Mohon tunggu...
Ganda Samson
Ganda Samson Mohon Tunggu... Ilmuwan - Hidup Matinya Seorang Penulis

Lahir di Pematang Siantar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesakh

28 Maret 2021   08:41 Diperbarui: 28 Maret 2021   08:44 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Bahkan jari kelingking ku masih lebih kuat dibanding pinggang ayahku", kata sang raja mengawali perlawanannya terhadapan keadaan yang tak berpihak itu. Perumpamaan seorang lelaki Yahudi yang ciut oleh hasil-hasil panen gandum, tetapi tidak mempan digertak secara politik.

Tatkala menghadapi Mesir, tuan-tuan tanah dan ketua-ketua syech itu tentu tak selalu gilang-gemilang. Bahkan hingga Dinasti Ramses menguasai hajat hidup suatu Imperium, kegagalan demi kegagalan timbul begitu saja silih berganti. Tetapi dalam satu kesempatan, pada periode antar-kekuasaan di Mesir, mereka yang semakin terlatih, percaya diri dan beriman itu berusaha keras membuktikan bahwa mereka mampu mengalahkan Mesir.

Maka peristiwa Pesakh adalah sebuah puncak pembuktian betapa pilihan dan keberanian "menyerbu" Adi Daya Mesir demi mengubah Sistem Pertanian, mengubah Sistem Sosial dan mengubah Sembahan Absolut merupakan tindakan yang tepat. Untuk itu mereka memang harus terjun bebas menuju lembah maut dan kematian hingga di dasar laut, tetapi kemudian terbukti bahwa kekalahan Mesir merupakan peristiwa yang juga mengandung campur tangan ilahi (Ixtus)..., sekaligus tak bisa ditunda lagi. Mungkin merekalah Sapiens yang memulai sejarah peradaban.   

==========

Dengan Pesakh, kematian bukanlah akhir segalanya. Dunia kegelapan di dasar Laut Mati justru terlampaui melalui sikap percaya diri dengan pertolongan YHWH.  

Pula dengan Monoteisme, bukanlah soal bagaimana menyebut SATU (seolah) dengan  jernih atau sekadar mengartikan DARI ATAS secara lantang. Kalau cuma itu, jajaran firaun Mesir tentu lebih jernih, fasih dan lantang. Tetapi kemudian terbukti bahwa pengertian-pengertian dangkal seperti itu telah 'tercecer' di sepanjanng peradaban. Monoteisme merupakan sejarah bagaimana suatu kelompok memilih, menetapkan dan konsekuen sepanjang hayat dengan pilihan serta ingatan kolektifnya, sambil menguatkan berbagai gagasan dan tali temali yang bernas hingga generasi selanjutnya.

Tinimbang mengafirmasi penyangkalan adi kodrati terhadap berbagai ihwal yang sebetulnya sangat kodrati, pengakuan bahwa sejarah mula-mula itu berisi berbagai intrik manusiawi tentulah merealisasikan keimanan paling bermanfaat sepanjang hayat. Narasi kitab suci sungguh merupakan refleksi orang beriman sepanjang zaman. Bukan soal pembuktian atas kepalsuan atau ketidak-palsuan, yang pada akhirnya menjerat leher sendiri akibat gagap menghadapi tantangan hidup.   

========== 

Beberapa orang Yahudi yang saya wawancarai di sebuah kota di Jawa Timur menyatakan bahwa Yudaisme bukanlah sebuah Ortodoksi, bahkan sejak awal. Tetapi adalah pengamalan, sekaligus pembuktian sepanjang sejarah. Mereka yang kini dijuluki Kaifeng dan bermukim di kota L sejak lima generasi lalu juga mengakui hal tersebut.

Selamat Menyambut Pekan Paska!     

Terima Kasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun