Demonstrasi dan Mogok Kerja: Kesenjangan sosial ekonomi dapat memicu demonstrasi dan mogok kerja oleh para pekerja, yang dapat mengganggu operasional perusahaan dan menyebabkan kerugian finansial.
Kerusakan Fasilitas: Kerusuhan dan konflik sosial dapat menyebabkan kerusakan fasilitas perusahaan, yang membutuhkan biaya perbaikan yang tinggi.
Penurunan Citra dan Kepercayaan: Kerusuhan dan konflik sosial dapat merugikan citra perusahaan dan menurunkan kepercayaan pelanggan dan investor.
3. Penurunan Citra Perusahaan
Diskriminasi dan Pelecehan: Isu diskriminasi dan pelecehan dapat merusak citra perusahaan, menyebabkan hilangnya kepercayaan pelanggan dan investor, dan berakibat pada penurunan penjualan dan profit.
Pelanggaran Hak-Hak Pekerja: Pelanggaran hak-hak pekerja, seperti tidak membayar upah lembur, dapat memicu protes dan boikot dari masyarakat, yang berdampak negatif pada citra perusahaan.
Gagal Menyesuaikan Diri dengan Standar Etika: Perusahaan yang tidak mengikuti standar etika dan tanggung jawab sosial dapat tersingkir dari pasar yang semakin kompetitif dan sadar akan isu sosial.
4. Tekanan Regulasi dan Peraturan
Peraturan yang Lebih Ketat: Pemerintah dan organisasi internasional semakin gencar menerapkan regulasi yang melindungi pekerja dan lingkungan. Perusahaan yang tidak mengikuti regulasi ini dapat menghadapi sanksi dan denda yang tinggi, bahkan berpotensi bangkrut.
Pengawasan yang Lebih Intensif: Pengawasan yang lebih intensif dari pemerintah terhadap praktik bisnis perusahaan dapat mendorong perusahaan untuk menerapkan praktik yang lebih bertanggung jawab dan adil.
Gagal Beradaptasi dengan Perubahan Regulasi: Perusahaan yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan regulasi dan tuntutan masyarakat dapat tertinggal dan tersingkir dari pasar.