"Akhirnya sembuh juga sigila ini," senyumku yang judes berubah manis saat kulihat pria itu. Saat ku tidur kupeluk tubuhnya itu, kunikmati tiap hembusan nafasnya. Bahkan tak pernah sekali pun ia menolakku, mungkin saat ini aku tak ia lihat. Namun sesuai yang ia katakan, ia merasakan aku. Pikirku sengaja memikirkan dia.
Aku tahu dan ini keputusanku
Aku sangat mencintainya, tak pernah aku ditinggalkan oleh pelukannya
Hatiku berdebar kesenangan akan dirimu
   Kau kebutuhanku
  Aku bahagia, terima kasih yaaa ga pernah ngebohongin aku
  Tuhan aku mau ketemu
 Â
Aku berkata-kata penuh kepastian.
Dia alasan ku, tekadku menyemangati ku
Sejak awal aku rasakan hal yang beda, matanya begitu indah memandangku. Begitu rendah hati, bulu matanya memberi salam yang begitu hangat, saat aku agak tegang. Rasa itu merilekskan kekhwatiranku, ingin kusenyumkan. Kenapa gue, aduh maaf ya. Kata ku mengingat dia. Taklama kugerutkan bibir ini mengecil, teringat saat ia katakan; Â "Yah.." terlihat cemberut imut gitu,
 Saat itu ya jujur, panik. Gak mungkin cuman typing tes pake laptop aja gak bisa kan, pas itu kata hati gue, dia harus lolos.
Pas gue samperin,
 Eh dia nyebelin, gue dikerjain. Padahal dia lolos
Gue senyum malu, asik sih dia cairin sikap kikuk gue
Dia sama temennya, gendut.
 Jujur, gue sih fokus sama dia
Si gendut itu ngeliatin, bodo amat. Gue gamau kehilangan dia
Dia lolos, gue seneng. Itu artinya gue bisa ketemu dia terus,
Gadis itu salah satu primadona di gedung Plaza oleos, jakarta selatan.
"Yah," hatiku cukup sedih mendengar kabar, bahwa ia pindah difisi fieldcollection. Khayalku tiap saat bertemu pupus, gak apa yang penting kan masih satu perusahaan. Aku bisa mengamatinya, saat itu kuperjuangkan.
"Dapet salam," kata seorang HRD diperusahaan yang besar,
"Oh iya," kataku agak ketus
"Dari kak Sem," katanya sangat mengejutkanku
Akupun langsung sangat antusias, wajahku memerah malu
Tersenyum manis sangatlah hatiku mendengar hal itu
Suatu saat HRD itu datang kembali kepadaku, setelah ia berbincang-bincang dengan pria itu. Langkahku diiringi HRD menghampirinya, saat ia melihatku jantungku berdebar. Dia nunduk, aku kabur. Aku malu, sendangkan yang lainnya tersenyum.
Gue bodoh banget, kenapa gue harus kabur. Sesalku saat itu pergi meninggalkannya, dia kan jadi malu. Huh..
Ya Tuhan semoga bisa ketemu lagi, harapanku dapat bertemu pria itu lagi.
Waktu berlalu, udah berhari-hari.
Yang kudengar ia sudah dilapangan, prestasinya bagus. Padahal ia gak ada pengalaman dibidang fieldcollection.
Suatu ketika, disore hati.
HRD menghampiri ku membawa kabar yang sangat gembira, pria itu mau menemui ku.
Ah jauh, dia kan diwilayah Bojong gede, Bogor. Gak mungkin kekantor sore, jauh bojongGede ke Lenteng agung. Kata temanku meragukan HRD itu, tapi keantusiasanku langsung sigap berjalan keluar ruanganku.
Itu benar, dia diluar.
Ganteng banget, eh dia senyum.
"Sore" kataku langsung menyambut tangannya yang sangat ingin kupegangi, kusalam ia.
Dug,.. dug,... Dug.. hatiku berdebar sangat kuat.
Tuhan bantu aku, doaku dalam hati.
'maaf sebentar.' Aku kabur masuk kedalam ruangan ku.
Saat kumasuk, kesesalanku menyalahkan tindakan ku.
Kenapa aku begitu bodoh, pikirku yang kabur meninggalkannya. Hatiku mulai cemas takut kehilangan dia, akupun minta tolong HRD itu menghampirinya.
Pria itu hanya menunggu diluar, dikeren.
HRD memintanya memasuki ruangan itu, ia masuk dan aku benar-benar terkejut senang. Kami mulai berbincang bersama kedua teman ku, HRD itu keluar dan pusat perhatian pria itu memandangiku. Aku deg-degkan, gak nyangka banget disamperin.
Tiba-tiba dia keluar, aku sedih.
. . . .