Sektor industri, bagaikan mesin raksasa penggerak ekonomi, menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat dan membuka lapangan kerja. Namun, di balik gemerlapnya kemajuan, terdapat luka menganga yang tak tersembunyi
Kesenjangan ini termanifestasi dalam distribusi keuntungan yang tidak merata. Perusahaan besar meraup keuntungan besar, namun tidak selalu sebanding dengan kesejahteraan pekerja. Gaji rendah, jam kerja panjang, dan kondisi kerja yang kurang aman menjadi realita bagi banyak pekerja industri.
Ironisnya, di tengah kelimpahan keuntungan, isu diskriminasi dan pelecehan masih membayangi sektor ini. Perempuan dan minoritas sering kali tersisih dan mengalami perlakuan tidak wajar. Kesenjangan ini kian mencolok, memicu keresahan dan ketidakstabilan sosial.
Ancaman Kebangkrutan: Luka Lama yang Diperparah
Kesenjangan sosial ekonomi bukan hanya luka lama yang menganga, namun juga menjadi faktor pendorong bagi ancaman kebangkrutan di beberapa sektor industri. Faktor-faktor ini, antara lain:
1. Ketidakpuasan Pekerja
Gaji Rendah: Gaji yang tidak sesuai dengan kontribusi dan kompetensi pekerja dapat menyebabkan demotivasi dan ketidakpuasan. Hal ini dapat menurunkan produktivitas dan efisiensi, berakibat pada kerugian bagi perusahaan.
Jam Kerja Panjang: Jam kerja yang berlebihan dapat menyebabkan kelelahan dan stres bagi pekerja, sehingga menurunkan kualitas pekerjaan dan meningkatkan risiko kecelakaan.
Kondisi Kerja yang Tidak Aman: Kondisi kerja yang tidak aman, seperti paparan bahan kimia berbahaya dan kurangnya alat pelindung diri (APD), dapat membahayakan kesehatan pekerja dan meningkatkan biaya kompensasi bagi perusahaan.
2. Kerusuhan dan Konflik Sosial