Kutulis kisah ini pada lembar yang berbunga
hanya sebagai pelepas isi hatiku yang sadrah
ini bukan tentang siapa yang menabur rindu dan siapa yang menuai renjana
namun basirahku terpana
tak kuasa aku tulis berbait ungkap tentang dama
baskara yang ku jaga walau tanpa kilaunya
selaksa kisah tentang renjana
he... ingat kan
kita dibentuk oleh renjana yang tak pernah tersampaikan
terhias tabir pertanyaan-pertanyaan sautan
lantas luruh, berbaur dalam keraguan
teruap begitu saja dan dilupakanÂ
serupa jejak-jejak bena yang ditinggalkan
di sepanjang garis jalan
he... kita simpan selaksa ini sendiri
lewat jeramba-jeramba hati
biarlah renjana-renjana menjadi senandung lirih
yang tenang lalu lari
jujur kukatakan padamu
kalbuku menyimpan rinai renjana
karena pukaumu yang semakin anindya
he... sudahlah
hatiku dilema
antara renjana dan bhama
pasti kan kumiliki jua
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H