Mohon tunggu...
Samudra Eka Cipta
Samudra Eka Cipta Mohon Tunggu... Lainnya - Pecinta Travel dan Jalan-Jalan

Jadikanlah Setiap Peristiwa Sebagai Guyonan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Charlie Hebdo dan Gelombang Kekerasan di Eropa

4 November 2020   16:39 Diperbarui: 7 November 2020   02:50 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diolah dari realitiabadi.blogspot.com

Setelah muncul kembali terkait dengan penghinaan Majalah Charlie Hebdo terhadap Umat Islam muncul gelombang protes terutama dari kalangan Umat Islam banyak produk-produk Prancis seperti Unilever dan Danone yang merupakan produk makanan dan gaya hidup yang kemudian diboikot di sejumlah negara seperti Arab Saudi, Mesir, Palestina, Kuwait, dan Iran. 

Di Indonesia juga melakukan hal demikian dan mengadakan aksi demonstrasi ke Konsulat Prancis bahkan ada yang berdemonstrasi di Lembaga Pendidikan IFI (Institut Francais d'Indonsie) merupakan sebuah lembaga pendidikan bahasa yang dinaungi langsung oleh Kedutaan dan Konsulat Prancis di Indonesia seperti yang di Bandung.

Disaat yang bersamaan muncul kasus serangan terhadap komunitas Muslim-Kristen di Prancis dan Austria sebagai buntut dari serangkaian aksi penghinaan dan pembakaran kitab suci sebagai bagian dari unsur keagamaan. 

Di Prancis selama kurun bulan Oktober 2020 terjadi penyerangan terhadap salah satu guru sekolah dasar yakni Samuel Patty berawal dari penunjukkan karikatur Nabi Muhammad ketika ia mengajar di SMA dihadapan muridnya Samuel Patty menjelaskan hal tersebut sehingga setelahnya Samuel Patty dibunuh oleh muridnya sendiri yang bernama Abdullakh Anzorov bersama dengan enam orang lainnya ditahan sekaligus ditembak mati oleh Kepolisian Prancis (dikutip dari https://www.cnnindonesia.com).

Di Austria terjadi pembunuhan yang dilakukan oleh Kaum Jihadis tepatnya di Wina terjadi pada 30 Oktober 2020 tepatnya dua hari yang lalu yang menyebabkan empat orang tewas. Meskipun belum diketahui apakah ada kaitannya dengan Kasus Majalah Charlie Hebdo yang ada di Prancis.  

Peristiwa ini terjadi beberapa jam sebelum Austria memberlakukan aturan nasional guna menghentikan penularan virus corona. Banyak warga tengah bersenang-senang di restoran dan bar sebelum tempat-tempat itu tutup hingga akhir November.  

Namun apa yang ingin disampaikan disini adalah bahwa serangan terorisme yang terjadi di Eropa baru-baru ini merupakan serangan kekerasan yang berlatang belakangi oleh sentimen anti agama di Eropa. 

Secara keseluruhan jika berkaca pada politik di Eropa memang Eropa merupakan wilayah dengan sekulerisme terbesar namun terdapat beberapa politikus yang anti terhadap Islam mereka inilah yang memainkan peran penting dalam isu yang sedang terjadi di Eropa bahkan menimbulkan serangan yang berujung pada kekerasan (dikutip dari bbc.com).

Referensi:

satu, dua, tiga, empat, lima, enam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun