Apa tujuan riset sosial?
Mengapa sebuah proyek pertambangan memerlukan riset sosial? Mungkin akan muncul pertanyaan dari pembaca, mengapa sebuah proyek pertambangan memerlukan riset-riset yang berkaitan dengan tema-tema sosial? Apa saja manfaat yang diperoleh oleh sebuah perusahaan pertambangan dengan dilakukannya riset-riset sosial? Kemudian hasil riset tersebut digunakan untuk apa saja?
Apa saja manfaat dan tujuan dari hasil kajian sosial di lokasi sekitar pertambangan memerlukan jawaban yang kompleks. Demikian juga mengapa sebuah proyek pertambangan memerlukan hasil kajian dari riset sosial. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaa ini perlu pengetahuan yang konprehensif dan sumber literatur yang juga memadai. Saya akan coba menjawabnya sebatas pengatahuan dan pengalaman yang saya miliki saat ini.
Salah satu tujuan perusahaan pertambangan memerlukan kajian-kajian dalam aspek sosial masyarakat sekitar wilayah operasional mereka adalah untuk memenuhi berbagai standar dan regulasi yang ditetapkan baik di dalam negeri maupun internasional. Standar-standar ini mencakup aspek yang luas seperti lingkungan, tenaga kerja, HAM, dan seterusnya. Regulasi-regulasi yang ada juga salah satunya mengatur tentang pemenuhan hak-hak masyarakat lokal yang secara langsung berpotensi terkena dampak dari adanya opersional perusahaan.Â
Selain untuk memenuhi standar dan regulasi-regulasi tadi, riset-riset sosial terhadap masyarakat di sekitar lokasi pertambangan diperlukan bagi perusahaan sebagai landasan untuk merancang strategi komunikasi dan perencanaan program-program yang akan diimplementasikan di tingkat masyarakat. Studi dasar atau baseline study yang memberikan gambaran mengenai kondisi sosial-ekonomi penduduk, budaya, tantangan yang dihadapi serta potensi-potensi yang dimiliki masyarakat itu sendiri ke depannya bisa menjadi acuan yang sangat berguna bagi kebijakan dan program yang akan dilaksanakan kemudian hari.Â
Jenis-jenis riset sosial
Beberapa jenis riset sosial yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan di antaranya riset sosial dasar atau Social Baseline Study, Studi Kelayakan Lingkungan dan Sosial/Environment and Social Due Diligence (ESDD), Studi Dampak Lingkungan dan Sosial/Environment and Social Impact Assessment (ESIA).
Ada juga riset sosial yang hanya fokus pada satu aspek misalnya riset pemetaan stakeholder (Stakeholder Mapping/Stakeholder Engagement), riset-riset tematik atau khusus seperti riset tentang masyarakat adat (Indigenous People) dan peninggalan-penggalan budaya (Cultural Herritage), dan seterusnya sesuai dengan konteks lokasi dan kebutuhan perusahaan tambang itu sendiri.
Sebagai catatan, riset-riset dengan tema sosial ada yang berdiri sendiri alias tidak dijalankan bersamaan dengan riset bertemakan lingkungan (environment), tetapi ada juga yang dilakukan berbarengan dengan riset-riset lingkungan. Riset yang secara khusus merupakan sebuah riset sosial misalnya Riset Sosial Dasar atau Social Baseline Study. Â Dalam riset tersebut tim riset, metode, format laporan, dan sebagainya memang dikhususkan dengan tujuan untuk melakukan riset sosial.
Berbeda halnya dengan Social Baseline Study yang kegiatannya hanya fokus riset sosial, pada riset-riset lainnya seperti ESDD dan ESIA kegitan riset yang dilakukan tidak hanya fokus pada aspek sosial tetapi dilakukan berbarengan dengan aspek-aspek lingkungan/environment. Laporan riset yang dihasilkan terdiri dari banyak bab atau chapter, terdiri dari bab mengenai lingkungan dan bab tentang tema sosial. Oleh karena itu tim kerja biasanya terdiri dari orang sosial dan orang lingkungan. Â Â Â Â Â Â Â
Aspek-aspek yang didalami dalam riset sosial