Mohon tunggu...
Ganda Samson
Ganda Samson Mohon Tunggu... Ilmuwan - Hidup Matinya Seorang Penulis

Lahir di Pematang Siantar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesakh

28 Maret 2021   08:41 Diperbarui: 28 Maret 2021   08:44 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setelah the Origins of Family menjadi "tingkah laku bersama yang tak harus dihayati secara tertulis", darimana manusia menjelaskan dirinya sebagai komunitas mula-mula? Harari's Chapters memang menjelaskan bagaimana Sapiens membentuk kelompok, tetapi dia agaknya tak memberi minat khusus tentang [M]asyarakat yang secara genuine melahirkan keyakinan. Sementara Enuma Elish dari kawasan Bulan Sabit Babylonia telah memetakan sebuah landscape sederhana paling awal: Codex Hammurabi bersama  mitos-mitos pengaturan orang banyak telah diketahui jauh sebelum Yunani.

Namun tetap harus menjadi soal, Babylonia tak banyak menulis. Catatan itu tak mengalir sampai jauh, pun jika hanya mengandalkan ingatan kolektif manusia ~ yang pasti sangat terbatas. Maka nun jauh di sana, di sebuah sudut muka bumi Nusantara, ribuan tahun sesudahnya Pramoedya Ananta Toer mengingatkan pentingnya tulisan justru setelah manusia tak lagi peduli dengan aksara..       

========

Setelah mengalami dari dekat berbagai tulah "tak berperikemanusiaan", komunitas Habiru (kemudian menyebut dirinya Hebrew)  itu kemudian meninggalkan daratan landai sepanjang Sungai Nil. Seorang lelaki ~ yang konon tampak garang tetapi sebenarnya melankolis ~ mendorong mereka mencapai sebuah Tanah Perjanjian berlimpah madu & susu.

Setidaknya begitulah menurut  Sigmund Freud. Ditemukan putri bangsawan saat kurang dari sebulan, diangkat dari permukaan Sungai Nil yang hanyut bersama sebuah keranjang rang-rang, lelaki itu kemudian diberi nama Ptah-Mose, sebuah nama yang "sangat udik" sekaligus "sangat lelaki". Mungkin lebih mirip Ucok ataupun Udin tinimbang Gus. Tetapi Freud tak menceritkan ihwal ibu biologisnya, yang 'terpaksa bertindak' dan sangat revolusioner  dalam arti sebenarnya.

Melalui berbagai "pengkondisian padang gurun' yang makin mematangkan nalurinya, lelaki itu akhirnya berani menantang penguasa Mesir. Namun dalam Moses and Monotheism, Freud tegas menunjukkan bahwa gagasan tentang SATU TUHAN sebetulnya belum cukup meyakinkan pada figur Musa kedua ini. "Tetapi dapat dikatakan bahwa perlawanan Musa terhadap Firaun yang selalu menunjuk ke Atas (verb/kata kerja) sangat menginspirasinya, dan seharusnya juga menginpirasi orang-orang Habiru itu. Sebuah inspirasi yang nantinya ~ dalam versi kitab suci atawa Musa figur ketiga ~ akan semakin menemukan bentuk, makna dan tujuan yang lebih konkret.

Tetapi bagaimana manusia modern menjelaskan perjalanan Bangsa Hebrew melintasi gurun Afrika Utara hingga Asia Barat selama 40 tahun? Adakah kontinuitas narasi yang tetap aktual sepanjang 32  abad? Apakah Holyland Tours sebuah jembatan iman otentik?

Bagi para sarjana (bdk. Ord, Lang & Gottwald], kita sesungguhnya tidak bisa memperoleh gambaran yang cukup faktual sekaligus reflektif  mengenai Exodus tanpa menerima secara terbuka hubungannya dengan sebuah Involusi Pertanian bahkan Revolusi Sosial. Pesakh ataupun Paska bukanlah sekadar peristiwa hampa.  

==========

Sebab kita semua tahu bahwa Mesir di bawah Akhnaton adalah Negara Super Power; sementara kawasan Timur Tengah saat itu masih dipenuhi para bandits, kelompok-kelompok preman dan jawara-jawara Padang Pasir yang saling berebut kuasa jarahan. Dalam kondisi demikian, polisi-polisi perbatasan Mesir tentu menjadi lawan tangguh mereka.

Tidak bisa lain, pengorganisasian sekaligus legitimasi ilahi harus menjadi senjata utama melawan Sang Tiran, sebuah ide yang terinspirasi justru dari Mesir sendiri. Maka, kerajaan-kerajaan awal (dan tertua) di Yabes harus menguji rasa percaya diri mereka, bahkan harus melampaui para pendahulu yang telah gagah berani "mengganggu Mesir", termasuk dengan mempengaruhi budak-budak (slaves) yang dijuluki Habiru. Sistem kerja Corvee harus pula menjadi bahan pelajaran yang jangan sampai terulang.

"Bahkan jari kelingking ku masih lebih kuat dibanding pinggang ayahku", kata sang raja mengawali perlawanannya terhadapan keadaan yang tak berpihak itu. Perumpamaan seorang lelaki Yahudi yang ciut oleh hasil-hasil panen gandum, tetapi tidak mempan digertak secara politik.

Tatkala menghadapi Mesir, tuan-tuan tanah dan ketua-ketua syech itu tentu tak selalu gilang-gemilang. Bahkan hingga Dinasti Ramses menguasai hajat hidup suatu Imperium, kegagalan demi kegagalan timbul begitu saja silih berganti. Tetapi dalam satu kesempatan, pada periode antar-kekuasaan di Mesir, mereka yang semakin terlatih, percaya diri dan beriman itu berusaha keras membuktikan bahwa mereka mampu mengalahkan Mesir.

Maka peristiwa Pesakh adalah sebuah puncak pembuktian betapa pilihan dan keberanian "menyerbu" Adi Daya Mesir demi mengubah Sistem Pertanian, mengubah Sistem Sosial dan mengubah Sembahan Absolut merupakan tindakan yang tepat. Untuk itu mereka memang harus terjun bebas menuju lembah maut dan kematian hingga di dasar laut, tetapi kemudian terbukti bahwa kekalahan Mesir merupakan peristiwa yang juga mengandung campur tangan ilahi (Ixtus)..., sekaligus tak bisa ditunda lagi. Mungkin merekalah Sapiens yang memulai sejarah peradaban.   

==========

Dengan Pesakh, kematian bukanlah akhir segalanya. Dunia kegelapan di dasar Laut Mati justru terlampaui melalui sikap percaya diri dengan pertolongan YHWH.  

Pula dengan Monoteisme, bukanlah soal bagaimana menyebut SATU (seolah) dengan  jernih atau sekadar mengartikan DARI ATAS secara lantang. Kalau cuma itu, jajaran firaun Mesir tentu lebih jernih, fasih dan lantang. Tetapi kemudian terbukti bahwa pengertian-pengertian dangkal seperti itu telah 'tercecer' di sepanjanng peradaban. Monoteisme merupakan sejarah bagaimana suatu kelompok memilih, menetapkan dan konsekuen sepanjang hayat dengan pilihan serta ingatan kolektifnya, sambil menguatkan berbagai gagasan dan tali temali yang bernas hingga generasi selanjutnya.

Tinimbang mengafirmasi penyangkalan adi kodrati terhadap berbagai ihwal yang sebetulnya sangat kodrati, pengakuan bahwa sejarah mula-mula itu berisi berbagai intrik manusiawi tentulah merealisasikan keimanan paling bermanfaat sepanjang hayat. Narasi kitab suci sungguh merupakan refleksi orang beriman sepanjang zaman. Bukan soal pembuktian atas kepalsuan atau ketidak-palsuan, yang pada akhirnya menjerat leher sendiri akibat gagap menghadapi tantangan hidup.   

========== 

Beberapa orang Yahudi yang saya wawancarai di sebuah kota di Jawa Timur menyatakan bahwa Yudaisme bukanlah sebuah Ortodoksi, bahkan sejak awal. Tetapi adalah pengamalan, sekaligus pembuktian sepanjang sejarah. Mereka yang kini dijuluki Kaifeng dan bermukim di kota L sejak lima generasi lalu juga mengakui hal tersebut.

Selamat Menyambut Pekan Paska!     

Terima Kasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun