Mohon tunggu...
Samuel Luhut Pardamean S
Samuel Luhut Pardamean S Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

" Cintailah apa yang anda Cintai, karna Cinta itu Kebenaran" - Samuel LPS

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malam Mala

7 Oktober 2024   20:15 Diperbarui: 7 Oktober 2024   23:57 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam mala

     "Klutuuuk, klutuuuk, klutuuuk... Klutuuuk." Terdengar seperti sebuah irama yang sangat ciri khas daripada jalannya kakiku, "Ah padahal kan itu biasa saja" Kataku seakan kami berdialog. Lebih cepat sebuah toge tumbuh dan berakar panjang, pasti bukan cuman berdaun. Bisa-bisa begitu panjang, seperti sebuah riset anak SD. Ini semua bukan mengenai waktu, namun waktu juga terkadang kuperhatikan. Melebihi penelitian sebuah struktural biologis yang dilihat lewat mikroskop, pasti kubuat melebihi jurnal-jurnal seorang ilmuan. Tak perlu sebuah tesis yang harus kurajut dan kuurai, salah sedikit bisa kusut layaknya benang wol nenek-nenek yang sedang membuat baju anti dingin katanya, atau bahasa anak kekiniannya sweater. "Huuuhhh.." Nafas ku terhela sejenak, kutatap sesuatu yang tak dapat kulihat, mungkin sebuah bayang. Atau apa yang bisa ku definisikan, tak lama ku diam muncul keresahan yang cukup bergejolak. Suara-suara banyak muncul, namun satu tokoh suara yang kudengar, apa gerangan pikirku sesaat.
   Aku tersenyum kecil meragukan sebuah isyarat, bagiku itu bukan sebuah pertanda. Selayaknya aku yang pernah mencoba mendekatinya, mungkin ini sebuah hal yang wajar. Kaki ku terhenti tergumam, tiba dengan sambutan yang cukup memilukan. Tak cukup mati, bahkan sudah terkubur bagaikan tak ada. Perlahan kumasuki tempat dimana kuberada, kunikmati seadanya layaknya tak ada apa-apa. Sekilas, sepintas muncul sesaat. Kuamati sekitar, tak ada. Kudiam tak ada, ya kuusahakan tak ada. Masih cukup teringat bagiku, sesuatu yang tak mau kuingat-ingat. Aku tak mau menipu apapun, sepantasnya diriku yang begitu lemah akan keburukan.
  Segala sel-sel ku saling berpadu berkordinir sistematis, memenuhi jaringan-jaringan daripada organ dalam sebuah komitmen. Bahkan bayangan ku yang suka menyatu dalam kegelapan pun ikut serta dalam sebuah langkah, seiring hati yang cukup membuat sebuah makanan penutup. Seperti segar dan manis. Andai saja ia ada dihadapan ku, bukan sebuah patung yang kulakoni. Seakan matahari saja yang bersinar tanpa sebuah salam. Aku makin memacu lantunan tanpa syair, kedataran itu tak memicu sebuah hawa yang memaksaku melakukan sebuah ekpetasi. Bahkan bukan lagi sesuatu yang akan terkatakan oleh biografi, bukan tak ada namun kutiadakan sehingga tak pernah. Benar-benar berakar dan kuat, angin gani-gani pun tak meloloskan tiap keteguhanku saat itu. Bukan seperti tapi memang itu pasti.
   Aku pun hanya terdiam tak terbungkam, sesaat kumemaku diri dalam angan. Padahal dari tadi kusibukkan segalanya dalam benak ku terdalam, menaikkan alisku seakan sebuah bisik yang begitu nyata. Kedinginan hatiku menghangatkan suasana dalam pikiran ku, dengan sengaja kulihat matanya dalam tampilan ponselku. Tertegun lu besandar kepada angin, angin tak mau menceritakan apapun saat itu kepadaku. Kucoba bakar kembali sang hati agar tak hanya meyiapkan makanan penutup bagiku, biarlah ia kembali menggali sebuah tambang yang pernah kusegel tak dapat dimasuki. Kini ku berpamitan akan sebuah aliansi, genap sudah tugasku dalam sebuah operasi, kubiarkan sel-selku bekerja secara alami.
  Akupun kembali dikampung halamanku, menyusun kembali sesuatu yang tak pernah kuhancurkan. Kusirami dan kupupuki, biar tumbuh selayaknya ku urus dari keyakinanku yang kuberikan terakhir kali.
  "mmm.." eh iya ya, seakan akan kami tak lupa.' Atau itu seakan kata kataku aja kali yaa. Aku sih ga mau jauh, hatiku berkata pasti. "Anjaay, hee.."
 "Eh menurut kalian pantes ga sih aku, gue malu tau.."
"Iye kenape?"
 Hatiku kucukup tertawa.
"Bikin puisi die"
"Gila lu, hah"
..
 Sore itu masih luar biasa, "Gue yakin"
Banyak yang bisik bisik.

"Aku kangen."
"Thankyou"

-Hening       -

"Luar biasa, Alhamdulillah"

..
_Tenang_

....
(Susane Vega -- Luka)

Dia senyum.
  Manis, pikirku dalam hati
"Mirip gue"

"Yang manis enak,"

Thanks God

   Malam yang beda, agak berkabut
Redup, balik lah
 
  Ga ketemu
 Belum

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun