Mohon tunggu...
M.e.l.i. -
M.e.l.i. - Mohon Tunggu... -

www.kampungfiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(PARADOKS) Petualangan Kwekie

24 April 2011   10:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:27 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia juga memikirkan bak mandi kecil dengan busa sabun wangi yang sering ditiupkan Sammy ke wajahnya. Dan oh, betapa ia merindukan Sammy. Bagaimana keadaannya sekarang? Apakah ia masih akan berpetualangan, berpura pura menjadi bajak laut di kamar mandi tanpa Kwekie, bebek karet kesayangannya? Apakah ia masih membenci sayuran hijau dan takut ke dokter gigi?

Mengingat Sammy selalu membuat Kwekie merasa begitu sedih. Andai ia bisa meneteskan air mata, entah sudah berapa banyak butir yang jatuh dan larut bersama asin laut yang seperti tak berujung ini. Sammy yang baik hati dan penuh cinta. Kwekie mengingat perjumpaannya yang pertama dengan Sammy di arena permainan di sebuah pusat perbelanjaan yang ramai. Ayah Sammy memenangkannya dari mesin permainan yang mempunyai semacam tangan yang berbentuk seperti jari-jari besar. Kwekie lah yang terpilih dari sekian banyak bebek-bebek karet di sana. Ayah Sammy menyerahkan Kwekie kepada Sammy yang segera berlompatan girang. Esok harinya, dari potongan-potongan cerita yang dikumpulkan oleh Kwekie, ayah Sammy mengalami kecelakaan lalu lintas dan meninggal. Jadi, Kwekie adalah pemberian terakhir dari ayah Sammy kepadanya. Bebek karet berwarna kuning yang sanggup berenang selamanya tanpa pernah tenggelam. Semenjak itu, Sammy selalu bersama Kwekie; mandi, tidur dan bermain bersama. Bahkan, Sammy mempersiapkan tempat yang istimewa buat Kwekie di atas meja makan. Sampai kejadian mengerikan di tepi pantai, ketika Sammy didorong oleh seorang anak bertubuh besar dan Kwekie terlepas dari genggamannya, melayang terbang tinggi lalu mendarat di atas ombak-ombak yang segera menghelanya menjauhi pantai.

Oh, Kwekie tidak ingin mengingatnya lagi.

Pada hari ke-203 penderitaan Kwekie, sebuah perahu kecil melintasinya. Sepasang tangan yang kurus menggapai dan mengangkatnya dari lautan air yang beriak-riak. Sebuah suara yang bernada tinggi terdengar beseru, "Lihat! Bebek karet!".

Kwekie melihat seraut wajah kecoklatan seorang anak lelaki dengan pipi berbintik-bintik sedang tersenyum lebar ke arahnya. Matanya yang bulat menatap Kwekie, berbinar-binar hangat dan jenaka. Kwekie melihat rambut kecoklatan yang berterbangan acak-acakan menutupi sebagian kening anak lelaki itu dan sepasang telinganya yang lebar mencuat ke atas. Seperti telinga peri peri yang terdapat di buku dongeng milik Sammy.

"Oh, ia terlihat begitu sedih. Boleh aku membawanya pulang, Ayah?" Tanya anak laki-laki itu penuh harap kepada seorang lelaki tua bertopi lebar yang sedang mengayuh perahu. Lelaki tua itu tersenyum dan mengangguk.

Kwekie merasa suatu menyerbu dan memenuhinya dirinya dengan perasaan yang begitu indah. Rasa bahagia.

Kwekie bersyukur masih hidup.

Rasanya, ia akan mampu mencintai anak lelaki yang mempunyai senyum lebar itu, seperti ia mencintai Sammy. Tentu saja, ia tetap merindukan Sammy dan akan selalu bertanya-tanya, bagaimana kabar Sammy sekarang ini? Apakah ia baik-baik saja?

***

Apakah ini termasuk dongeng atau cerita anak? Iya atau tidak, masuk PARADOKS saja yah. Turut meramaikan. hehehe..

[Untuk Dongeng Nusantara yang lain silakan kunjungi link : Dongeng Anak Nusantara]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun