Mohon tunggu...
Samuel Henry
Samuel Henry Mohon Tunggu... Startup Mentor -

JDV Startup Mentor, Business Coach & Public Speaker, IT Business Owner, Game Development Lecturer, Hardcore Gamer .........

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ahok The Trendsetter

16 Februari 2016   12:26 Diperbarui: 16 Februari 2016   12:38 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Sumber Gambar: Tekno.Kompas.com"][/caption]Menarik melihat perkembangan Ahok beberapa waktu belakangan ini. Sudah banyak kita mengenal sepak terjangnya yang cenderung menarik minat banyak pihak. Baik fans publik  dan haters, pendukung serta musuh politiknya serempak semua melihat sepak terjangnya sepanjang waktu. Mulai dari cara pak Ahok yang habis-habisan mengatasi banjir di Jakarta sampai gaya terbarunya menyentil para preman penguasa di Kalijodo.

Gaya & Strategi

Terlepas dari sepak terjangnya, saya melihat bahwa kini Ahok bisa dikatakan sebagai trendsetter. Figur yang mampu menggerakkan tidak saja opini publik, tapi juga gerakan dari berbagai pihak disekitarnya. Dan hal itu walaupun disadari sebagian dari lawan politiknya, tapi banyak yang tidak bisa dengan cerdik mengantisipasinya sebagai bentuk strategi bersaing yang hebat.

Malah bisa dikatakan sebagian melakukan gaya blunder. Ambil saja contohnya Lulung yang tiba-tiba ikutan nimbrung di permasalahan Kalijodo. Statementnya yang mengatakan bahwa dirinya bisa membantu mengatasi masalah Kalijodo malah kena skakmat dengan Ahok yang menyinggung pajak mobil mewahnya.

Tidak hanya tokoh dari lawan saja, tokoh nasional lain seperti Bu Risma juga ikutan bersuara dan memberi kritik. Sayangnya kurang tepat dan dengan  mudah dicounter oleh Ahok yang menyatakan bahwa pelanggaran di Kalijodo adalah pelanggaran daerah hijau dan bukan masalah prostitusi seperti yang dilontarkan banyak pihak. Dari jawaban Ahok ini saja nampak bahwa dia cerdas dan tidak melulu mengumbar emosi. Banyak pihak lain yang terlalu terfokus ke masalah emosi yang meluap-luap yang dikeluarkan pak Ahok. Namun dari jawabannya selama ini dalam menangkis tudingan yang dilontarkan kepadanya, bisa kita simpulkan bahwa emosinya itu bukan emosi sesaat dan tanpa perhitungan.

Apakah gaya bicara selalu berhubungan dengan nalar yang pendek? Dari pribadi Ahok bisa kita simpulkan tidak selalu. Persepsi publik bahwa pejabat yang santun dan berwibawa adalah panutan kini mulai tergeser dengan nyata berkat sepak terjang pak Ahok. Sebagian memang masih ada yang menghujat dirinya. Walaupun begitu, banyak kebijakannya yang lebih dirasakan baik oleh masyarakat Jakarta.

Pemimpin yang Konsisten

Masyarakat Jakarta dan publik lainnya kini terpecah ke dua bagian besar. Yaitu yang pro dan kontra. Namun perpecahan ini tidak melulu menjadi hal buruk karena Ahok mempertontonkan bahwa pejabat publik seharusnya memang memiliki sepak terjang yang harus mampu membuat khalayak ramai "berpikir ulang". Menjadi pemimpin adalah amanah, dan menjadi pemimpin bukan melulu hanya menyelenggarakan tugas seperti pejabat lainnya. Ahok memberi pemahaman baru yaitu pemimpin yang tegas, berani ambil resiko dan dilawan banyak pihak. Ahok berani memiliki prinsip.

Ahok menurut saya berhasil dengan gayanya tersebut. Jujur saja, dulu saya sendiri masih ragu apalagi dengan kondisi politik yang ramai dan riuh. Tapi ternyata pendapat saya itu tidak benar dan terbukti keadaan berbeda. Orang bisa saja tidak setuju, keki, kesal dan muak melihat gaya bicaranya tapi jika melihat secara lebih luas, pasti melihat bahwa Ahok bisa menjadi trendsetter.

Di masa awal dia menjadi wakil gubernur, saya kira aksinya hanya akan sesaat saja dan akan adem ayem sejalan dengan waktu. Tapi kembali lagi dugaan saya salah. Kini dia menjadi titik poin dari banyak orang, tepatnya sebagai trendsetter. Terlebih lagi, sebagai trendsetter pak Ahok tidak hanya menerobos pola pikir lama tentang masalah Jakarta yang tidak akan bisa diubah, tapi yang terpenting adalah panggung politik baru dimana seorang pejabat publik bisa bertindak sebagai pemimpin.

Sudah lama negara besar seperti Indonesia ini merindukan sosok pembaharu. Tidak hanya dari segi pandangan politik, tapi lebih kepada tindakan nyata terhadap publik. Memang tidak hanya Ahok yang muncul. Tokoh lain seperti Bu Risma, Ridwan Kamil juga ikut meramaikan barisan muda pemimpin yang berbeda. Masing-masing denga gaya dan strateginya. Saya tidak mau membanding-bandingkan dan mengunggulkan satu tojoh saja. Masing-masing memang memiliki keunikan sendiri dan saya mengagumi mereka sesuai dengan kemampuan dan pembaharuan yang dilakukan.

Kebetulan di artikel ini saya membahas Ahok karena sampai sekarang masih konsisten dengan gaya dan alur kebijakannya. Juga karena jabatan gubernur DKI maka otomatis sorotan serta pandangan masyarakat lebih besar dibanding para pemimpin unik lainnya. Alasan lain? Ya karena saya adalah warga dengan KTP Jakarta. Wajar ikut bicara toh? Walau saat ini saya berkiprah di Jogja.

Pandangan Publik

Dari respon masyarakat, tampak sekali bahwa sosok pemimpin unik seperti Ahok kini sudah bisa diterima serta dipahami gaya serta strateginya. Tidak sedikit masyarakat yang dulu bersikap sinis kini malah berbalik mendukung. Bahkan banyak pihak yang dulu tidak menyukai Ahok kini lebih memilih diam dan menunggu hasil aksinya.

Inilah alasan kenapa saya mengatakan Ahok adalah trendsetter. Kemampuannya menggerakkan berbagai pihak terhadap kebijakan, pernyataan serta aksunya membuat dia layak disebut sebagai trendsetter. Kedudukannya sebagai gubernur memang memberikan hak istimewa di mata publik sebagai pejabat yang berwewenang. Tapi melihat banyaknya pejabat publik lain yang tidak bertindak apa-apa, tidak memberikan kontribusi bahwa terkesan adem-ayem, membuat Ahok menonjol sendiri.

Lawan politiknya kini selalu tidak  mau kalah mengambil aksi. Apa yang dibahas Ahok langsung dikomentarin. Apa yang dikerjakan Ahok langsung ditiru. Anda tahu siapa yang saya maksud. Itu adalah beberapa contoh kecil bagaimana seorang Ahok bisa membuat pihak lain larut dalam aksinya.

Mungkin Ahok tidak berniat demikian, mungkin juga ya. Namun itu tidak menjadi masalah saya kira. Yang lebih menarik adalah, seorang Ahok mampu menarik perhatian masyarakat Indonesia. Baik yang di Jakarta maupun luar Jakarta.

Banyak daerah yang ingin pemimpin mereka bergaya seperti Ahok. Ada yang bermimpi  mirip Ahok minus emosi bicaranya, ada pula yang ingin Ahok tapi lebih religius. Macam-macamlah... sah-sah saja keinginan itu. Sayangnya kebanyakan lawan politiknya tidak ada yang menyadari sepenuhnya keinginan masyarakat. Banyak yang hanya konsentrasi ke gaya bicara yang ceplas-ceplos. Beberapa sibuk dengan meniru aksinya yang dituding tidak lebih dari pencitraan.

Kini saya, seperti kebanyakan orang lainnya, mulai berpikir, apa lagi yang akan dilakukan Ahok? Sesudah Kalijodo, aksi apa spektakuler apa lagi yang akan dibuatnya? Polisi dan TNI saja sudah menyambut seruan Ahok. Siapa lagi yang akan ikut tergerak?

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sebenarnya membuat standar tindakan dari pejabat publik semakin tinggi. Rakyat menantikan tindakan nyata dan heroik yang mampu menginspirasi masyarakat untuk lebih berani berharap dari pemimpinnya. Publik kini membandingkan antara pejabat yang satu dengan yang lain. Kini menjadi pejabat publik memiliki faktor nilai tambahan yaitu dukungan publik langsung. Salah satunya adalah keberhasilan tim Teman Ahok  mengumpulkan tanda tangan pendukung yang melebihi jumlah pendukung partai resmi. Bukankah itu fenomenal?

Memusuhi Ahok atau pemimpin unik lainnya kini tidak bisa lagi hanya berbasis sentimen SARA. Mengagitasi publik dengan pencitraan negatif tidak lagi sukses. Cara menipu dengan membalikkan opini dan permainan busuk politik lainnya pun sudah tidak terlalu optimal digunakan. Sebagian dari partai politik menyadari hal itu. Sayangnya mereka belum punya tokoh yang mirip Ahok, atau katakanlah bisa menyaingi Ahok. Mereka masih mengandalkan stok lama. Sayang sekali...

Jadi saya menyimpulkan Ahok sebagai trendsetter lebih disebabkan karena banyaknya partai dan pejabat publik di negeri ini yang berkiblat kepada gerakannya. Tidak hanya dari golongan pendukung saja, tapi juga lawan-lawannya. Dan keberhasilannya membuat barometer baru di negeri ini sebuah aktivitas pejabat publik yang mampu menjadi inspirasi sekaligus tontonan bagi semua masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun