Dalam praktiknya, guru bertugas memberikan pendidikan selama di sekolah bukan? Dengan materi dan jadwal yang ketat, cukup aneh rasanya jika anak masih bermain game sewaktu belajar di kelas? Lalu dengan pemahaman itu sebenarnya tugas pengawasan soal penggunaan lebih berat kepada orang tua. Dalam konteks edukasi, guru dapat menggunakan game sebagai alat bantu pembelajaran. Seperti yang saya sebutkan di awal artikel mengenai niat dari pihak Kemendikbud untuk membuat game trivia dengan muatan pelajaran sekolah.
Dalam hal materi anjuran seperti dalam poster, saya melihat pihak Kemendikbud masih perlu bantuan konsultasi dari pakar game yang secara menyeluruh mengerti proses tidak hanya teknis pengembangan, namun terlebih kepada konten game baik psikologis dan juga dampak sosialnya. Jika seorang pakar game diminta bantuannya dalam membuat poster anjuran yang baik, maka isi dari poster itu akan jauh berbeda. Bukan memamerkan 15 game yang dianggap berbahaya dan berisi pesan “menakut-nakuti” dari riset yang tidak jelas asal usulnya, sampai melibatkan anak cucu segala... hehehehe, tapi lebih menonjolkan mengenai informasi praktis mengenai rating game serta poin-poin rekomendasi yang saya bahas diatas.
Dengan kata lain, kalau para pemain (user game) dan orang tua sudah paham mengenal rating game, maka akan banyak judul game yang secara otomatis mereka filter sendiri karena sudah tahu isinya tidak sesuai, bukan hanya terpatok ke 15 judul yang ditampilkan saja.
Namun demikian, bagi saya pribadi sebagai pengamat sekaligus gamer, poster itu terkesan lucu. Seakan-akan kita sebagai orang dewasa bisa menakuti anak-anak dan mempersepsikan mereka bisa dibuat takut serta dianggap tidak tahu bahwa game itu adalah fantasi dan bukan realita. Atau sebenarnya kita – sebagai orang tua yang terbiasa khawatir – yang belum bisa memahami dan memisahkan antara dunia nyata dan fantasi didalam game?
Note: Artikel ini juga diposting di blog pribadi penulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H