Inilah alasan kenapa saya mengatakan Ahok adalah trendsetter. Kemampuannya menggerakkan berbagai pihak terhadap kebijakan, pernyataan serta aksunya membuat dia layak disebut sebagai trendsetter. Kedudukannya sebagai gubernur memang memberikan hak istimewa di mata publik sebagai pejabat yang berwewenang. Tapi melihat banyaknya pejabat publik lain yang tidak bertindak apa-apa, tidak memberikan kontribusi bahwa terkesan adem-ayem, membuat Ahok menonjol sendiri.
Lawan politiknya kini selalu tidak mau kalah mengambil aksi. Apa yang dibahas Ahok langsung dikomentarin. Apa yang dikerjakan Ahok langsung ditiru. Anda tahu siapa yang saya maksud. Itu adalah beberapa contoh kecil bagaimana seorang Ahok bisa membuat pihak lain larut dalam aksinya.
Mungkin Ahok tidak berniat demikian, mungkin juga ya. Namun itu tidak menjadi masalah saya kira. Yang lebih menarik adalah, seorang Ahok mampu menarik perhatian masyarakat Indonesia. Baik yang di Jakarta maupun luar Jakarta.
Banyak daerah yang ingin pemimpin mereka bergaya seperti Ahok. Ada yang bermimpi mirip Ahok minus emosi bicaranya, ada pula yang ingin Ahok tapi lebih religius. Macam-macamlah... sah-sah saja keinginan itu. Sayangnya kebanyakan lawan politiknya tidak ada yang menyadari sepenuhnya keinginan masyarakat. Banyak yang hanya konsentrasi ke gaya bicara yang ceplas-ceplos. Beberapa sibuk dengan meniru aksinya yang dituding tidak lebih dari pencitraan.
Kini saya, seperti kebanyakan orang lainnya, mulai berpikir, apa lagi yang akan dilakukan Ahok? Sesudah Kalijodo, aksi apa spektakuler apa lagi yang akan dibuatnya? Polisi dan TNI saja sudah menyambut seruan Ahok. Siapa lagi yang akan ikut tergerak?
Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sebenarnya membuat standar tindakan dari pejabat publik semakin tinggi. Rakyat menantikan tindakan nyata dan heroik yang mampu menginspirasi masyarakat untuk lebih berani berharap dari pemimpinnya. Publik kini membandingkan antara pejabat yang satu dengan yang lain. Kini menjadi pejabat publik memiliki faktor nilai tambahan yaitu dukungan publik langsung. Salah satunya adalah keberhasilan tim Teman Ahok mengumpulkan tanda tangan pendukung yang melebihi jumlah pendukung partai resmi. Bukankah itu fenomenal?
Memusuhi Ahok atau pemimpin unik lainnya kini tidak bisa lagi hanya berbasis sentimen SARA. Mengagitasi publik dengan pencitraan negatif tidak lagi sukses. Cara menipu dengan membalikkan opini dan permainan busuk politik lainnya pun sudah tidak terlalu optimal digunakan. Sebagian dari partai politik menyadari hal itu. Sayangnya mereka belum punya tokoh yang mirip Ahok, atau katakanlah bisa menyaingi Ahok. Mereka masih mengandalkan stok lama. Sayang sekali...
Jadi saya menyimpulkan Ahok sebagai trendsetter lebih disebabkan karena banyaknya partai dan pejabat publik di negeri ini yang berkiblat kepada gerakannya. Tidak hanya dari golongan pendukung saja, tapi juga lawan-lawannya. Dan keberhasilannya membuat barometer baru di negeri ini sebuah aktivitas pejabat publik yang mampu menjadi inspirasi sekaligus tontonan bagi semua masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H