Kasus hilangnya 14 mamalia yang semuanya adalah predator, menyita perhatian kepolisian. Setelah ditelusuri, semua mamalia ini mengalami hal yang sama sebelum akhirnya menghilang tanpa jejak. Mereka menjadi liar dan seolah kembali dikuasai oleh insting pemangsa.Â
Prasangka ini dimanfaatkan oleh Bellwether, selaku otak perancang dari kasus hilangnya mamalia tersebut. Adapun motif dibaliknya ialah karena ketidakadilan sistem yang merugikan hewan mangsa seperti dirinya.Â
Bellwether, sebagai wakil walikota, diperlakukan layaknya sekretaris. Ia diberi tugas yang berlebihan, tidak didengar pendapatnya, dan diremehkan.Â
Bellwether ingin hewan mangsa yang mendominasi tidak hanya dari segi jumlah, tapi juga sosial. Menurutnya dengan adanya rasa takut kepada predator, dan mereka kalah jumlah, maka predator akan terpojokkan dan terkucilkan dari masyarakat.Â
Prasangka kedua, "a bunny can go savage" kalimat ini diucapkan oleh Judy ketika ia tahu penyebab asli kasus predator menjadi liar.Â
Semula Judy beranggapan bahwa kelinci, sepertinya, tidak bisa menjadi liar. Pendapat ini menghancurkan hubungan pertemanannya dengan Nick, rubah yang termasuk dalam kategori predator.Â
Setelah Judy memutuskan untuk keluar dari kepolisian dan kembali ke desanya, dibantu oleh orang tua dan kawannya, ia menyadari bahwa night howler bukan hanya nama dari kelompok serigala tetapi juga nama bunga. Prasangka ini kemudian dipatahkan karena pamannya pun pernah menjadi liar setelah mengonsumsi bunga night howler tersebut.
Kedua prasangka ini berdasarkan pada stereotipe yang dipercaya bahwa susunan biologis menentukan karakter atau perilaku seseorang. Nyatanya, semua pihak memiliki kecenderungan yang sama, terlepas dari latar belakangnya.
Kepentingan Politik Pribadi
Tak hanya perihal prasangka, Zootopia juga menggambarkan kepentingan politik pribadi dengan cukup baik.Â