Jika merujuk pada hakikat sejarahnya, feminisme liberal adalah arus utama dalam gerakan emansipasi. Yang terus lantang menolak manifestasi sistem patriaki hingga norma ferminitas yang diinternalisasikan dalam hidup kita. Misalnya norma menjadi ibu.Â
Dalam hal ini, kaum liberal menginginkan sebuah motherhood yang adil berupa keterbukaan akses ke ruang publik dan pekerjaan di luar rumah. Hak pilih yang mereka perjuangkan bukan akhir dari tujuan, melainkan sarana untuk memastikan hak alami tiap manusia, untuk hidup mandiri, dan mengemangkan semua kemampuan dalam kebebasan. Â
Selain itu muncul juga aliran feminis egalitarian. Yang memperjuangakan keadilan sosial tiap individu namun tetap melibatkan peran instusi neagara dan masyarakat sipil dalam mencapai tujjuan tersebut.
Dari dua aliran tersebut, Fraser sendiri mendalami sebuah aliran feminimisme marxis. Mereka beranggapan bahwa patriaki dan kapitalisme tidak bisa dipisahkan, keduanya membentuk kapitalisme patriakis. Dengan dasar muasalnya adalah menempatkan logika pembagian kerja berdasarkan perbedaan seksual dalam dinamika kapitalisme.Â
Asusmsi tersebut berawal dari cara pandang Federich Engels yang melihat perempuan dari sudut pandang material dengan dua pokok.
         "Menurut konsepsi materialis, faktor yang menentukan dalam sejarah... adalah produksi dan reproduksi kehidupan langsung... Satu sisi produksi alat substensi dan di sisi lain produksi manusia itu sendiri"
Dalam sudut pandang ini, pengertian kapilatlisme itu sendiri meluas mengikuti sudut pandang feminisme. Apa yang oleh Marx disebut sepintas sebagai reproduksi sosial sebagai salah satu dimensi dari kapitalisme dikembangkan lebih lanjut oleh Nancy Frasesr.
Feminisme Dan Kapitalisme Yang Dikelola Oleh Negara
Pasca perang dunia II, negara-negara di Eropa menganut sistem ''kapitalisme yang dikelola negara" (state-managed capitalism). Fraser mengutip pendapat Frederick pollock yang menyebutkan setidaknya tiga ciri kapitalisme negara.
1. Pemerintah mengambil alih produksi dan distribusi
2. Dalam menjalankan kontrol tersebut, pemerintah menggunakan perangkat baru, lama, maupun pasar semu