"Kak" terdengar suara panggilan yang sangat merindukan dari Mala ke pria itu
Hatinya merasakannya saat itu.
Â
'Kak' panggil gadis cantik natural menyapanya
Dia ga denger, "maafkan aku Tuhan" katanya dalam hati
 Dia mengangkat cangkirnya yang menguap, diseruputnya kopi hitam kesukaannya itu.
Santai dan cukup ramai, mereka agak kebelakang dan cukup tenang. Saat itu kulihat pria itu dicafe bandung, aku merindukannya.
Sekilas teringat namun tak diungkapkan oleh kami, sesaat agak hening.
Kusibukkan diriku memandanginya, ini hanya terhubung namun benar nyata.
Hatinya berdebar-debar, ada apa tanyaku dalam hati memperhatikannya
Atau aku sangat bodoh hanya dapat kulihat saja
Ah pasti ini hanya sesaat
Firasat ku memandanginya
"Pria itu"
Hatiku bergumam
 Sebelumnya ia sudah mengabari kawannya yang jauh itu, namun ia berusaha agar tak terjadi
Nasi telah menjadi bubur
Seperti biasa, terkadang dikampung halamannya cukup hening
Keheningan menguasai
"Gak," gusar pria itu
Bagaimana, ia sibuk dalam diamnya
Entah masa dan waktu kapan mereka seakan terhubung, begitu nyata dan rumit dijelaskan
Atau hanya sebuah kerinduan? Haa, ia terlihat berkata-kata kecil
Bibirnya kutatap, E-e. Aku pun tersenyum, gigiku seakan menggit bibirku tanpa ku perlihatkan pada apapun.
Dia mau apa? Terkadang muncul dihatiku saat kusibukkan diriku menikmatinya
Serius, tak henti kesan dariku padanya
 Dia beneran, senyumku kagum
Dia puasa 3 hari tak makan dan minunum nonstop, hmmm
Aku cuman bisa bantu doa, biar Tuhan bantuin dia
Saat tiga hari puasanya aku turut nemenin dia seakan aku disisinya, tapi ini nyata ia disisiku
Kemanapun ia melangkah, langkahku selalu bersama langkahnya
Cukup panas kadang, keringetnya seksi
Ia jalan kaki
Aku juga, bareng-bareng jalan kaki
Dia terlihat haus baginya dalam hati, namun tak kulihat kehausan
Selalu menyeggarkanku
Alhamdulillah udah buka, kudengar adzan mahgrib berkumandang
Gluuuuk... Gluuuk, kuminum air setelah bismillah ku
E-e, kok kataku hampir tersendak.
Yah, hii.. Ternyata dia ga buka, yowisslah..
Sampai hari ketiganya kulihat, hmmm.. Aku ga bisa ungkapin apa yang kulihat, kalbuku begitu tenang
 Dia ga pernah ninggalin aku, saat kami jalan. Kayaknya dia enggak tahu deh, tanyaku dalam hati. Tangannya kupegangi, aku takut kehilangan dia.
Ah, masa gue sih. Gak mungkin, jadi ...
Ia meneteskan air matanya penuh haru, didekapnya pria itu.
Kulihat seperti aku, aku tahu itu bukan aku, walau seakan kurasakan itu aku. Namun aku ga nyangka, seakan itu aku disikapinya. Senyumku penuh bahagia
 Terlihat oleh ku, seakan aku yang amburadul pakaiannya. Kotor dan lusuh, tatapannya sibuk, dan aku malu. Dia memakai topeng, katanya. Padahal topeng itu hanya menggambarkan ghaib nyata seakan jadi aku, tipuan ghaib.
"Thank you." Kataku memandang nya
Mungkin ia pikir aku gila seperti yang dilihatnya, dia terbaik