Mohon tunggu...
SAMSUTO
SAMSUTO Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Menulis menjadikan diri kita hidup "abadi", menulis membuat ide terus berkembang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pahlawan

6 Agustus 2022   19:43 Diperbarui: 6 Agustus 2022   20:10 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh : Samsuto

Terdengar teriakmu memanggil-Nya

Disaat akal tak lagi mampu

mencerna hamparan waktu

Ketika tangan lunglaai oleh lapar

Bersatu memegang sejata

Do'amu menyatu

Dengan bambu itu

Berharap menahan laju senjata

Yang memuntahkan ribuan peluru durjana

Kakimu yang tak beralas

Menjejak setiap tanah kering

Berlumur darah

Sementara para penjajah

Dengan sepatu gagah 

Bergerak bak gajah

Kurasakan

pekikmu bergetar

Karena mengguncang arsy-Nya

Bambu runcingmu

Panahmu

Cluritmu

Parangmu

Kerismu

bergerak tanpa takut

Setiap butir peluru itu

Kau anggap tangan bidadari yang merengkuhmu

Ku mencium aroma darahmu

Yang menyirami bumi pertiwi

Memupuki setiap harap generasimu

Agar merdeka

Dan tak lagi terhina

10november2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun