Pertama-tama, ASR memilih makanan tradisional atas pertimbangan kesehatan. Makanan khas Sulawesi Tenggara sering kali menggunakan bahan-bahan alami dan segar, tanpa tambahan bahan kimia berbahaya. Ini sejalan dengan semangat gaya hidup sehat yang semakin menjadi tren di masyarakat modern. ASR mengajarkan bahwa keberlanjutan hidup dimulai dari keberlanjutan kesehatan, dan makanan tradisional adalah kunci untuk mencapainya.
Selain itu, ASR juga melihat pemilihan makanan tradisional sebagai bentuk penghargaan dan pelestarian terhadap warisan budaya Sulawesi Tenggara. Dalam globalisasi yang terus berkembang, tradisi dan kearifan lokal sering kali terpinggirkan. Dengan memilih makanan tradisional, ASR turut serta dalam upaya melestarikan identitas unik daerahnya. Ini memberikan pesan yang kuat kepada generasi muda bahwa menghargai akar budaya adalah kunci untuk menjaga jati diri dalam dinamika global.
Dengan menerapkan gaya hidup ini, ASR juga menciptakan ikatan emosional dengan masyarakat setempat. Ia tidak hanya menjadi pemimpin yang berbicara dari atas, tetapi turut merasakan dan memahami kehidupan sehari-hari masyarakat. Melalui contoh ini, ASR memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk tetap terhubung dengan akar budaya mereka, termasuk melalui makanan tradisional Sulawesi Tenggara. Dengan harapan bahwa melalui pemilihan makanan ini, generasi muda akan terus merawat dan memperkuat kekayaan budaya Sulawesi Tenggara untuk generasi mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H