********
Sudah dua hari tidak ada kabar. Viona seperti lenyap di telan bumi. Tak ada yang menemukan jejaknya. Sampai datang seseorang dari kecamatan sebelah yang melihat pernah ada perempuan berjalan sendiri sambil menangis.
Rombonganpun mulai bergerak. Dengan bantuan beberapa aparat keamanan dan disiarkan melalui Musholla dan Masjid. Hari itu juga Viona ketemu disalah satu rumah warga.
"Kemaren saya lihat di jalan sambil menangis, tidak tega saya tegur dia. Dan kemudian saya ajak kerumah" jelas Linda " tapi sampai saat ini dia tidak mau menjelaskan masalahnya apa.Â
Vionapun diajak pulang.
********
"Viona harus cepat dinikahkan. Biar tidak lari lagi. Biar segera sah dan segera di ajak merantau ke Jakarta." Desak keluarga yang hadir.
"Kita tetapkan saja hari pernikahannya. Semua sudah siap. Calonnya juga baik. Sudah punya usaha. Dan tak ada alasan untuk menolak. Masalah Viona dengan sendirinya nanti akan suka". Sahut Bapaknya
Tak ada pilihan bagi Viona. Semua acara perkawinannya sudah matang direncanakan. Mulai dari persiapan dapur hingga undanganpun sudah di gelar. Tinggal menunggu waktu.
Viona yang ceria lebih banyak diam. Mungkin saja dia pasrah atau sudah setuju. Tak ada yang tahu. Karena semenjak pulang dari pelarian dia lebih banyak di kamar.
Akad nikah berjalan lancar. Semua berkumpul dan bahagia. Banyak makanan tersaji. Bacaan Sholawat berkumandan mengiri hari bahagia itu. Entah dengan Viona. Dia masih lebih banyak diam. Dan tersenyum seperlunya.