Lamunanku selesai karena jenazah si gadis itu harus diurus ke kamar mayat. Ditambah pula dengan si Oma yang kini pingsan dan sepertinya mengalami serangan jantung.
Ah, tidak adil sekali hidup memperlakukan mereka berdua. Demikian lamunku dalam hati, sementara aku "merawat" gadis itu untuk terakhir kalinya. Kaku ia terbaring. Gak ada lagi perayaan Sweet Seventeen. Gak ada lagi masa-masa indah remaja yang bakal ia lewati. Gak ada lagi asik-asik nya bergaul dengan teman-teman sebaya. Gak bakal ada lagi cinta yang akan menghampiri gadis itu. Mustahil ia bakal nikmatin indahnya masa-masa kuliah. Ia sekarang terbaring, pergi untuk selamanya meninggalkan semua cita-cita dan impian yang pernah ia rajut.
Gak pernah menjadi jelas bagiku kenapa orang tua si gadis, serta anak-anak si Oma tidak pernah terlihat di rumah sakit. Rasanya apapun alasannya, bukan kapasitasku untuk tau semua itu. Hanya saja, hal itu membuatku berpikir dan agak terusik. Harapanku, kalo seandainya keluraga gadis dan Oma nya masih ada, mereka bisa tau dan ngelakuin apa yang harusnya dilakuin sama mendiang anak dan mama mereka. Â Lepas hari itu, aku gak pernah ketemu Oma itu lagi.
Aku bersyukur masih bisa menikmati masa-masa mudaku dengan orang tua, serta adikku. Dibanding dengan gadis itu, aku masih jauh lebih baik keadaannya. Aku belajar kalo keluarga itu adalah harta yang paling berharga dan gak bakal pernah bisa ditukar dengan apapun juga. Ketika kasih sayang dan perhatian ibu, ayah, adik, opa dan oma, masih aku terima, sama sekali gak ada alasan buat aku untuk gak bersyukur sama Tuhan. Paling tidak, aku gak sendirian di dunia ini. Ketika aku sakit, ada ayah yang menghibur, ibu yang memelukku hangat, adik yang nyemangatin aku, serta ada opa oma yang ngedoain aku, juga teman-teman yang selalu support. Dan yang paling penting ada Bapaku yang di sorga yang selalu siap setiap saat buat jadi sahabat, penghibur dan juga pelindungku kapan saja gak peduli situasi apapun yang sedang aku lewati.
Siapapun yang sempat ngebaca tulisan aku ini, sayangilah keluarga kalian. Hormatilah mereka sesuai dengan perintah Tuhan. Mereka adalah harta yang gak pernah bisa dinilai dengan angka-angka !!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI