Lanjut mang....!!
Alkisah ada kebijakan KPI Tahun 2012 memuat Pelarangan Seksualitas, yakni suatu program siaran dilarang untuk menampilkan penampakan alat kelamin dan mengeksploitasi bagian-bagian tubuh tertentu, seperti paha, bokong, payudara, secara close up atau medium shot. Walaupun ditayangkan dalam konteks sebagai ilmu pengetahuan, namun lembaga penyiaran patut memperhatikan konten yang ditayangkan agar sesuai dengan nilai-nilai kepatutan yang berlaku dalam masyarakat.
Nah, anda sebagai Kompasianer silahkan menilai sendiri apakah gambar dari tayangan ini sudah patut untuk disensor? Kita ambil beberapa tampilan gambar dari acara televisi sejak tahun lalu sampai beberapa waktu baru-baru ini.
Kenapa Shizuka di blur pakaiannya? Karena nampak pahanya? Kenapa tidak dadanya? Karena belum besar sehingga belum dianggap layak dieksploitasi? Entahlah. Tapi karakter serial Doraemon ini menurut saya memang tidak menggambarkan tendensi apa-apa dan rasanya anak-anak juga tentu "mendelik matanya" melihat Shizuka? Bagaimana menurut anda?
Selain melawan nalar karena menganggap kartun seperti itu bisa menimbulkan nafsu bagi anak-anak bawah umur, bagaimana pula komentar anda soal tayangan untuk remaja. Asalkan jangan nampak belahan dada dan berbikini dikolam berenang ya aman-aman sajalah. Cewek digendong cowok? Mungkin itu kakak adik, remaja putri memeluk remaja cowok? Itu mungkin lagi adu hidung. Keren habis...
Gambar diatas: paha tertutup, dada tertutup, tidak ada yang dicloseup secara berlebihan. Yup loloskan saja! Toh banyak acara sinetron yang sejenis kok. Jadi artinya banyak yang suka, ya biarinlah. Itu namanya mendukung industri dalam negeri. Longgarkan dikitlah aturannya. Mari kita tingkatkan ke level yang lebih canggih.
Masih ingat hebohnya gambar sensor sapi yang dimandikan adik ini? Saat itu salah satu televisi swasta membuat buram pada bagian tertentu dari tubuh sapi. Kalau kita bahas menurut aturan dari KPI yang paling cocok adalah bagian yang sesuai nilai kepatutan pada masyarakat atau bagian bokong maupun paha sapinya? Hahaha...
Stasiun televisi jadi ikutan bodoh karena mentaati peraturan dengan membabi buta. Bahkan cenderung melawan nalar publik. Kenapa mereka sedemikian takutnya? Apa KPI begitu ketat dan efektif melakukan fungsinya?
Uniknya Indonesia
Yah, itulah kenyataan di Indonesia. Nalar atau tidak di mata publik, sebuah kebijakan harus tetap berjalan. Suara publik dianggap sebagai angin lalu. Anda bisa melihat berbagai bukti di sekitar anda sendiri terhadap tayangan yang diminati oleh rakyat. Biarpun anda merasakan sudah ada yang tidak beres, tampaknya KPI tidak bisa berbuat banyak selain hanya melarang ini dan itu.