Mohon tunggu...
PARTIKEL
PARTIKEL Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengolah Kata

Masih berusaha untuk mengolah kata yang tak bisa untuk di cerna.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Hikmah dari Sebuah Kisah

30 Oktober 2018   09:39 Diperbarui: 30 Oktober 2018   10:04 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meskipun begitu, dia orangnya baik dan tidak tega ketika melihat orang lain kesulitan, apalagi dengan suatu hal yang bisa menyentuh hatinya dan membuatnya terharu hingga menangis, pernah ada kejadian ketika belum lama aku dan adela bekerja, ya mungkin kami baru 2 bulanan pada saat itu, suatu ketika ada seorang gadis remaja yang masih menggunakan seragam smp masuk ke boutiqe kami dan langsung menuju arah dwiky berada, entah apa yang dia mau kami masih belum tau, aku dan Adelapun mendekatinya yang sedang berbincang dengan dwiky.

Gadis itu menanyakan sebuah pekerjaan untuk dirinya, awalnya dwiky menolak, karna dia masih sekolah dan masih di bawah perlindungan anak, Dwiky tidak mau ambil resiko, tapi Dia menanyakan alasan kenapa dia ingin bekerja? Lalu bagaimana sekolahnya apabila dia bekerja?. Semua tidak bisa dilakukan secara bersamaan, dia harus memilih salah satunya, gadis itu terlihat sedih dan akhirnya mulai bercerita, adela memberinya kursi untuk duduk dan kami mendengarkan ceritanya. 

Gadis itu merasa bingung harus memulai dari mana ceritanya, alasan ingin bekerja hanya untuk mengobati neneknya yang sedang sakit, dia tinggal bersama neneknya di desa yang tidak terlalu jauh dari kota, sebelum sakit neneknya hanyalah seorang penjual gorengan yang keliling kampung dengan jalan kaki, dia dititipkan pada neneknya waktu masih berumur 11 tahun, ketika sang ayah menikah lagi dengan perempuan lain, ibunya menitipkan dia kepada sang nenek, dan pergi menghilang entah kemana.

Gadis itupun tidak tahu kemana ibunya pergi dan tidak pernah kembali hingga saat ini, dia hidup bersama dengan sang nenek sejak saat itu, dan membantu neneknya berjualan untuk sekedar menghidupi keseharian dan sekolahnya, saat ini sang nenek sakit dia terbaring lemas di tempat tidurnya, diapun rela melakukan apapun untuk mendapatkan  upah, sering dia di suruh tetangga untuk melakukan pekerjaan rumah dan akhirnya memberinya upah, entah itu berupa uang maupun makanan, terkadang ada warga sekitar yang kasihan padanya, dan memberinya beras maupun sembako lainnya. 

Ketika tidak ada yang harus di kerjakan, dia ke kebun dan membawa apa yang bisa di makan olehnya dan sang nenek, tak jarang juga dia hanya membawa pulang singkong dan daunnya untuk di rebus lalu mereka makan, ketika ada uang dia membelikan obat di warung untuk neneknya. 

tapi, sampai saat ini neneknya belum juga sembuh, dan dia memutuskan pergi ke kota dan mencari pekerjaan agar bisa membawa neneknya ke dokter. Gadis itu menangis, kami pun berlinang air mata, dwiky menghampiri gadis itu dan memeluknya sambil mengelus kepala gadis itu, pada saat itu juga dwiky merasa terharu dan menangis seketika, air matanya deras, seakan dia merasakan kepedihan yang di alami gadis itu.

Setelah semua mereda akhirnya dwiky mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya dan memberikannya pada gadis itu, kami pun tersentuh dan kami juga membagi sedikit dari berkat kami untuk gadis itu, sebelum gadis itu pulang kami memeluknya secara bersamaan, dan memberi tahunya untuk semangat menjalani hari, dan menyuruhnya tetap sekolah dan belajar, kami mengingatkannya juga agar kembali apabila dia sudah lulus sekolah sma, dan kami akan menerimanya.

Aku merasa bersyukur tidak mengalami hal sepahit itu, sebelumnya aku menganggap kehidupanku sudah sangat pahit, tapi setelah mendengar kisah perjuangan gadis itu aku merasa malu dengan apa yang pernah aku lakukan, dulu sebelum aku bekerja di sini dan masih bergumul dengan orang orang yang membuatku merasa hancur, aku sering membuang uangku untuk hal yang tidak benar, dan menghamburkan uangku untuk entah apa yang sama sekali tidak ada wujudnya, di sini aku sadar bahwa masih banyak orang yang tidak seberuntung aku,  dan masih banyak juga kisah yang lebih pahit bahkan lebih buruk daripada yang aku alami, aku berterima kasih atas semua masa laluku yang membuat aku seperti sekarang ini.

Kami merenungkan kisah gadis itu sejenak, dan menyimpulkan dengan versi masing masing. Kami seakan mendapatkan sebuah anugrah dengan mendengarkan kisah gadis itu, dan kami serasa di tampar oleh ceritanya untuk mensyukuri atas semua berkat yang melimpah atas kami semua.

Dibalik penderitaan kita ada banyak yang lebih menderita lagi, begitu juga sebaliknya,

Syukuri apa yang ada pada kita saat ini, karna masih banyak di luar sana yang tidak seberuntung kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun