Mohon tunggu...
Samuel Henry
Samuel Henry Mohon Tunggu... Startup Mentor -

JDV Startup Mentor, Business Coach & Public Speaker, IT Business Owner, Game Development Lecturer, Hardcore Gamer .........

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mengapa Rizieq Tidak Jadi Pulang?

22 Februari 2018   15:32 Diperbarui: 22 Februari 2018   17:41 3358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu hal yang tidak bisa kita pisahkan adalah keputusan pemerintah untuk membubarkan HTI. Terlepas dari berbagai pro dan kontra, tindakan ini menggambarkan langkah tegas untuk membuat suasana kondusif di tanah air. Lalu dibanding dengan Rizieq? Tentu efek HTI tidak kalah jauh, setidaknya menurut persepsi publik.

Proses Terus Berjalan

Dengan tidak jadinya Rizieq pulang maka banyak kondisi baru yang bisa saja mengikutinya. Sebagian pihak mengamini penundaan itu dengan alasan saat ini sedang berjalan proses Pilkada. Sosok Rizieq dikhawatirkan hanya membuat suasana lebih rusuh.

Kejadian pilkada DKI menjadi rujukan untuk hal ini. Walaupun masih ada keinginan untuk meniru kejadian itu, sudah tidak mudah lagi karena salah satu tokoh dari alumni 212 tidak bisa berpartisipasi sepenuhnya. Dan kabar ini juga diikuti dengan isu perpecahan para tokoh 212.

Meniru beberapa tokoh revolusioner dunia, Rizieq bisa saja menganggap bahwa perjuangannya tetap bisa dilakukan dari luar negeri. Hanya saja bisa dikatakan bahwa kondisi Indonesia cukup unik dan spesial. Beberapa upaya di dalam negeri oleh pihak-pihak yang melawan pemerintah untuk menggerakkan isu tertentu yang bertujuan menjelekkan pemerintah masih terus berlangsung dan terus gagal. Kondisi "sudden death" seperti kasus Ahok tidak mudah terjadi berulang kali.

Walau isu agama masih tetap menjadi isu utama untuk menggerakkan opini publik, sayangnya masyarakat masih bisa berpikir logis dan menilai secara objektif. Lihat saja kasus hoaks PKI dan penyerangan ulama yang ternyata tidak bisa membuat keadaan menjadi runyam seperti yang dikehendaki oleh dalangnya. Luar biasanya bahkan masyarakat menolak efek dari kejadian-kejadian seperti ini.

Lihat saja bagaimana partisipasi tokoh dan masyarakat untuk menolak dampak dan agitasi atas penyerangan gereja di Jogjakarta. Bahkan muncul tudingan ke arah Sultan yang dianggap tidak responsif terhadap berbagai tindakan intoleran yang menerpa kota Jogja beberapa tahun ini.

Beberapa kejadian viral seputar masalah sensitif agama juga cepat direspon netizen. Hal ini tentu membuat dampak jelek dari aksi-aksi tersebut bisa diminimalkan bahkan diperbaiki.

Coba lihat kejadian pengusiran biksu di Tangerang, cepat diantisipasi dan diredakan. Besarnya perhatian dan partisipasi netizen tentu membantu pihak aparat dalam menangani kejadian seperti itu.

Disisi lain, publik akan semakin belajar dan terbuka wawasannya. Walaupun kemungkinan masih akan ada kejadian sejenis di masa mendatang, kita bisa berharap dan optimis bahwa proses pendewasaan dan pembelajaran untuk saling menghormati akan terus berlangsung.

Jadi bisa disimpulkan bahwa jika Rizieq pulang sekalipun publik secara mayoritas tidak akan mudah terbujuk dan teragitasi dengan ajakannya. Dan sepertinya pihak Rizieq paham sepenuhnya akan hal itu dan membatalkan kepulangannya. Entahlah...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun