Mohon tunggu...
Samudra Eka Cipta
Samudra Eka Cipta Mohon Tunggu... Lainnya - Pecinta Travel dan Jalan-Jalan

Jadikanlah Setiap Peristiwa Sebagai Guyonan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bisakah FPI Dibubarkan?

20 November 2020   18:16 Diperbarui: 20 November 2020   18:22 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrachman.(Sabrina Asril/Kompas.com/)

Berita mengejutkan datang lagi dari dunia perpolitikan di Indonesia, pasalnya Pangdam Jaya Dudung Abdurahman menyatakan dalam sebuah pidatonya akan membubarkan FPI. Hal tersebut setelah viralnya sebuah video yang beredar di Masyarakat terkait dengan kendaraan lapis baja milik TNI selalu melintas di depan markas FPI di Petamburan dan viralnya berita terkait 'pencopotan' poster Rizieq Shihab oleh para anggota TNI di beberapa lokasi di Jakarta. 

Dilansir dari  tempo.co dengan judul artikel Nilai FPI Seenaknya, Pangdam Jaya Akui Perintahkan Turunkan Baliho Rizieq Shihab  pada (20/11), dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa alasan Pangdam Jaya untuk menurunkan baliho tentang Rizieq Shihab dikarenakan baliho tersebut tetap dipasang oleh para pendukungnya meskipun sudah ada upaya penertiban sebelumnya oleh petugas Satpol PP namun masih dipasang kembali sehingga TNI terpaksa untuk menurunkan baliho tersebut.

Pangdam TNI tersebut kemudian langsung berpidato di depan prajuritnya saat melaksanakan apel pagi, dikutip dari cnnindoensia.com (20/11) dengan judul artikel Pangdam Jaya: Kalau Perlu FPI Bubarkan Saja, dalam pidatonya pada artikel tersebut ia mengatakan sebuah pernyataanya yakni bahwa apa yang dilakukan oleh FPI merupakan suatu tindakan yang dianggap 'semena-mena'. 

Dudung juga menegaskan bahwa jangan merasa paling benar dan mewakili suara Umat Islam. Padahal, sebelumnya Pangdam Jaya tersebut sempat berkomentar terkait dengan kerumunan acara Rizieq Shihab di Petamburan beberapa waktu lalu sekaligus tentang pemeriksaan Anies di Polda Metro Jaya. 

Dalam sebuah video yang berjudul Tak Bisa Pecat Anies Istana Panik? yang diunggah kanal youtube oleh Harsubeno  Point ketika Pangdam Dudung menyampaikan keterangannya pada Tv One di menit ke- 8: 24 yang menyatakan bahwa Anies Baswedan telah sesuai protokol kesehatan. Di sisi lain, putri Rizieq Shihab berserta suaminya juga saat ini telah dipanggil oleh kepolisian untuk menjalani pemeriksaan terkait dengan 'kerumunan massa' meskipun keduanya mangkir dari panggilan.

Namun terlepas dari isu tersebut penulis akan menampilkan beberapa kasus kekerasan yang dilakukan oleh FPI yang dikutip dari tempo.co (13/11/2014) dengan judul Daftar Kekerasan FPI di Lima Provinsi, yakni serangkaian kekerasan yang dilakukan oleh FPI yang penulis rangkum menjadi enam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh FPI diantaranya:

1 November 2004
500 anggota FPI merusak kafe dan bentrok dengan Forum Masyarakat Kemang di kawasan hiburan Kemang, Jakarta Selatan.

23 Desember 2004
150 anggota FPI bentrok dengan satpam JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

27 Juni 2005
FPI menyerang acara kontes Miss Waria di gedung Sarinah, Jakarta Pusat.

9 Juli 2005
Sekitar 400 orang beratribut FPI menyerbu kampus Mubarak, Parung, Jawa Barat. Mereka memberi ultimatum, dalam hitungan 7 x 24 jam, FPI akan bertindak lebih tegas lagi.

12 April 2006
Ratusan anggota FPI menyerang dan merusak kantor majalah Playboy. Aksi ini dilakukan lantaran penolakan FPI terhadap majalah yang bermarkas di Cilandak, Jakarta Selatan, ini dengan alasan berbau pornografi.

20 Mei 2006
Anggota FPI menggerebek sebelas lokasi yang dinilai jadi tempat maksiat di Kampung Kresek, Pondok Gede, Jakarta Timur.

Dari 'daftar catatan hitam' yang dilakukan oleh FPI, wajar jika banyak pihak yang kemudian tidak setuju termasuk kalangan istana itu sendiri. Meskipun demikian FPI saat ini cenderung lebih kalem jika dibandingkan dengan dulu. Kata 'lebih kalem' bukan diartikan kalem dari ucapan yang dilontarkan oleh Rizieq Shihab melainkan kalem dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh massa dan para pendukungnya. 

Terkait dengan kasus kerumunan Haekal Hassan atau yang lebih disapa 'babeh Haekal' dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada (17/11) malam lalu yang dikutip dari pikiran-rakyat.com dengan judul artikel Suara Haikal Hasan Bergetar hingga Hampir Teteskan Air Mata, Ungkap Sikap Jokowi ke Habib Rizieq pada artikel tersebut Haekal Hassan menyampaikan pernyataan sembari meneteskan air mata yang mengatakan bahwa tindakan dari Jokowi selaku pemerintah dianggap olehnya sebagai 'semena-mena' terhadap Rizieq Shihab.

Tentunya publik termasuk penulis merasa heran dari apa yang dilakukan oleh Pangdam Jaya tersebut, padahal sebelumnya ia seakan justru 'memuji' Anies yang merupakan tokoh oposisi sekaligus tokoh yang didukung oleh FPI ketika masa Pilgub DKI pada tahun 2017 lalu yang kemudian malah memperingatkan organisasi tersebut. 

Penulis juga menduga mungkin ada kaitannya dengan seorang prajurit TNI yang ditahan selama beberapa hari terkait dengan viralnya penyambutan Rizieq Shihab yang kemudian direspon langsung oleh Rizieq Shihab pada kegiatan maulid yang disiarkan secara langsung oleh kanal youtube Front TV. Sehingga pernyataan yang dilontarkan oleh Pangdam Jaya terkait dengan isu pembubaran FPI merupakan 'buntut' dari kasus yang telah disampaikan sebelumnya.

Terakhir, andaipun isu yang telah disinggung oleh Pangdam tersebut dan benar-benar 'dibubarkan' oleh pemerintah nampaknya bagi penulis agak sulit sebab, massa dan pengikutnya dikhawatirkan akan semakin melawan karena Rizieq Shihab mempunyai jumlah massa yang sangat banyak diperkirakan hingga jutaan. 

Ditambah dengan psikologis massa pendukungnya dan sosok Rizieq Shihab yang apabila 'melawan' maka mereka akan 'melawan balik', hal tersebut dibuktikan dengan banyak kasus penghinaan terhadap Rizieq Shihab maupun FPI secara kelembagaan kemudian 'si penghina' tersebut langsung didatangi oleh para pendukungnya untuk meminta klarifikasi sekaligus permohon maaf yang ditujukan kepada FPI maupun Rizieq Shihab. 

Padahal para penghina tersebut hanyalah masyarakat biasa yang memang sejak awal tidak suka dengan FPI maupun Rizieq Shihab. Sekaligus saran dari penulis jika betul pemerintah ingin membubarkan FPI maka pelajari terlebih dahulu karakter dan psikologis para pendukungnya jangan sampai salah langkah dan menjadi boomerang hingga menyebabkan huru-hara yang tentunya tidak diinginkan oleh semua pihak termasuk penulis.

Samudra Eka Cipta (20 November 2020)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun