Mohon tunggu...
Samuel Henry
Samuel Henry Mohon Tunggu... Startup Mentor -

JDV Startup Mentor, Business Coach & Public Speaker, IT Business Owner, Game Development Lecturer, Hardcore Gamer .........

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Startup Talent War, Jogja

24 Oktober 2015   19:21 Diperbarui: 24 Oktober 2015   19:35 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Illustrasi: http://yfsmagazine.com/

Di tahun 2009, ketika saya baru menjejakkan kaki di kota Yogyakarta, ekosistem startup masih prematur dan baru. Bahkan bisa dikatakan belum berkembang signifikan. Yang berkembang adalah komunitas penggiat IT lokal atau kampus. Kini keadaan sudah jauh berbeda. Artikel ini akan memberikan ulasan terkini mengenai kondisi industri startup khususnya di kota Yogayakarta.

Ulasan ini tidak akan bisa saya tulis tanpa masukan dan diskusi antar mentor Jogja Digital Valley yaitu Mas Adit - @aditforever dan Mas Putro - @pranowoputro via WA beberapa hari lalu.

Awal Pertumbuhan

Pertumbuhan industri startup lokal Yogayakarta mulai menggeliat signifikan sejak tahun 2010-2011 lalu. Terjadi pergeseran ketika tim kecil yang selama ini eksis di komunitas lokal (saat itu dimotori oleh JogjaIT dimana saya dan mas Adit menjadi anggota penggerak) mulai berani eksis dan membuat startup sendiri.

Saat itu masih biasa setiap startup bergerak sendiri dan tidak terpadu dalam satu lokasi. Startup hanya muncul ketika ada event baik komunitas maupun eksebisi dari beberapa acara dinas pemerintah daerah DIY. Namun ketika Jogja Digital Valley muncul dan diresmikan pada tanggal 21 Agustus 2013 lalu, perubahan pasti perlahan terjadi. Sejak itu, selain penggiat IT kampus dan freelance, startup lokal Jogja kini punya episentrum baru.

Walau dibesut oleh Telkom via program Indigo Incubator, JDV menjadi titik sentral bagi industri startup Yogyakarta dan terbuka untuk semua kalangan. Berbagai event diadakan disana, mulai dari program resmi Telkom sendiri sampai acara komunitas kecil. Bisa dikatakan adanya JDV membuat networking startup lokal lebih mudah dan gampang diakses semua pihak.

Era 2015

Kini keadaan sudah banyak berubah. Selain munculnya beberapa inkubator teknologi lain seperti I2TY yang dibesut oleh Kemenkominfo yang bekerjasama dengan STMIK AMIKOM Yogyakarta, muncul juga beberapa pusat startup lainnya. Beberapa diantaranya ada di kampus lokal seperti UGM. Ada juga yang mengambil langkah berbeda yaitu membuka kantor cabang di Yogyakarta langsung untuk mempermudah perekrutan di ranah lokal DIY.

Banyaknya kampus menjadi pilihan utama mereka karena kini kebutuhan untuk tenaga sumber daya sudah bisa dikatakan bersaing.

Pada era 2010, ketika saya menjadi konsultan teknis pendirian Gameloft Indonesia di DIY, masih cukup mudah mencari tenaga kerja karena supply-nya banyak. Pihak Gameloft hanya memfokuskan diri kepada talent yang  berkualitas. Dan ternyata cara itu berhasil, tidak sampai 3 tahun jumlah SDM yang direkrut sudah melebihi 500 orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun