
  "Tapi bayarnya nanti, boleh ga?" tanya Sem dengan senyuman
  "Terserah lu dah," jawab tantenya memberikan Dji Sam Soe kepadaa Sem.
  "Yowis, aku mau jalan ya Tante" sem berpamitan.
  "Iya hati-hati dijalan ya nak," kata kerabatnya melepas kepergian Sem, mungkin dipikirnya ia akan berangkat kerja namun agak siangan.
  Lalu Sem melangkahi kakinya setapak demi setapak, ia berjalan kaki kearah luar perumahaan tempat dia tinggal. Ia tinggal dirumah kakaknya dicileungsi. Pi pun Turut menemani langkah Sem, mengikuti arah Sem melangkah. Banyak kejadian ajaib yang terjadi di perjalanan terhadap mereka, perjalanan mereka menuju arah Cianjur, Jawa barat. Sem mengambil trek yang cukup sulit kali ini, ia melewati Cariu menuju cianjur. Trek jalannya tanjakan yang sangat panjang, namun ia tak menyerah. Diperjalanan banyak sihir-sihir dan sajen sesat kelompok yang terbuang ditemui mereka, sentak saja sesekali mereka duduk diam kebatinan dan berdoa memusnahkan pengaruh sihir-sihir itu dengan kuasa Tuhan. Sering terjadi bentrokan ghaib yang mereka alami, apalagi sihir-sihir kelompok yang terbuang memang sengaja dibuang untuk menyesatkan dan mempengaruhi orang sekitar ataupun yang lewat. Dibuatnya dengan sihir busuk itu orang jadi mudah emosional dan hidupnya berantakan, agar makin banyak pengikut kelompok yang terbuang untuk murtad kepada Tuhan.
  Pi selalu diisi Sem, hati Sem merasakan sosok Pi. Dan di hatinya memberitahu bahwa Pi selalu disisinya, saat sedang istirahat sejenak atau tidurpun berusaha dirasakan oleh Sem keberadaan pi. Didekapnya Pi oleh Sem, bahkan Pi tak pernah mau melepas dekapannya juga kepada Sem, begitu juga saudari Pi yang sama-sama dengan Pi mendekap Sem. Sedangkan yang mengaku-ngaku jadi Pi atau Pi Pian berusaha keras terhadap segala hal agar dinyatakan segala hal bahwa ia adalah Pi yang asli.
  Langkah Sem terus ditapakinya bersama Pi yang terhubung dengannya, ia sampai juga di cianjur setelah beberapa hari jalan kaki. Ia selalu membeli makanan dan tak pernah mengemis, bahkan diseluruh kehidupan mereka sangat anti mengemis atau pun maling. Terkadang saat ia sedang beristirahat ada orang baik yang memberikan uang terhadap mereka, padahal mereka tak pernah meminta apapun. Saat ditanyai orang mereka hanya mengatakan sedang jalan-jalan, mereka selalu memperhatikan diri mereka dengan menjaga kebersihan mereka dengan baik. Tidak terlihat seperti tuna wisma, karna memang bukan gelandangan.
   Sampai di cianjur ia masih melanjutkan perjalanannya menuju Bandung, Jawa barat. Dari Bandung ia tak menuju Sumedang, karna jijik katanya dengan sosok yang mengaku-ngaku teman SD nya. Padahal sosok yang mengaku-ngaku ialah anak Haram, lagipula trek jalan kaki lewat Sumedang cukup lah meletihkan karna banyak tanjakan yang cukup curam, sebenarnya Sem sangat mencintai Sumedang karna alamnya yang sejuk dan indah. Sem mengambil arah Garut, Jawa barat melewati lintas Selatan. Dengan kerinduannya terhadap Pi ia berjalan terus sampai ke Tasikmalaya, Jawa barat. Banyak yang mencoba menumpanginya tumpangan, entah mobil, motor namun ditolaknya. Ia terus jalan melewati Banjar, Jawa barat sampai ia masuk wilayah Jawa Tengah.
  Diperjalanan ia tidur diwarung-warung yang sudah tutup dan tergembok, ia menjaga pemikiran orang-orang juga akan kehadirannya. Diperjalanan ia ditemani oleh Pi secara terhubung walaupun ia tak melihat, namun ia tahu itu Pi nya dia. Setiap langkahnya ia menggunakan headset dan mendengarkan lagu yang sudah didownload nya, sambil bernyanyi dan menghisap rokok ia berjalan dengan hati yang sangat rindu sosok Pi. Terkadang saat berjalan ia suka terhubung masa dan waktu dengan masa lalu atau masa depan Pi, Pi yang terhubung melihat itu tersenyum dan mengerti.
  "Kak," kata Pi melihat Sem yang terhubung dengannya, terhubung masa dan waktu dengan masa lalu nya. Pi pun tersadar, bahwasanya sosok yang dianggap nya kakak itu dengan wajah Sem ialah Sem itu sendiri. Makin eratlah diranggkulnya tangan Sem penuh kebanggaan, ia makin yakin setelah ia sangat yakin sebelumnya.
  Terkadang saat ia membeli kopi yang diseduh, Sem menuangkan kopi itu kebotolnya. Bekal nya kelak diperjalanan setelah santai-santai menikmati kopi, ia suka memesan lebih dari satu gelas kopi hitam. Secara ajaib apa yang dimakan dan minum Sem terkadang suka dimuzizatkan oleh Tuhan, sehingga Pi pun menikmati apa yang dikonsumsi oleh Sem. Kalanya jikalau Sem tak menemui Kedai Kopi, ia menyeduh kopinya dengan merebus air yang dibawanya. Ia merebus air dengan botol plastik bekas air mineral yang sudah diisinya air bersih dari mesjid, dinyalakannya api dan ditunggunya sampai mendidih.
   Sem dan Pi sebenarnya cukup takut akan gelap, namun saat gelap gulita sekalipun masih ditembusnya perjalanan meskipun tempat itu wilayah hutan. Dalam hati mereka kasih Tuhan selalu menyertai mereka, jadi ketakutan akan gelap itu seakan tak ditakuti oleh mereka. Bahkan jikalau muncul sosok-sosok ghaib yang mencoba menakut-nakuti dihadapi dengan tenang, sering kali sosok ghaib yang menakuti itu jadi sangat ketakutan ditakuti balik oleh mereka.
  Saat itu sudah mau memasuki wilayah kabupaten kebumen, Jawa tengah. Tubuh Sem cukup letih karna lapar sudah lebih dari satu hari tak makan, ia kehabisan uang. Hari sudah memasuki mahgrib dilihatnya jembatan yang panjang dan besar, dijembatan itu banyak sihir-sihir sesat yang mencoba mencelakai orang sekitar dan yang akan lewat. Dengan keteguhan hati sem melangkah dan mencoba membersihkan sihir-sihir itu agar tak mengenai hamba Tuhan, lalu kepalanya sangat lah pusing dan perutnya sangat sakit seperti tertusuk ingin buang air tapi tak ingin buang air. Dilihatnya diseberang sebuah bengkel yang sudah tutup setelah melewati jembatan itu, ia pun bergegas istirahat dibengkel itu karna ada bangku yang kosong. Ia menahan rasa sakit itu dan berdoa, perlahan rasa sakit itu makin mereda dan dicobanya membaringkan diri dan menutup mata. Tak lama ia berusaha tidur, empunya bengkel datang. Pria paruh baya menghampirinya dan mengajaknya berbincang, Sem hanya jujur mengatakan menumpang istirahat karna sedang perjalanan menuju arah Jogjakarta. Namun tanpa diminta oleh Sem, bapak itu menanyakan apakah ia sudah makan. Jikalau belum makan dan mau, ia akan kembali untuk mengambil makanan untuk dikonsumsi. Sem yang cukup kelaparan mengatakan, "Boleh". Dengan logatnya yang halus.
  Bapak itu membawa makanan yang dibungkus ya dikertas makanan dan juga air putih sebotol, lalu ia memberikan uang sejumlah Rp. 50.000 untuk bekal Sem nanti diperjalanan. Ia mempersilahkan Sem istirahat didepan bengkel itu, ia pun berpamitan dan pergi meninggalkan Sem menikmati makanan yang enak itu, Sem dan Pi pun menikmati makanan itu dengan lahap.
  "Alhamdullilah, Terima kasih ya Tuhan." Sem mengucap syukur penuh kegembiraan mendapat makanan dan uang tanpa dimintanya. Ia menghisap rokok nya sambil tersenyum kearah Pi yang terhubung dengan nya seakan berkomunikasi, padahal Sem tak melihat dan tak mendengar apa yang dikatakan Pi.
  "Bobo yuk," ajak Sem kepada Pi, seakan-akan Pi menjawab karna dirasakannya dihati Sem jawaban Pi mengatakan 'yuk'. Lalu mereka mencoba tidur.
  Taklama mereka menutup mata sebuah sinar menyoroti mata Sem yang tertutup, ia pun membuka matanya dan melihat seorang pria tua yang jelek dengan tingkah angkuh. Pria tua itu bagian kelompok yang terbuang, menghubungkan diri mengaku-ngaku sebagai penduduk setempat. Dia mencoba mengusili Sem yang ingin tidur, matanya penuh kesombongan dan kemunafikan.
  "Ngapain mas?" tanya pria tua sangat sombong.
  "Ada apa ya?" tanya Sem tak terima usikan mahkluk terkutuk itu.
 "Mas nya lagi ngapain disini?" tanya pria tua terkutuk itu memojokkan Sem.

~ Sem tersenyum dan menaikan alis, ia tahu itu sekelompok tukang ngaku-ngaku ~

"Saya tadi sudah izin sama bapak yang punya bengkel istirahat disini, ada apa ya?" tanya Sem tak terima cara bapak tua yang terkutuk dengan sikapnya yang sangat menjijikan.
"Oh, iya yang punya bengkel emang tinggal dibelakang bengkel ini" jawab pria tua itu dengan malu, lagaknya sok paling mengenal dan berusaha ngaku-ngaku warga disitu.
  Tatapan Sem sangat sinis melihat gelagat pria tua itu makin tak jelas, terlihat memaksakan seakan tokoh masyarakat yang sangat penting. Sihir-sihir kelompok terbuang mencoba memepengaruhi Sem, dikatakan nya pula 'itu warga setempat' kata kelompok terbuang. 'oh iya ya' dijawab oleh kelompok yang terbuang seakan menjadi suara pikiran Sem saat itu. Tanpa basa basi pria tua busuk itu dengan sangat malu pergi meninggalkan Sem, ia berjalan ketakutan tanpa kata apapun. Kemudian Sem kembali tidur, didekapnya Pi.
  "Kamu bobo aja, udah ga sakit kan?" Kata Pi secara terhubung didekapan Sem, namun Sem tak mendengar hal itu. Sem masih tak melihat secara terhubung, ia juga belum mendengar secara terhubung. Namun Sem seakan merasakan kata-kata dalam hatinya dan tersenyum.
  Pi dan saudari-saudarinya terlelap didekapan Sem, hangatnya pelukan itu menghangatkan malam yang cukup dingin di kabupaten kebumen, jawa tengah. Mereka mimpi indah, dalam mimpi pun mereka bersama. Di mimpi Mereke satu mimpi yang sama, terkadang Sem melihat Pi dalam mimpinya. Berbeda dengan Pi yang selalu melihat Sem dimimpi dan juga kehidupan nyata, harapan Sem tak hanya bersama dimimpi dan khayalannya. Ia berharap dikehidupan nyata, namun ia sadar ada yang ia harus lakukan sehingga ia berjalan kaki menapaki kakinya selangkah demi selangkah. Ia hanya mempasrahkan cintanya kepada Tuhan, ia yakin kelak semua indah pada waktunya. Begitu juga Pi yang tak mau hanya terhubung nyata dengan Sem, ia benar yakin kepada Sem.
  "Kun fayakun, terjadilah kehendakMu Allah SWT. Aku mencintai Sem, Amien ya rabb" Doa Pi memandang wajah Sem yang masih tertidur disisinya pagi itu, ia tersenyum menatapnya. Dinikmatinya hembusan nafas yang terhembus dari hidung Sem yang agak miring batang hidung nya, dikecup nya dahi Sem yang masih tidur, mengucapkan selamat pagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun