" Sekarang aku minta kalian stop membahas kasus Duren Tiga. Kita cari topik yang lain dululah..."Jelasku dengan tampang serius." Kalau tidak setuju, batal aku traktir duren". Kupasang muka serius. Mereka mengangguk sambil tertawa.
" Oy... Bang Ucok..! Kami pesan duren tiga". Seruku. Bang Ucok tampak mengangguk. Tak lama langsung bawa tiga buah duren terbelah dengan warna dan aroma menggoda. "Pinter kali abang ni". Pujiku sambil meniru logat Sumatra.
Bang Ucok menyambut dengan tawa riangnya sambil duduk di sampingku.
"Bang Sam, terkait Duren Tiga yang abang pesan, mengingatkan aku pada kasus Duren Tiga. Ce' mana menurut Abang Sam..?" tanya bang Ucok dengan serius.
Aku terpana, dan teman-temanku pun tertawa.
"Eh bang, jangan ngomong tentang Duren Tiga....! Sergah bang Mamad sambil menahan tawa.
"Kenapa..?" tanya bang Ucok bingung.
" Karena mereka berdua nanti pengen "Belah Duren" bang Ucok....." Sahutku disambut bang Ucok dengan garuk-garuk kepala.
Menteng 060822
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H