DUREN TIGA DAN BELAH DUREN
OLEH: SAMSUTO
Kemaren aku kedatangan tamu, tak lama setelah itu tamu kedua juga datang, maka jumlah kami bertiga. Kebetulan cuaca sedang dingin dan hujan turun dengan deras 30 menit yang lalu. Jadi tersisa dingin yang menusuk-nusuk. Tamu yang merupakan sahabat dekatku ini ngajak ngobrol ngolor ngidul. Mulai aktifitas hari ini, yang yang selain hujan juga macet di beberapa tempat, juga bergeser ke isu yang hangat sampai panas, tak terkecuali adalah kasus tentang tewasnya Brigadir J.
"Menurutku itu benar pelecehan seksual, dan   apa yang dilakukan Bharada E itu sudah tepat". Jelas kang Mumun yang asli Subang dengan logat Sundanya.
" Nggak begitu kang Mumun, itu pasti ada kecemburuan sosial". Sergah bang Mamad yang berasal dari Surabaya.
Aku memilih diam, drama Duren Tiga sangat menyita perhatian publik. Marwah Institusi penting ini sangat dipertaruhkan. Aku hanya berharap dua rekanku tidak masuk keperdebatan itu. Karena tadi pagi pun, teman jualan herbalku ketika bertemu di Agen juga memperbincangkan dan berdebat soal itu sama karyawan di Agen. Bahkan antara yang pro dan kontra sampai geprak meja. Dua hari yang lalu saat aku hadir di acara kendurian lahiran anak tetanggaku juga gitu. Bahkan antara yang pro dan kontra akhirnya pulang tidak tegur sapa.
Sedih, sampai kapan konflik dan kepastian dari kasus ini akan segera berakhir.
"Nah, menurut kamu gimana Sam..?"tanya kang Mumun sama bang Mamat hampir bersamaan membuat saya tergagap karena melamun.
"Menurutku yang salah dari kasus Duren Tiga ini adalah yang tidak makan duren..."jawabku mengelak sambil tertawa. Segera mereka kutarik untuk makan duren dipinggir jalan dekat rumah. Karena memang kami bertiga sangat hobi makan buah yang wangi tersebut.
*************
Jualan Bang Ucok yang asli dari pulau Sumatera tampak ramai. Memang tempat bang Ucok paling enak durennya. Dan setiap beli selalu pas rasanya. Karena bang Ucok sangat ahli dalam memilih buah durian yang matang, sehingga terkadang orang rela mengantri untuk membeli.
"Eh bang Sam... Ayo duduk, aku carikan duren yang paling pas untuk tetanggaku ini, nanti kalau nggak pas, tidak dikasih aku numpang ke kamar mandi". Ujarnya sambil tertawa akrab. Bang Ucok yang berjualan di pinggir jalan memang kerumahku kalau mau ke kamar mandi.
Aku cari bangku yang paling agak pojok diatas trotoar. Beberapa meja sudah tampak penuh dengan pembeli. Kang Maman dan Bang Mamat ikut duduk.